Open Menu

Perbedaan Problem Solving dan Problem Based Learning: Menemukan Solusi dengan Gaya Berbeda

  • 1.1 Problem Solving
  • 1.2 Problem Based Learning
  • 2.1 Apa keuntungan dari problem solving?
  • 2.2 Apa perbedaan antara problem based learning dan problem solving?
  • 3 Kesimpulan

Problem Solving

Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu proses di mana seseorang mencari solusi untuk suatu permasalahan yang dihadapi. Dalam problem solving, individu mencoba mengidentifikasi akar permasalahan, menganalisis faktor-faktor terkait, dan mencari cara terbaik untuk mencapai solusi yang efektif. Seperti pahlawan di film aksi, problem solving cenderung didorong oleh keingintahuan dan dorongan untuk menemukan solusi yang konkret.

Problem Based Learning

Problem based learning, atau PBL, adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa mempelajari materi dengan cara memecahkan permasalahan yang nyata, yang sering kali merupakan situasi yang kompleks dan ambigu. Dalam PBL, siswa diberi tantangan untuk menggali informasi, menganalisis data, dan bekerja sama dalam tim untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang dipelajari. Seolah-olah sedang menjalani misi rahasia, PBL menempatkan siswa dalam peran yang aktif dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Perbedaan dalam Pendekatan

Meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, problem solving dan problem based learning memiliki perbedaan penting dalam pendekatan yang mereka gunakan.

Problem solving adalah pendekatan yang lebih terarah pada penyelesaian masalah yang konkret, dengan langkah-langkah yang jelas dan tujuan yang pasti. Individu diarahkan pada identifikasi masalah dan pencarian solusi yang efektif, sering kali dengan batasan yang diberikan. Pendekatan ini memberikan pemecahan yang terfokus dengan hasil yang dapat diukur.

Sementara itu, problem based learning dikembangkan dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Dalam PBL, teori dan konsep diajarkan melalui kasus-kasus dunia nyata, yang mengundang siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mengidentifikasi masalah, mencari informasi, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri. Proses ini lebih terbuka dan memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, dan kerjasama secara lebih menyeluruh.

Perbedaan lainnya terletak pada sumber masalah yang dihadapi. Dalam problem solving, permasalahan sering kali didesain untuk melatih kemampuan spesifik, sedangkan dalam problem based learning, masalah yang dihadapi berhubungan langsung dengan konteks nyata, yang mempertimbangkan beragam faktor dan memerlukan pemikiran yang interdisipliner.

Problem solving dan problem based learning adalah dua pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah. Problem solving menitikberatkan pada solusi konkret dan terarah, sementara problem based learning fokus pada pemahaman yang mendalam dan persiapan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Keduanya memiliki nilai yang penting dalam konteks pembelajaran, namun keputusan dalam menerapkan pendekatan yang mana bergantung pada tujuan, konteks, dan karakteristik siswa yang ingin dicapai. Jadi, pilihlah sesuai kebutuhan dan siapkan diri seperti seorang detektif yang tak terkalahkan, untuk menghadapi berbagai masalah yang akan datang!

Perbedaan Problem Solving dan Problem Based Learning

Problem solving dan problem based learning (PBL) adalah dua pendekatan pembelajaran yang umum digunakan dalam memecahkan masalah. Meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan antara problem solving dan PBL.

Problem solving adalah pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Dalam problem solving, masalah didefinisikan dengan jelas dan langkah-langkah sistematis diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pendekatan ini sering digunakan dalam konteks bisnis dan teknologi.

Proses problem solving melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Mengidentifikasi masalah: Pertama, masalah harus diidentifikasi dengan jelas. Hal ini melibatkan mengumpulkan informasi dan menentukan sumber masalah.
  • Analisis masalah: Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menganalisis masalah secara menyeluruh. Ini melibatkan pemahaman terhadap penyebab masalah dan mencari solusi yang tepat.
  • Mengembangkan strategi: Setelah masalah diidentifikasi dan dianalisis, strategi dan rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut harus dikembangkan. Ini melibatkan menentukan langkah-langkah yang harus diambil dan sumber daya yang diperlukan.
  • Menerapkan solusi: Setelah strategi dikembangkan, langkah berikutnya adalah menerapkan solusi yang telah dirancang. Hal ini melibatkan mengimplementasikan rencana yang telah dibuat dan memantau perkembangan solusi yang diimplementasikan.
  • Mengevaluasi hasil: Setelah solusi diterapkan, langkah terakhir adalah mengevaluasi hasilnya. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa solusi yang diberikan efektif dalam menyelesaikan masalah.

Problem Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah melalui kolaborasi dan pengalaman langsung. Dalam PBL, siswa dihadapkan pada masalah dunia nyata yang kompleks dan diminta untuk bekerja sama dalam mencari solusi yang efektif.

Proses PBL melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Identifikasi masalah: Langkah pertama dalam PBL adalah mengidentifikasi masalah dunia nyata yang relevan dengan materi pelajaran. Masalah ini harus memberikan tantangan yang membutuhkan pemikiran kritis dan kreativitas untuk menyelesaikannya.
  • Pelatihan awal: Setelah masalah diidentifikasi, siswa diberikan pelatihan awal untuk membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan, dan konsep yang diperlukan untuk memahami masalah dan mencari solusi.
  • Kolaborasi dalam kelompok: Siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk memahami dan menganalisis masalah secara lebih mendalam. Mereka saling berbagi pengetahuan, memperoleh wawasan baru, dan mengembangkan solusi yang efektif.
  • Pencarian solusi: Setelah pemahaman terhadap masalah meningkat, siswa dipersilakan mencari solusi yang paling tepat. Ini melibatkan melakukan penelitian, mengumpulkan data, dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari.
  • Presentasi dan refleksi: Akhirnya, siswa akan mempresentasikan solusi yang mereka temukan kepada kelompok dan guru. Mereka juga akan merefleksikan pengalaman pembelajaran mereka dan mendiskusikan pembelajaran yang diperoleh dalam proses ini.

Apa keuntungan dari problem solving?

Problem solving memiliki beberapa keuntungan yang signifikan. Diantaranya adalah:

  • Peningkatan kemampuan berpikir kritis: Dengan sering menggunakan pendekatan problem solving, siswa dapat mengasah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan ini penting dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
  • Peningkatan kreativitas: Problem solving juga dapat meningkatkan kreativitas siswa. Dalam mencari solusi, siswa sering kali harus berpikir out-of-the-box dan mencoba berbagai pendekatan yang tidak lazim.
  • Peningkatan penguasaan materi: Dalam problem solving, siswa harus berhadapan langsung dengan konsep yang diajarkan. Dalam proses mencari solusi, mereka akan memperdalam pemahaman mereka tentang materi pelajaran.

Apa perbedaan antara problem based learning dan problem solving?

Problem based learning berbeda dengan problem solving dalam beberapa aspek:

  • Pendekatan: Problem solving adalah pendekatan untuk memecahkan masalah yang lebih umum dan dapat digunakan dalam berbagai konteks, sementara problem based learning adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan pemecahan masalah sebagai sarana untuk mengajar dan mempelajari konsep.
  • Keterlibatan siswa: Problem solving seringkali dilakukan oleh individu secara mandiri, sedangkan problem based learning melibatkan siswa dalam kerja sama kelompok untuk memecahkan masalah.
  • Kompleksitas masalah: Masalah dalam problem solving umumnya lebih terdefinisi dengan baik dan dapat dipecahkan dengan langkah-langkah yang sistematis. Sementara itu, masalah dalam problem based learning seringkali kompleks dan tidak memiliki solusi yang jelas.

Problem solving dan problem based learning adalah dua pendekatan pembelajaran yang berbeda namun berfokus pada pemecahan masalah. Problem solving menggunakan langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Sementara itu, problem based learning mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah dunia nyata melalui kolaborasi dan pengalaman langsung.

Keuntungan problem solving meliputi peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan penguasaan materi. Sementara itu, perbedaan antara problem based learning dengan problem solving terletak pada pendekatannya, keterlibatan siswa, dan kompleksitas masalah yang dihadapi.

Dalam menghadapi tantangan dan masalah dalam kehidupan, baik problem solving maupun problem based learning dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai solusi yang efektif dan kreatif. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dalam kedua pendekatan ini.

Jika Anda ingin menjadi seorang yang mahir dalam pemecahan masalah, mulailah dengan memahami dengan baik konsep dan prinsip-prinsip di balik problem solving dan problem based learning. Terapkan pendekatan yang sesuai dengan situasi yang Anda hadapi dan terus asah keterampilan Anda melalui latihan dan pengalaman.

Artikel Terbaru

Placeholder image

Fungsi Kuadrat: Mencari Nilai Minimum dengan Santai!

Namunia! Inilah Deretan Nama Benda Berawalan Huruf F yang Akan Mengguncang Ranking di Google

Namunia! Inilah Deretan Nama Benda Berawalan Huruf F yang Akan Mengguncang Ranking di Google

Lampu Hias Pagar Depan Rumah: Puncak Kreativitas untuk Tampilan yang Memukau

' src=

Lala Sari S.Pd.

Peneliti yang mencari inspirasi dalam buku-buku. Saya siap berbagi pengetahuan dengan Anda. View all posts by Lala Sari S.Pd.

Tulis Komentar Anda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Perbedaan Problem Solving Dan Problem Based Learning

Dalam dunia pendidikan, terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan belajar dan berpikir siswa. Dua pendekatan yang sering digunakan adalah problem solving (pemecahan masalah) dan problem based learning (pembelajaran berbasis masalah). Meskipun kedua pendekatan ini sering digunakan secara bergantian, sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya. Artikel ini akan membahas perbedaan antara problem solving dan problem based learning.

Problem Solving

Problem solving merupakan suatu proses kognitif yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis situasi, dan mencari solusi yang tepat. Pendekatan ini biasanya dilakukan dalam konteks tertentu dan fokus pada pemecahan masalah yang spesifik. Siswa yang menggunakan pendekatan ini akan melalui langkah-langkah seperti mengumpulkan informasi, menganalisis situasi, mengembangkan strategi, mengimplementasikan solusi, dan mengevaluasi hasilnya. Problem solving sering diterapkan dalam matematika, sains, dan bidang lain yang membutuhkan pemecahan masalah logis.

Problem Based Learning

Sementara itu, problem based learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada masalah. Dalam pendekatan ini, siswa diberikan masalah yang menantang dan harus mencari solusi melalui kolaborasi dan penelitian. Tujuan utama dari problem based learning adalah mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang topik tertentu, serta keterampilan berpikir kritis dan kemampuan bekerja dalam kelompok. Siswa dibimbing oleh pendidik dalam proses pembelajaran, namun tanggung jawab utama dalam mencari solusi berada pada siswa itu sendiri.

Perbedaan Utama

Perbedaan utama antara problem solving dan problem based learning terletak pada pendekatannya. Problem solving lebih fokus pada identifikasi dan pemecahan masalah yang spesifik, sementara problem based learning berfokus pada pengembangan pemahaman yang mendalam melalui pemecahan masalah yang kompleks. Problem solving biasanya dilakukan secara individu, sedangkan problem based learning melibatkan kerja sama dalam kelompok. Pendekatan problem based learning juga menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, sementara problem solving lebih berfokus pada pemecahan masalah secara logis.

1. Apakah problem based learning lebih efektif daripada problem solving?

Jawaban: Efektivitas kedua pendekatan ini tergantung pada tujuan pembelajaran dan konteksnya. Problem solving lebih cocok untuk memecahkan masalah logis, sedangkan problem based learning lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam.

2. Apakah siswa harus menggunakan kedua pendekatan ini?

Jawaban: Tidak ada satu pendekatan yang lebih baik dari yang lain. Siswa dapat menggunakan kedua pendekatan ini bergantung pada situasi dan konteks pembelajaran.

3. Apakah problem based learning hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu?

Jawaban: Tidak, problem based learning dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, terutama yang membutuhkan pemahaman mendalam dan keterampilan berpikir kritis.

4. Apakah problem based learning membutuhkan waktu yang lebih lama daripada problem solving?

Jawaban: Problem based learning memang membutuhkan waktu yang lebih lama karena melibatkan penelitian dan kerja sama dalam kelompok. Namun, hal ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam dan keterampilan yang lebih luas.

5. Apakah problem solving dan problem based learning dapat digabungkan?

Jawaban: Ya, kedua pendekatan ini dapat digabungkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Siswa dapat menggunakan problem solving dalam konteks problem based learning untuk mencapai hasil yang lebih baik.

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)

bedanya problem solving dan problem based learning

Pengertian Problem Based Learning

Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh Shoimin (2017, hlm. 129) bahwa problem based learning artinya menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari (Shoimin, 2017, hlm. 129).

Melengkapi pernyataan tersebut, Panen (dalam Rusmono 2014, hlm. 74) menyatakan bahwa dalam model pembelajaran dengan pendekatan problem based learning , peserta didik diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk melakukan pemecahan masalah.

Masalah adalah hal paling nyata yang akan menjadi hambatan utama dalam kehidupan manusia. Lalu “masalah” sendiri itu apa? Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Menghadapi masalah akan mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam menjalani hidup.

Mengapa? Karena peserta didik langsung mempelajari bagaimana caranya menghadapi berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup. Saat hal tersebut terjadi, karakter (sikap) dan daya nalar (kognisi) mereka akan teruji dan terlatih dalam sekali tepuk.

Pengertian Problem Based Learning menurut Para Ahli

Untuk memastikan kesahihan pengertian model PBL, berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai definisi problem based learning .

Delisle dalam Abidin (2014, hlm. 159) menyatakan bahwa problem based learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran.

Tim Kemdikbud

Tim Kemdikbud (2013b) dalam Abidin (2014, hlm. 159) memandang model PBL sebagai suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks dalam pembelajaran agar peserta didik dapat belajar berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sekaligus memperoleh pengetahuan. (Duch, 1995 dalam Shoimin, 2017, hlm. 130).

Finkle dan Torp

Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2017, hlm. 130) mengungkapkan bahwa problem based learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah, dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.

Torp dan Sage

Problem based learning merupakan model pembelajaran yang difokuskan untuk menjembatani siswa agar memperoleh pengalaman belajar dalam mengorganisasikan, meneliti, dan memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks (Torp dan Sage dalam Abidin, 2014, hlm. 160).

Sintaks Problem Based Learning

Lalu seperti apa sintaks, prosedur, langkah, atau tahapan dari model problem based learning? Sintaks model pembelajaran problem based learning menurut Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 151) adalah sebagai berikut.

  • Memberikan orientasi masalah kepada siswa dengan menjelaskan tujuan pembelajaran serta bahan dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Membantu mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa dalam belajar menyelesaikan masalah.
  • Guru mendorong peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai dan mecari penjelasan pemecahan masalahnya.
  • Mendukung siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
  • Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya dan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Sementara itu, langkah pembelajaran problem based learning menurut Shoimin (2017, hlm. 131) adalah:

  • menjelaskan tujuan pembelajaran meliputi menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih,
  • membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan tersebut,
  • mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk penjelasan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah,
  • membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan laporan hasil karya yang sesuai seperti laporan,
  • guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka.

Contoh Penerapan PBL

Selanjutnya, contoh penerapan model pembelajaran problem based learning (dalam RPP) menurut Ibrahim&Nur (dalam Trianto, 2017, hlm. 12) adalah sebagai berikut.

Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning

Segala hal di dunia ini tentunya akan hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tak luput dari ketidaksempurnaan tersebut, problem based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang akan dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini.

Kelebihan PBL

Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani (2016, hlm. 48) adalah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar untuk mentransfer pengetahuan yang baru serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan ketrampilan kreatif.

Selain itu, Shoimin (2017, hlm. 132) mengungkapkan beberapa kelebihan model pembelajaran berbasis masalah yang meliputi:

  • mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah pada dunia nyata,
  • membangun pengetahuan siswa melalui aktivitas belajar,
  • mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan,
  • terjadi aktivitas ilmiah melalui kerja kelompok pada siswa,
  • kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan diskusi dan presentasi hasil pekerjaan,
  • melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan secara individual dapat diatasi.

Manfaat Problem Based Learning

Selain berbagai kelebihan di atas, Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 152) mengemukakan pendapat bahwa kekuatan atau manfaat utama penerapan model pembelajaran PBL adalah sebagai berikut.

  • Siswa akan tertantang untuk menyelesaikan masalah yang akan membuat siswa menjadi terbiasa menghadapi masalah
  • Solidaritas sosial akan terpupuk dengan adanya diskusi dengan teman satu kelompok,
  • Guru dengan siswa akan semakin akrab
  • Siswa akan terbiasa menerapkan metode eksperimen karena ada kemungkinan suatu masalah yang harus diselesaikan siswa melalui eksperimen

Kekurangan PBL

Sementara itu, kelemahan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin (2017, hlm. 132) antara lain:

  • tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan PBL , guru harus tetap berperan aktif dalam menyajikan materi (dan akan kesulitan dalam kelas gemuk);
  • keragaman siswa yang tinggi dalam suatu kelas akan menyulitkan dalam pembagian tugas berdasarkan masalah nyata.

Selain itu, menurut Abidin (2014, hlm. 163) kekurangan dalam model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.

  • Siswa yang terbiasa mendapatkan informasi yang diperoleh dari guru sebagai narasumber utama akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar sendiri dalam pemecahan masalah.
  • Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba memecahkan masalahnya.
  • Tanpa adanya pemahaman siswa terhadap mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.

Tujuan Problem Based Learning

Hosnan (2014, hlm. 298) menjelaskan bahwa tujuan utama dari model PBL bukan sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa namun juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan siswa itu sendiri yang secara aktif dapat memperoleh pengetahuannya sendiri.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Al-Tabany (2017, hlm. 71) yang menyatakan bahwa model problem based learning berusaha untuk membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom.

Melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa secara tidak langsung akan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari PBL adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, mandiri dalam belajar, dan memiliki keterampilan sosial yang tinggi dalam kehidupan.

  • Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013 . Bandung: PT Refika Aditama.
  • Al-Tabany, Trianto. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontektual . Jakarta: Kencana.
  • Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 . Bogor: Ghalia Indonesia.
  • Rusmono, R. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru (Edisi Kedua) . Bogor: Ghalia Indonesia.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 . Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
  • Warsono & Hariyanto. (2013). Pembelajaran Aktif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Artikel Terkait

Gabung ke percakapan.

Kl untuk materi sujud sukur bisakah memakai model ini?

Kemungkinan besar bisa, misalnya permasalahan yang didefinisikan adalah seseorang yang masih bingung dan belum tahu bagaimana caranya untuk melakukan sujud syukur. Namun sepertinya masih ada metode atau model lain yang lebih cocok. Boleh dicek di: https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-macam-contoh/ dan https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-macam-menurut-para-ahli/

penggunaan model PBL untuk materi berbasis teks bisa gak ya? misalnya teks eksposisi, teks puisi, eksplanasi

Sangat bisa dan sudah banyak yang melakukan implementasinya. Implementasi yang paling banyak digunakan adalah menggunakan bantuan video. Peserta didik diminta untuk menonton suatu video yang menarik terlebih dahulu, setelahnya mereka diminta untuk menjelaskan kembali (jika teks eksplanasi) atau memberikan pendapat (jika teks eksposisi) mengenai video yang telah mereka tonton.

Saya merasa senang dengan metode PBL karena cocok untuk mengajar siswa SD.

Terima kasih atas informasi yang begitu bermanfat bagi kami guru dalam meningkatkan profesionalisme guru

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Tinggalkan Komentar

bedanya problem solving dan problem based learning

Home » Problem Based Learning: Karakteristik dan Pengertiannya

Problem Based Learning: Karakteristik dan Pengertiannya

  • November 12, 2023
  • Pembelajaran

Problem Based Learning

Tahukah Anda apa itu metode problem based learning? Metode ini sekarang sudah banyak teraplikasi di instansi pendidikan dari sekolah hingga perguruan tinggi. Ini karena keunggulan dan juga manfaat dari metode tersebut. 

Mungkin beberapa pihak masih sangat asing dengan metode ini. Padahal pembelajaran dengan menggunakan problem based adalah suatu cara yang tepat untuk pendidikan anak-anak Indonesia. Hal ini tentu sangatlah berguna bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Untuk itulah para guru harus bisa mempraktekkan metode ini dengan baik. 

Jika Anda masih asing dengan metode pembelajaran satu ini, silahkan membaca beberapa informasinya di bawah ini. Jadi Anda bisa memahami inti dan juga langkah-langkah praktiknya. 

Apa itu Problem Based Learning?

Metode problem based learning adalah suatu metode belajar yang menuntut siswa atau mahasiswa agar bisa aktif dalam memanfaatkan keterampilan dan kecerdasan dalam menyelesaikan suatu masalah yang mereka hadapi. Metode ini juga biasa disebut dengan Pembelajaran Berbasis Masalah atau PBM. Sesuai dengan namanya, metode ini bekerja dengan memberikan suatu masalah kepada peserta didik sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan efektif. 

Dengan menggunakan metode ini, siswa akan dapat mengasah keterampilan dalam berpikir kritis, dapat melakukan analisis terhadap masalah, dan dapat berpikir kreatif untuk memecahkan masalah yang ada. Dengan begitu, siswa akan dapat menggunakan kemampuan soft skill atau hard skill mereka dalam pembelajaran. 

Penggunaan keterampilan tersebut tentu akan dapat membantu siswa ketika berhadapan dengan masalah yang sebenarnya di masyarakat. Hal ini akan mengasah cara berpikir siswa sehingga tidak tertinggal dengan kemajuan zaman dan dapat meningkatkan kemampuan diri.

Untuk itu, penting untuk tenaga didik agar mengetahui informasi mengenai metode ini agar dapat mereka praktekkan di instansi pendidikan. Hal ini akan dapat membantu proses belajar jadi lebih efektif dan efisien ke depannya. 

Pengertian Problem Based Learning Menurut Para Ahli

Anda mungkin sudah tahu tentang pengertian metode problem based sebelumnya. Namun, Anda bisa merujuk ke pendapat para ahli inj tentang metode belajar tersebut. Beberapa pendapat ini akan memperjelas inti dan makna dari pembelajaran tersebut. 

1. Menurut Duch

Duch menjelaskan bahwa metode ini adab model pembelajaran yang dapat menantang siswa agar belajar bagaimana cara belajar serta bekerja secara berkelompok untuk mendapatkan solusi dari permasalahan dunia nyata. 

Metode ini mengacu pada metode pembelajaran berkelompok. Tenaga pendidik akan memberi arahan pada peserta didik untuk membentuk kelompok sehingga semua anggota kelompok dapat bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan. 

2. Menurut Arends

Arends berpendapat bahwa metode merupakan suatu pendekatan pembelajaran ketika siswa berhadapan dengan masalah yang nyata atau autentik sehingga mereka dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri, lalu menumbuhkan keterampilan tingkat tinggi dan juga inkuiri, membuat siswa jadi mandiri serta meningkatkan kepercayaan diri mereka.

3. Menurut Gd. Gunantara

Gd. Gunantara berpendapat bahwa metode ini adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan konfrontasi kepada murid dengan adanya masalah-masalah praktis yang memiliki konteks dengan kehidupan di dunia nyata. Masalah yang pendidik berikan pada siswa adalah yang benar-benar terjadi di masyarakat sehingga dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang ada di sekitarnya. 

4. Menurut Glazer

Glazer menjelaskan bahwa metode ini adalah adalah suatu strategi belajar dengan siswa yang aktif menghadapi masalah kompleks dalam situasi yang nyata. 

5. Menurut Shoimin

Shoimin merujuk metode ini dengan suatu cara menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah ke permasalahan sehari-hari sehingga siswa siap menghadapi masalah nyata di kehidupan mereka. 

Kararakteristik Pembelajaran Problem Based Learning

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa karakter unik yang perlu Anda ketahui. Karakteristik ini cukup berbeda dengan metode belajar lainnya yang Anda kenal. Berikut ini adalah beberapa karakteristik unik dari problem based learning. 

1. Peserta Didik Sebagai Pusat

Karakteristik dari metode ini yang penting yaitu dengan memberikan fokus pada peserta didik. Dal pelaksanaan pembelajaran di sekolah peserta didik harus lebih aktif dalam kegiatan belajar dengan cara bertanya dan juga melakukan praktek langsung. 

2. Fokus ke Masalah Nyata

Karakteristik dari metode ini yang lainnya yaitu berfokus pada masalah nyata atau yang benar-benar terjadi di masyarakat. Jadi proses pembelajaran memang benar-benar berdasarkan masalah di dunia nyata dan bukan buatan belaka. 

3. Siswa Belajar dengan Mandiri  

Proses pembelajaran dengan metode ini akan membuat peserta didik jadi belajar denvab mandiri. Ini karena fokus belajar yaitu dengan menyelesaikan masalah yang telah disiapkan sehingga mereka bisa memecahkan masalah dengan mandiri. 

4. Proses Pembelajaran Berbasis Kelompok

Metode ini memiliki karakteristik pembelajaran berdasarkan kelompok. Ini karena PBM akan kurang tepat jika untuk perorangan saja. Hal ini akan membantu siswa agar dapat memecahkan masalah dengan tepat dengan rekan satu kelompok. 

5. Pendidik adalah Fasilitator

Dalam metode ini, tenaga pendidik adalah fasilitator dalam proses belajar. Pendidik akan memberikan kisi-kisi agar dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya. Pendidikan menyerahkan eksekusi dari solusi masalah pada siswa. 

Keunggulan Pembelajaran Problem Based Learning

Metode pembelajaran berdasarkan masalah ini tentu memiliki keunggulan tersendiri. Keunggulan tersebut akan membantu proses belajar murid-murid agar jadi lebih maju dan berkembang. Ini dia beberapa keunggulan dari metode pembelajaran ini. 

  • Siswa akan terlatih dalam berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan suatu masalah. 
  • Dapat membantu meningkatkan aktivitas peserta didik di kelas. 
  • Kegiatan pembelajaran akan jadi lebih kondusif dan efektif karena keaktifan siswa. 
  • Melatih siswa agar dapat berinisiatif dalam memecahkan masalah. 
  • Melatih siswa berpikir kreatif dalam pemecahan masalah. 
  • Melatih kekompakan dan kolaborasi siswa dalam menghadapi masalah di dunia nyata. 

Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning

Kalau sudah mengetahui keunggulan dari metode ini, Anda bisa mencoba mempraktekkannya secara langsung. Namun, ingatlah untuk mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang tepat agar inti pembelajaran jadi lebih tersampaikan. Ini dia beberapa informasinya. 

1. Pengenalan Masalah  

Guru akan menampilkan permasalahan dalam metode pembelajaran ini. Guru akan menyampaikan tujuan pembelajaran, serta pemaparan dari masalah. Peserta didik nantinya akan menyelesaikan permasalahan yang sudah diberikan ini. 

2. Merumuskan Masalah

Siswa akan dapat merumuskan masalah yang ada untuk kemudian melakukan kegiatan analisis. Siswa akan dapat mengasah kemampuan berpikir kritis dengan mempelajari masalah tersebut. 

3. Merumuskan Solusi

Siswa akan melakukan diskusj dengan rekan satu kelompok dan dengan bimbingan oleh guru untuk memecah masalah. Siswa akan mengidentifikasi apa yang mereka tumuskan dan melakukan analisis untuk membuat solusinya. 

4. Presentasi Hasil Pemecahan Masalah

Setelah melakukan analisa terhadap masalah, siswa dapat melakukan presentasi hasil kegiatan belajar dengan menjelaskan solusk permasalahan hang ada di tahapan awal dalam bentuk laporan. 

5. Evaluasi

Guru akan membantu siswa dalam proses perencanaan dan penyajian hasil akhir lalu memberi evaluasi hasilnya. Guru akan memberikan umpan balik pada siswa dalam bentuk masukan atau arahan.

Sintak Problem Based Learning

Untuk mempraktekan metode pembelajaran ini, Anda juga harus memahami sintak metode tersebut. Hal ini demi membantu agar proses pembelajaran jadi lebih jelas dan terarah. Ini dia beberapa informasinya. 

  • Menjelaskan permasalahan pada siswa, guru akan memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran serta prosesnya agar peserta didik dapat memiliki motivasi dalam belajar. 
  • Mengorganisasi siswa dalam belajar, guru akan mengorganisir tugas yang akan peserta didik buat. Contohnya seperti topik, prosedur tugas dan lain sebagainya. 
  • Memberi bimbingan, guru akan membimbing siswa agar mereka mendapatkan sumber referensi yang sesuai untuk permasalahan yang sudah diberikan. 
  • Mengembangkan dan mneyajikan hasil kerja siswa, peserta didik dan guru akan menyiapkan hasil kerja mereka berupa laporan, dokumentasi, rekaman, teori pendukung dan lain sebagainya. 
  • Melakukan evaluasi pemecahan masalah, guru akan meminta siswa untuk mengevaluasi hasil yang ada dari proses atau metode. 

Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Problem Based Learning di Sekolah

Metode satu ini harus dapat Anda praktekkan dengan tepat di sekolah. Dengan mengikuti beberapa faktor berikut ini, Anda akan dapat mensukseskan pembelajaran berdasarkan masalah dengan baik pada peserta didik. Berikut ini adalah beberapa informasinya. 

Komunikasi antara siswa dan guru, kurangnya komunikasi antara kedua belah pihak dapat menyebabkan proses belajar jadi kurang terarah sehingga hasil pembelajaran jadi kurang efektif. 

Arah dan tujuan proses pembelajaran, sangat penting untuk guru agar dapat memberikan arahan dan tujuan yang tepat ketika menyajikan permasalahan pada murid sehingga mereka dapat mengetahui langkah yang tepat dalam penyelesaiannya. 

Kolaborasi dan kekompakan, kolaborasi antar siswa juga bisa menjadi faktor. Tidak adanya kekompakan antara siswa satu kelompok bisa menyebabkan kurang efektifnya proses pembelajaran.

Saatnya Menerapkan Problem Based Learning

Itulah dia informasi penting tentang problem based learning yang dapat Anda pelajari. Dengan mempelajari keseluruhan metode ini, Anda akan dapat memberikan pembelajaran yang efektif untuk peserta didik di sekolah. Hal ini tentu akan membantu memajukan pendidikan anak-anak Indonesia. 

Artikel ini ditulis oleh:

Picture of Dunia Guru

Related Posts

bedanya problem solving dan problem based learning

Apa Itu Swajar MOOC PPPK dan Bagaimana Cara Kerjanya?

bedanya problem solving dan problem based learning

Ketahui Berbagai Jenis Kegiatan PKB bagi Guru!

bedanya problem solving dan problem based learning

Sasaran Kinerja Pegawai, Apa Saja Tujuan dan Manfaatnya?

bedanya problem solving dan problem based learning

Pengelolaan Kinerja Guru, Tujuan dan Langkah Program Kerja Guru

bedanya problem solving dan problem based learning

Penilaian Rencana Hasil Kerja, Bagaimana Fungsi dan Prosesnya?

bedanya problem solving dan problem based learning

Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah, Apa Tujuan dan Langkahnya?

Mery Fransiska Simanjuntak Sekolah Pelangi Kasih, Jakarta Indonesia

Niko Sudibjo Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten Indonesia

Faculty of Education/Masters of Technology Education; Fakultas Ilmu Pendidikan/Magister Teknologi Pendidikan

bedanya problem solving dan problem based learning

  • Other Journals

submission

  • For Readers
  • For Authors
  • For Reviewers

statistics counter

  • Announcements
  • Submissions
  • Author Template
  • Publication Ethics

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH [IMPROVING STUDENTS’ CRITICAL THINKING SKILLS AND PROBLEM SOLVING ABILITIES THROUGH PROBLEM-BASED LEARNING]

Critical thinking and problem-solving abilities need to be possessed by each person in order to be able to solve various problems and make decisions correctly. One of many tools for developing critical thinking skills is learning mathematics. The purpose of this study is to analyze whether Problem Based Learning is able to increase students’ abilities in critical thinking, problem solving, and learning achievement. Using Classroom Action Research (CAR) methods for three cycles, research was conducted on 24 grade 8 math students at the Pelangi Kasih School. The results of this study showed that Problem Based Learning is able to increase students’ critical thinking, problem solving, and learning achievement.

BAHASA INDONESIA ABSTRACT:  Keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahan masalah adalah dua hal penting untuk siswa agar mampu membuat keputusan yang benar dan memecahkan berbagai masalah dalam hidupnya. Salah satu sarana untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah adalah melaui pembelajaran berbasis masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah. Menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus, penelitian  dilakukan pada dua puluh empat siswa pada kelas matematika kelas VIII, Sekolah Pelangi Kasih jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah pada  siswa .

Anugraheni, I. (2018). Meta analisis model pembelajaran problem-based learning dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis di sekolah dasar. Polyglot: Jurnal Ilmiah , 14 (1), 9-18. DOI: https://doi.org/10.19166/pji.v14i1.789

Chairani, Z. (2016). Metakognisis siswa dalam pemecahan masalah matematika . Yogyakarta, Indonesia: Deepublisher.

Cho, Y. H., Caleon, I. S., & Kapur, M. (2015). Authentic problem solving and learning in the 21st century: Perspectives from Singapore and beyond. Singapore: Springer.

Darmadi. (2017). Pengembangan model dan metode pembelajaran dalam dinamika belajar siswa. Yogyakarta, Indonesia: Deepublisher.

Delisle, R. (2004). How to use problem-based learning in the classroom . Moorabbin, Victoria, Australia: Hawker Brownlow Education.

Duch, B. J., Groh, S. E., & Allen, D. E. (2001). The power of problem-based learning: A practical "how to" for teaching undergraduate courses in any discipline . Sterling, VA: Stylus Pub.

Fasha, I., Johar, R., & Ikhsan, M. (2018). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa melalui pendekatan metakognitif. Jurnal Didaktik Matematika, 5 (2), 53-64. DOI: https://doi.org/10.24815/jdm.v5i2.11995

Fisher, A. (2007). Critical thinking: An introduction . Cambridge, England: Cambridge University Press.

Husnidar, Ikhsan, M., & Rizal, S. (2014). Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa. Jurnal Didaktik Matematika, 1 (1), 71-82. Retrieved from http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/DM/article/view/1340/1221

Herman, T. (2007). Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa sekolah menengah pertama. Jurnal Educationist , 1 (1), 47-56. Retrieved from http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._I_No._1-Januari_2007/6._Tatang_Herman.pdf

Indrawati, D., Wahyudi, & Ratu, N. (2014). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan problem-based learning siswa kelas V SD. Satya Widya , 30 (1), 17-27. DOI: https://doi.org/10.24246/j.sw.2014.v30.i1.p17-27

Maulana. (2017). Konsep dasar matematika dan pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif. Bandung, Indonesia: UPI Sumedang Press.

Moon, J. (2007). Crtical thinking: An exploration of theory and practise. London, England: Routledge.

Mujs, D., & Reynolds, D. (2010). Effective teaching: Theory and practise. London, England: Sage Publications Ltd.

Poythress, V. S. (2015). Redeeming mathematics: A God-centered approach. Wheaton, IL: Crossway.

Pratama, F. K., & Prihatnani, E. (2017). Prosiding dari Seminar Matematika Dan Pendidikan Matematika UNY 2017 "Membudayakan Literasi Matematika di Era Digital": Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Tipe Probing–Prompting bagi Siswa Kelas XII SMA Kanisius Bhakti Awam Ambarawa (pp. 285-294). Yogyakarta, Indonesia: Universitas Negeri Yogyakarta.

Pusparatri, R. K. (2012). Strategi pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Jurnal Ilmiah Guru "COPE" , 16 (2), 26-35. Retrieved from https://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/view/3961/3419

Rosy, B., & Pahlevi, T. (2015). Prosiding dari Seminar Nasional: Profesionalisme Pendidik dalam Dinamika Kurikulum Pendidikan di Indonesia pada Era MEA: Penerapan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Memecahkan Masalah (pp. 160-175). Yogyakarta, Indonesia: Universitas Negeri Yogyakarta.

Rusman. (2016). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta, Indonesia: PT. Raja Grafindo Persada.

Sumarmo, U. (2013). Kumpulan makalah berpikir dan disposisi matematik serta pembelajarannya. Bandung, Indonesia: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Susanti, A. E., & Suwu, S. E. (2016). Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan ketrampilan berpikir kritis siswa kelas IX dalam pelajaran ekonomi. Polyglot: Jurnal Ilmiah , 12 (1), 66-81. DOI: https://doi.org/10.19166/pji.v12i1.383

Tan, O. S. (2003). Problem based learning innovation: Using problems to power learning in the 21st century. Singapore: Cengange Learning.

Tan, T. (2017). Teaching is an art: Maximize your teaching. Yogyakarta, Indonesia: Deepublisher.

Titin, & Yokhebed. (2018). Peningkatan keterampilan pemecahan masalah (problem solving) calon guru biologi melalui pembelajaran kearifan lokal. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA , 9 (1), 77-86. DOI: https://doi.org/10.26418/jpmipa.v9i1.23701

Torp, L., & Sage, S. (2002). Problems as possibilities: Problem based learning for K-16 education. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.

  • There are currently no refbacks.

favicon

Localstartupfest.id

Perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning: Mana yang Lebih Efektif?

Perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning: Mana yang Lebih Efektif? 1

Perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning menjadi topik pembicaraan yang sering dibahas di dunia pendidikan. Ketiga metode belajar tersebut merupakan alternatif dari metode belajar konvensional yang sudah ada sebelumnya. Dalam metode PBL, belajar akan dilakukan secara mandiri dengan memecahkan masalah yang diberikan. Sementara itu, metode PJBL juga mengadopsi metode PBL namun dengan memasukkan unsur kolaboratif antara guru dan siswa. Sedangkan Discovery Learning atau belajar secara temu kembali, lebih fokus pada pengembangan pemikiran kritis siswa.

Setiap metode belajar memiliki pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran. PBL dan PJBL menekankan pada penyelesaian masalah dan kolaborasi antara guru dan siswa, sementara Discovery Learning lebih menekankan pada pengerahan daya kritis dan kreatif siswa. Ketiga metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, dalam mengimplementasikan metode belajar yang berbeda-beda ini, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti keterampilan guru dalam memberikan fasilitasi untuk meningkatkan partisipasi siswa, serta dukungan sarana dan prasarana yang memadai dari pihak sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning agar dapat memilih metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pengertian PBL, PJBL, dan Discovery Learning

PBL (Problem Based Learning), PJBL (Project-Based Learning), dan Discovery Learning adalah tiga metode pembelajaran yang banyak digunakan di berbagai lembaga pendidikan. Ketiganya memiliki tujuan yang sama yaitu membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi masalah yang kompleks.

  • PBL adalah metode pembelajaran berbasis masalah yang memungkinkan siswa belajar dengan cara mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang ada. Dalam PBL, siswa akan menghadapi situasi yang mirip dengan situasi di dunia nyata. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dan realistis dalam konteks yang relevan dengan mata pelajaran yang mereka pelajari. PBL mengharuskan siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim.
  • PJBL adalah metode pembelajaran yang menempatkan proyek sebagai pusat proses belajar. Dalam PJBL, siswa diminta untuk mengerjakan sebuah proyek dalam kelompok atau individu. Proyek ini harus bermanfaat dan relevan dengan kehidupan nyata siswa. PJBL juga mencakup proses pembuatan rencana proyek, pengumpulan data, analisis, dan presentasi hasil proyek. Metode ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang memiliki tujuan tertentu sehingga mereka bisa memahami dan menerapkan konsep yang dipelajari secara lebih bermakna.
  • Discovery Learning adalah metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat proses belajar. Dalam Discovery Learning, siswa diberi kebebasan untuk menemukan dan memahami konsep sendiri melalui eksperimen, observasi, dan refleksi. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan memastikan bahwa siswa mendapatkan bimbingan yang diperlukan. Discovery Learning memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih interaktif dan bermakna, sehingga mereka lebih memahami konsep yang dipelajari dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tiga metode pembelajaran ini sangat berbeda satu sama lain, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi masalah yang kompleks. Untuk memilih metode pembelajaran yang tepat, guru harus mempertimbangkan karakteristik siswa, konteks pembelajaran, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Karakteristik PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Metode-metode belajar dengan pendekatan konstruktivistik seperti PBL (Problem-Based Learning), PJBL (Project-Based Learning), dan Discovery Learning semakin populer di Indonesia. Namun, setiap metode memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut adalah perbedaan karakteristik dari ketiga metode tersebut:

Perbedaan Karakteristik PBL, PJBL, dan Discovery Learning

  • PBL: Menekankan pada pemecahan masalah dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari secara mandiri. Dalam PBL, para siswa akan diberikan sebuah masalah dan diharapkan untuk menemukan solusi yang tepat. Para siswa juga akan belajar dengan melakukan diskusi dan refleksi bersama.
  • PJBL: Fokus pada proyek atau tugas yang dapat disesuaikan dengan kepentingan dan minat para siswa. PJBL menekankan pada pembelajaran yang kontekstual dan terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari para siswa. Para siswa akan melakukan proyek secara berkelompok, dimana setiap anggota tim memiliki peran dan tanggung jawab.
  • Discovery Learning: Metode pembelajaran yang menekankan pada eksplorasi mandiri. Para siswa akan belajar dengan mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan untuk memahami topik atau konsep. Guru akan menjadi fasilitator dan memberikan arahan untuk membantu para siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari.

Kelebihan dan Kekurangan PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Masing-masing metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri:

PBL memiliki kelebihan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, namun mungkin kurang efektif dalam menyelesaikan materi pelajaran secara sistematis.

PJBL bisa meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan keterampilan kerja sama, namun bisa memakan waktu yang lama dan kurang efektif bila tidak dioptimalkan dengan baik.

Sementara itu, Discovery Learning dapat mengembangkan kreativitas, pemahaman konsep, dan minat belajar siswa, namun bisa memakan waktu yang lama dan kurang efektif bagi siswa yang kurang mandiri.

Dalam menggunakan metode-metode ini, peran guru sangat penting dalam memandu dan memberikan arahan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Kelebihan PBL, PJBL, dan Discovery Learning

PBL (Problem-Based Learning), PJBL (Problem-Based Learning Berbasis Jaringan), dan Discovery Learning memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing dalam mendidik siswa. Berikut adalah penjelasan mengenai kelebihan dari ketiga metode pembelajaran tersebut:

  • Kelebihan PBL
  • PBL meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, karena siswa harus merumuskan sendiri solusi atas masalah yang diberikan.
  • Metode ini membantu siswa untuk lebih mudah mengingat materi yang dipelajari, karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
  • PBL meningkatkan kemampuan kerja siswa dalam kelompok, karena siswa harus bekerjasama dan saling bertukar informasi dalam memecahkan masalah yang diberikan.
  • Kelebihan PJBL
  • PJBL mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh akses ke sumber daya yang lebih beragam dan terkini.
  • Metode ini memperluas ruang lingkup pembelajaran yang dapat diakses siswa, karena siswa dapat terhubung dengan rekan dan guru dari berbagai daerah di seluruh dunia.
  • PJBL memungkinkan pembelajaran berlangsung secara fleksibel dan mandiri tanpa terikat ruang dan waktu tertentu.
  • Kelebihan Discovery Learning
  • Discovery Learning meningkatkan motivasi belajar siswa, karena siswa merasa memiliki kontrol penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.
  • Metode ini menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, sehingga kreativitas dan inisiatif siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
  • Discovery Learning mendukung pembelajaran yang adaptif dan terpersonalisasi, karena proses pembelajaran disesuaikan dengan preferensi dan gaya belajar siswa.

Setiap metode pembelajaran memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. PBL, PJBL, dan Discovery Learning tidak terkecuali. Melebihi sekedar memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, ketiga metode tersebut memberikan pengalaman pembelajaran yang menantang dan menyenangkan bagi siswa. Namun, keberhasilan ketiga metode tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru untuk memberikan bimbingan yang tepat dalam setiap tahapan pembelajaran.

Bagaimana menurut kamu, dari ketiga metode pembelajaran di atas, metode yang mana yang paling menarik perhatianmu? Share pendapatmu di kolom komentar ya!

Kelemahan PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Saat ini, ada beberapa metode pembelajaran yang sedang digunakan di berbagai institusi pendidikan di Indonesia. Tiga di antaranya adalah PBL (Problem-Based Learning), PJBL (Project-Based Learning), dan Discovery Learning. Meskipun metode ini cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan kreatif siswa, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan.

  • Keterbatasan pada topik atau konten pembelajaran Salah satu kelemahan dari PBL, PJBL, dan Discovery Learning adalah keterbatasan pada topik atau konten pembelajaran. Ketiga metode ini hanya cocok digunakan untuk materi yang memungkinkan siswa mengembangkan pemecahan masalah, mengeksplorasi, atau membuat proyek.
  • Memerlukan waktu yang cukup lama Kelemahan lainnya adalah memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan satu topik atau proyek. Hal ini dapat menganggu ketersediaan waktu untuk materi-materi yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
  • Tidak semua siswa dapat menguasai dengan baik Kendati ketiga metode ini sangat baik untuk memperoleh hasil yang optimal bagi siswa yang menguasainya, tidak semua siswa dapat menguasai dengan baik. Ada beberapa siswa yang memerlukan bantuan lebih banyak, atau membutuhkan bimbingan lebih lanjut dari guru untuk mempelajari materi tersebut.

Kelemahan PBL, PJBL, dan Discovery Learning adalah penting untuk diperhatikan sebelum memutuskan untuk menggunakannya sebagai metode pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi guru atau institusi pendidikan untuk memperhatikan kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran tersebut untuk memilih mana yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa.

Referensi: Munandar, A. S. (2017). Psikologi pendidikan: Proses belajar mengajar. Remaja Rosdakarya.

Kelemahan metode pembelajaran PBL, PJBL, dan Discovery Learning dapat disimpulkan pada tabel di atas.

Perbedaan PBL, PJBL, dan Metode Pembelajaran Lainnya

Pada dunia pendidikan, terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru untuk meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Tiga metode pembelajaran yang sering dibandingkan adalah PBL, PJBL, dan discovery learning. Ketiganya menekankan pada pembelajaran yang aktif, melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran dan menekankan pengembangan keterampilan sosial serta penguasaan materi pelajaran. Namun, ketiganya memiliki perbedaan yang mendasar pada cara pengimplementasian dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri.

  • PBL (Problem-Based Learning)

PBL adalah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah dunia nyata melalui suatu proses yang berkesinambungan dan terarah. Siswa belajar melalui pemecahan masalah yang diberikan guru, dan guru bertindak sebagai fasilitator dan pengamat dari seluruh kegiatan siswa dalam mengolah ide dan penyelesaian masalah tersebut. PBL menuntut siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran, menumbuhkan inisiatif, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif, serta meningkatkan keterampilan presentasi.

  • PJBL (Project-Based Learning)

PJBL adalah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan proyek nyata dalam kelompok atau sendiri yang melibatkan aplikasi praktis dari materi pelajaran. Di awal, siswa menyusun rencana proyek, termasuk target dan kerangka waktu yang dibutuhkan sampai selesai, kemudian bekerja secara kolaboratif dalam seluruh proses pembuatan dan penyampaian presentasi. PJBL menuntut siswa untuk berpikir maju tentang bagaimana hasil kerja mereka akan dipresentasikan dan tentang hasil akhir presentasi mereka, selain itu juga memperbaiki kemampuan kerja samanya, pemecahan masalah, dan kreativitas.

  • Discovery Learning

Discovery learning adalah metode yang menuntut siswa untuk belajar melalui eksperimen dan eksplorasi dalam lingkungan belajar. Guru berperan sebagai fasilitator dan mengamati siswa dalam proses eksplorasi, mendorong siswa untuk mengembangkan kreativitas dan terlibat dalam lingkungan belajar yang merangsang minat dan keingintahuan siswa. Discovery learning meningkatkan keterampilan kognitif seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, analisa dan evaluasi informasi, serta keterampilan sosial seperti kerja sama dan pemecahan masalah bersama-sama.

Masing-masing metode pembelajaran di atas memiliki karakteristik dan tujuan sendiri dalam memfasilitasi pembelajaran siswa. Selain ketiga metode tersebut, terdapat juga berbagai metode pembelajaran lainnya seperti flipped classroom, active learning, blended learning, dan lain sebagainya yang menawarkan pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk mempromosikan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Guru bisa memilih metode pembelajaran yang cocok tergantung pada kebutuhan dan tujuan pembelajaran spesifik.

Masing-masing metode pembelajaran memiliki karakteristik dan tujuan sendiri dalam memfasilitasi pembelajaran siswa.

Sumber: https://blog.ruangguru.com/2019/03/06/pbl-pjbl-dan-metode-pembelajaran-lainnya-yang-harus-anda-ketahui/

Perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Pada dasarnya, PBL, PJBL, dan Discovery Learning adalah metode pembelajaran yang bertujuan untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Namun, ketiganya memiliki perbedaan dalam cara penyampaian dan fokus pembelajarannya. Berikut adalah perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning:

  • PBL (Problem Based Learning) : Pada PBL, siswa diberikan sebuah permasalahan tertentu dan mereka diminta untuk memecahkan masalah tersebut. Fokus pembelajaran pada PBL adalah pada proses pemecahan masalah dan kerja sama tim dalam mencapai solusi yang tepat. Selama proses pembelajaran, pendidik berperan sebagai fasilitator untuk membimbing siswa dalam memecahkan masalah.
  • PJBL (Project Based Learning) : PJBL memiliki kesamaan dengan PBL namun lebih fokus pada pengerjaan sebuah proyek atau proyek panjang yang terdiri dari beberapa tahapan. Siswa diberikan tantangan untuk menyelesaikan sebuah proyek dari awal hingga akhir. Jenis proyek yang diberikan dapat berbeda-beda tergantung pada mata pelajaran yang sedang dipelajari.
  • Discovery Learning : Pada Discovery Learning, siswa diberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan menemukan sesuatu yang baru melalui eksperimen atau observasi. Fokus pembelajaran pada Discovery Learning adalah pada proses menemukan jawaban atau solusi melalui eksplorasi yang dilakukan oleh siswa sendiri. Guru berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar mandiri ini dan memberikan bahan referensi yang diperlukan.

Sekarang pertanyaannya adalah, mana yang lebih efektif di antara ketiganya? Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini karena efektivitas metode pembelajaran sangat tergantung pada banyak faktor seperti kurikulum, siswa, dan guru. Namun yang pasti, ketiga metode ini telah terbukti sukses dalam membantu siswa belajar dengan cara yang menyenangkan dan efektif.

  • Kelebihan PBL: Meningkatkan kemampuan kritis dan analitis, meningkatkan keterampilan berpikir kreatif, meningkatkan kemampuan kerjasama tim, dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.
  • Kekurangan PBL: Membutuhkan waktu lebih lama untuk mempersiapkan dan mengevaluasi pembelajaran, ketergantungan pada kemampuan kerja sama siswa, dan membutuhkan desain permasalahan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Kelebihan PJBL: Membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis dan analitis, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, meningkatkan peluang kerja sama tim, dan meningkatkan keterampilan lingkungan.
  • Kekurangan PJBL: Membutuhkan waktu dan usaha yang lebih besar dalam perencanaan dan pengorganisasian, menimbulkan ketidakpastian tentang hasil akhir, dan membutuhkan keterampilan kerjasama siswa yang efektif.
  • Kelebihan Discovery Learning: Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan ide-ide baru, meningkatkan kemampuan analisis dan sintesis, meningkatkan kreativitas siswa, dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.
  • Kekurangan Discovery Learning: Membutuhkan guru yang handal dalam memfasilitasi pembelajaran, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk eksplorasi sebelum menemukan jawaban, dan memerlukan pengelolaan sumber daya yang tepat untuk mendukung belajar siswa.

Tabel Perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas perbedaan antara ketiga metode pembelajaran tersebut. Setiap metode memiliki pendekatan yang berbeda dalam membantu siswa belajar dengan cara yang lebih aktif dan efektif.

PBL, PJBL, dan Discovery Learning adalah tiga pendekatan pembelajaran yang dapat diimplementasikan di kelas. Meski-tampilannya hampir sama, ketiganya memiliki perbedaan dalam hal konsep dan metode pembelajarannya.

Perbedaan Konsep PBL, PJBL, dan Discovery Learning

  • PBL (Problem-Based Learning) adalah metode pembelajaran berbasis masalah yang menekankan pada penyelesaian masalah secara mandiri oleh siswa melalui diskusi, tanya jawab, dan penelitian.
  • PJBL (Project-Based Learning) adalah metode pembelajaran berbasis proyek dimana siswa ditantang untuk membuat proyek yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
  • Discovery Learning adalah metode pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk menemukan jawaban atau konsep baru melalui eksplorasi mandiri atau kelompok.

Perbedaan Metode PBL, PJBL, dan Discovery Learning

PBL dan PJBL memerlukan bimbingan dari guru dalam setiap tahapannya, sedangkan Discovery Learning lebih cenderung mandiri. Selain itu, PJBL lebih menekankan pada produksi akhir berupa proyek, sementara PBL menekankan pada proses penyelesaian masalah yang lebih mendalam.

Keuntungan dan Kerugian PBL, PJBL dan Discovery Learning

PBL, PJBL dan Discovery Learning semuanya memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. PBL dan PJBL membantu siswa untuk belajar secara mandiri, sementara Discovery Learning membantu siswa dalam eksplorasi mandiri. Namun, PBL dan PJBL memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas dan proyek, sedangkan Discovery Learning seringkali dikritik karena sulit untuk mengukur pencapaian belajar siswa.

Contoh Implementasi PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Implementasi PBL, PJBL, dan Discovery Learning dapat disesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu meningkatkan pemahaman dan minat siswa dalam pembelajaran.

Saat ini, sudah banyak metode pembelajaran yang berkembang. Metode-metode tersebut memiliki persamaan dalam konsep pembelajaran aktif di mana siswa diarahkan untuk memahami materi secara mandiri. Tiga metode pembelajaran yang seringkali disamakan adalah Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PJBL), dan Discovery Learning. Padahal, ketiga metode tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut penjelasannya:

  • PBL memiliki fokus pada pemecahan masalah melalui kompetensi yang diarahkan oleh guru. Siswa akan memecahkan masalah dengan didampingi guru, dan setelah memilih permasalahan yang hendak dipecahkan, siswa akan merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi, dan membuat solusi dari sudut pandang kelompok.
  • PJBL memiliki fokus pada proyek pengaplikasian materi yang diarahkan oleh guru. Siswa akan mempelajari materi dan kemudian membuat proyek untuk memecahkan masalah atau memperbaiki kekurangan suatu hal di masyarakat. Siswa akan berkolaborasi, berdiskusi, dan dipandu guru untuk mencapai hasil yang diinginkan.
  • Discovery Learning memiliki fokus pada pemecahan masalah mandiri oleh siswa. Siswa akan belajar dari pengalaman langsung dan mandiri untuk menyelesaikan masalah. Guru tetap memberikan panduan, namun tidak mengarahkan siswa secara langsung.

Masing-masing metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan dalam mengembangkan keterampilan siswa. Guru harus menentukan metode yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa dalam memahami materi dan mengembangkan keterampilan.

Berikut adalah tabel perbandingan antara PBL, PJBL, dan Discovery Learning:

Demikianlah perbedaan antara PBL, PJBL, dan Discovery Learning yang perlu diketahui oleh guru maupun siswa. Sesuaikan metode pembelajaran yang akan digunakan dengan karakteristik siswa untuk mencapai hasil yang lebih optimal.

Peran Guru dalam Implementasi PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Sebagai seorang pendidik, guru memiliki peran penting dalam mengimplementasikan berbagai metode pembelajaran, termasuk PBL, PJBL, dan Discovery Learning. Berikut adalah peran guru dalam menggunakan ketiga metode tersebut:

  • Membuat lingkungan belajar yang kondusif
  • Mengajarkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi kepada siswa
  • Membimbing siswa dalam mengembangkan pertanyaan dan proyek

Setiap metode pembelajaran memiliki peran guru yang berbeda. Berikut adalah peran guru dalam setiap metode:

Peran guru dalam PBL adalah sebagai fasilitator dan pengarah. Guru harus membimbing siswa dalam mengembangkan pertanyaan, menemukan sumber daya, dan merancang solusi untuk masalah yang ditemukan.

Data dari Depdiknas menunjukkan bahwa guru tidak hanya sebagai pemimpin dalam PJBL, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan pengarah. Mereka harus membimbing siswa dalam mengembangkan pertanyaan dan merancang solusi untuk masalah yang ditemukan.

Sebagai pengajar dalam metode ini, guru harus menyiapkan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan siswa menggali, mengeksplorasi, mencoba, dan memecahkan masalah berdasarkan pengalamannya sendiri. Guru harus memberikan bimbingan, tanpa mempengaruhi eksperimen siswa.

Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dengan PBL, PJBL, dan Discovery Learning, peran guru sangat penting dalam membimbing siswa agar bisa menghasilkan jawaban yang baik dari pertanyaan yang dihadapinya. Oleh karena itu, guru harus memahami peran mereka yang berbeda dalam ketiga metode tersebut dan menyesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Strategi Pembelajaran PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Pembelajaran yang efektif dan inovatif menjadi kunci untuk memberikan pengalaman belajar terbaik bagi siswa. PBL, PJBL, dan Discovery Learning adalah tiga strategi pembelajaran yang menjadi pilihan populer di Indonesia. Meskipun ketiganya memiliki tujuan yang sama, yaitu memperkuat keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, namun masing-masing strategi memiliki pendekatan yang unik untuk mencapai tujuan tersebut.

  • Problem-Based Learning (PBL)

Strategi pembelajaran PBL merupakan sebuah metode pembelajaran yang menggunakan pemecahan masalah sebagai fokus utama dalam proses pembelajaran. PBL memusatkan perhatian pada pemberian tugas (assignment) yang akan memerlukan pemecahan masalah dari siswa. Siswa akan diberi sebuah tugas terstruktur dan pemecahan masalah yang mereka hadapi akan secara bertahap mengarahkan mereka untuk belajar konsep dan keterampilan baru.

  • Project-Based Learning (PJBL)

Strategi pembelajaran PJBL juga menggunakan pemecahan masalah sebagai fokus utama dalam proses pembelajaran. Namun, yang membedakan dengan PBL adalah pada PJBL, siswa akan dibagi menjadi kelompok untuk menyelesaikan sebuah proyek secara bersama-sama. Kelompok ini akan berkolaborasi dalam hal memperoleh pengetahuan dan informasi, serta bertugas untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proyek tersebut.

Discovery Learning adalah strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar dengan cara menemukan sendiri konsep dan prinsip. Dalam metode ini, guru bertindak sebagai fasilitator, membantu dan memberikan dukungan pada siswa dalam menemukan konsep dan prinsip baru. Siswa akan diberikan beberapa informasi dasar, kemudian ditugaskan untuk menemukan konsep dan prinsip dalam konteks yang relevan.

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Masing-masing strategi pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat diidentifikasi. Berikut adalah daftar kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran PBL, PJBL, dan Discovery Learning:

Mana yang Lebih Baik dari Ketiganya?

Tidak ada satu strategi pembelajaran yang benar-benar lebih baik dari yang lain. Setiap pendekatan pembelajaran memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dan dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa. Penting untuk mengidentifikasi apa yang dicari sebelum memilih strategi pembelajaran yang tepat.

Apakah keterampilan memecahkan masalah atau kerja dalam tim yang merupakan fokus utama? Masing-masing strategi pembelajaran dapat memunculkan hasil yang berbeda tergantung pada kebutuhan siswa dan lingkungan belajar. Kuncinya adalah untuk mengenali kegiatan pembelajaran yang dapat memobilisasi siswa, mendorong proses belajar yang proaktif, dan menciptakan lingkungan belajar yang stabil dan menantang.

Metode Evaluasi pada PBL, PJBL, dan Discovery Learning

Dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, metode evaluasi juga perlu diperhatikan. Pada PBL, PJBL, dan Discovery Learning, terdapat beberapa metode evaluasi yang biasa digunakan untuk menilai kesuksesan hasil belajar siswa.

  • Tes tertulis : Tes tertulis menjadi salah satu metode evaluasi yang umum digunakan dalam beberapa metode pembelajaran, seperti pada PBL dan PJBL. Tes ini biasanya terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup yang memerlukan pemahaman dan pemikiran kritis siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
  • Proyek : Pada PBL dan Discovery Learning, proyek menjadi metode evaluasi yang paling sering digunakan. Siswa ditantang untuk membuat sebuah proyek yang bekerja sama dengan teman sekelas yang bertujuan untuk menggabungkan pengetahuan dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
  • Prestasi dan Koreksi Portofolio : Metode evaluasi berikutnya yang juga sering digunakan pada PBL dan PJBL adalah portofolio. Siswa diminta untuk menyimpan semua hasil kerjanya selama proses pembelajaran dan menunjukkannya kepada guru atau tutor secara berkala. Guru atau tutor akan memberikan masukan dan koreksi dalam portofolio tersebut.

Selain ketiga metode di atas, pada PBL, PJBL, dan Discovery Learning, terdapat pula metode evaluasi seperti presentasi, observasi, studi kasus dan lainnya. Penentuan metode evaluasi yang tepat untuk masing-masing metode pembelajaran akan membantu memastikan bahwa siswa mampu memahami materi dan memperoleh pengetahuan secara lebih komprehensif.

Berikut adalah contoh nilai evaluasi siswa pada PBL, PJBL, dan Discovery Learning:

Dari nilai evaluasi di atas, dapat dilihat bahwa siswa memperoleh nilai yang beragam pada setiap metode evaluasi. Oleh karena itu, guru atau tutor harus memperhatikan hasil evaluasi tersebut untuk mengetahui potensi siswa dan memberikan penilaian yang adil dan merata.

Implementasi PBL, PJBL, dan Discovery Learning di Era Digital

Proyek berbasis pembelajaran (PBL), pembelajaran jarak jauh berbasis proyek (PJBL), dan discovery learning merupakan strategi pembelajaran yang berguna untuk mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Ketiganya dapat digunakan dalam dunia digital, di mana teknologi telah menjadi bagian integral dari banyak aspek kehidupan kita.

  • PBL melibatkan siswa dalam proyek nyata atau simulasi untuk menyelesaikan masalah dunia nyata. Siswa belajar melalui penemuan dan eksplorasi, yang melibatkan mereka dalam diskusi, tanya jawab dan pemecahan masalah yang aktif.
  • PJBL memanfaatkan teknologi untuk memberikan akses ke sumber daya belajar dan untuk memfasilitasi kerja kelompok dan kolaborasi. Karena siswa belajar secara jarak jauh, PJBL mengharuskan mereka agar selalu terlibat dan terorganisir dengan baik dalam tugas-tugas yang diberikan.
  • Discovery learning melibatkan siswa dalam menjelajahi dan menemukan jawaban mereka sendiri dalam upaya untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan. Siswa belajar melalui keterlibatan langsung dalam pengalaman belajar, eksperimen, dan refleksi.

Di era digital, PBL, PJBL, dan discovery learning dapat diimplementasikan oleh guru dan siswa dalam beberapa cara. Misalnya, guru dapat memberikan tugas proyek yang mengandalkan teknologi seperti aplikasi pembelajaran, video pembelajaran, dan platform media sosial untuk memenuhi tujuan pembelajaran.

Guru juga dapat memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi kelas jarak jauh dan memungkinkan diskusi online yang aktif dan produktif antara siswa. Di sisi lain, siswa dapat menggunakan teknologi untuk bekerja di rumah atau saat berada di luar kelas dan memanfaatkan sumber daya untuk membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas terkait proyek atau penjelajahan mandiri.

Implementasi PBL, PJBL, dan discovery learning di era digital memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang berguna dalam dunia kerja di masa depan. Tanpa adanya keterampilan tersebut, siswa akan kesulitan menghadapi tantangan yang kompleks dan memerlukan pemikiran kritis dan solusi kreatif untuk memecahkan masalah.

Contoh Perancangan Pembelajaran dengan Menggunakan PBL, PJBL, dan Discovery Learning

PBL (Problem Based Learning), PJBL (Project Based Learning), dan Discovery Learning merupakan tiga metode pembelajaran yang sering digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran tradisional yang seringkali monoton dan terbatas. Ketiga metode ini memiliki tujuan yang sama, yaitu menanamkan keterampilan dalam siswa, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan kolaboratif, dan lainnya. Namun, setiap metode memiliki pendekatan dan tahapan pembelajaran yang berbeda-beda.

  • PBL menempatkan sebuah masalah sebagai titik tolak belajar siswa. Siswa kemudian harus mencari solusi dari masalah tersebut dengan melakukan observasi, pengumpulan informasi, dan penyelesaian masalah. Salah satu contoh perancangan pembelajaran menggunakan metode PBL adalah membentuk sebuah tim yang beranggotakan beberapa siswa untuk menyelesaikan sebuah masalah. Contohnya, mengajak siswa untuk membuat sebuah rencana bisnis untuk sebuah kafe atau restoran. Para siswa harus mengumpulkan informasi tentang jenis makanan, pemasaran, dan keuntungan dari bisnis tersebut. Setelah itu, para siswa akan mempresentasikan rencana bisnis mereka.
  • PJBL, seperti namanya, menggunakan proyek sebagai alat untuk pembelajaran. Perbedaan antara PBL dan PJBL terletak pada pemilihan masalah dan lingkupnya. Pada metode PJBL, masalah yang diberikan lebih besar dan kompleks, sehingga membutuhkan usaha yang lebih banyak untuk menyelesaikannya. Contoh perancangan pembelajaran menggunakan metode PJBL adalah menyuruh siswa membuat sebuah festival seni di lingkungan mereka. Para siswa perlu melakukan penelitian tentang seni dan siapa yang dapat berpartisipasi dalam festival. Selain itu, siswa harus mempersiapkan anggaran untuk menyelenggarakan festival tersebut dan memikirkan cara untuk mengumpulkan uang.
  • Discovery Learning adalah metode pembelajaran yang menekankan pada eksplorasi dan pemecahan masalah yang dipimpin oleh siswa. Pada metode ini, guru bertindak sebagai fasilitator dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan masa depan mereka sendiri. Salah satu contoh perancangan pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning adalah dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat peta yang berisi karakteristik lingkungan mereka. Para siswa harus melakukan observasi pada lingkungan sekitar sekolah mereka dan menemukan hal-hal seperti tumbuhan, penjual gorengan, dan kendaraan yang sering melintas. Setelah itu, siswa akan mempresentasikan hasil pengamatan mereka.

Dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan PBL, PJBL, dan Discovery Learning, kita perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, kita harus mengetahui tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan bagaimana metode pembelajaran yang tepat untuk mencapainya. Kedua, kita harus memilih masalah atau proyek yang tepat, sehingga siswa memiliki tanggung jawab yang jelas dan spesifik. Ketiga, dalam melaksanakan pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing, bukan sebagai penggerak utama dalam pembelajaran.

Dalam kesimpulannya, ketiga metode pembelajaran yang telah dijelaskan di atas memberikan kebebasan dan tanggung jawab lebih pada siswa. Ketiga metode ini juga menanamkan rasa ingin tahu pada siswa serta mengajarkan mereka keterampilan yang berguna di masa depan, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan kolaboratif, dan keterampilan berkomunikasi secara efektif.

Sampai Jumpa Lagi!

Sekian pembahasan singkat mengenai perbedaan PBL, PJBL dan Discovery Learning. Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan membantu pembaca memahami ketiga konsep pembelajaran tersebut. Terima kasih telah membaca dan jangan lupa kunjungi lagi halaman ini untuk informasi dan pembahasan menarik lainnya! Hidupkan proses pembelajaranmu dengan cara yang cocok untukmu, dan tingkatkan kesadaranmu dalam mencari ilmu. Salam belajar!

Perbedaan PBL dan PJBL: Apa yang Harus Anda Ketahui? Perbedaan PBL dan PJBL PDF: Membedah Kelebihan dan Kekurangan Kedua Metode Pembelajaran Perbedaan PBL dan Discovery Learning: Mana yang Lebih Efektif? Perbedaan PjBL dan PBL: Apa Perbedaan Antara Pembelajaran Berbasis Projek dan Pembelajaran Berbasis Masalah?

  • March 4, 2024

Problem-Based Learning vs. Project-Based Learning: Unlocking the Potential of PBL in the Professional Sphere 

Book A Demo With Claned

If we’re being completely honest, learning development and in the professional sector is always an up-hill battle. There is limited time, lost to do and, often from the perspective of both management and employees it can be seen as “taking time away from work”.  

It looks good on paper but how can that translate in to valuable, worthwhile outcomes? What if there are ways to approach learning and development that make the practical connections, outcomes, and value to working-life glaringly obvious?  

The reality is that there are several ways to do this, the trick to this is often how learning and development challenges are conceptualised, framed and executed.  

In this article we will explore 2 such pedagogical approaches you should be using in your professional learning and development tool kit; Problem-Based Learning (PBL) and Project-Based Learning (also PBL).  

Though they share an acronym, their approaches, and applications in the learning experience platform (LXP) landscape offer distinct benefits and challenges. Today, we’re diving deep into these methodologies, comparing them to real-world scenarios, and offering a practical guide on integrating them into your online learning strategy. 

Let’s get started. 

What’s in a Name? Defining PBLs 

Problem-based learning: a snapshot .

Problem-Based Learning focuses on the learner tackling a problem without a predefined solution, mirroring real-world scenarios where answers are not readily available.  

This approach encourages critical thinking , problem-solving, and research skills. Imagine a group of learners in a professional training setting presented with a declining sales trend.  

They must analyse data, consider market factors, and propose innovative strategies to reverse this trend. This is PBL in action: real, messy, and incredibly engaging. 

Project-Based Learning: The Big Picture 

Project-Based Learning, on the other hand, is all about diving into a project with a defined end-goal but flexible paths to reach it. It’s about applying knowledge and skills to achieve a tangible outcome.  

Picture a team developing a new customer onboarding process as their project. They research, design, test, and refine, employing a range of skills from technical know-how to customer empathy.  

The project’s success is measurable, and the learning is in the journey as much as the destination. 

The Difference Between Problem-Based Learning vs. Project-Based Learning

While both forms of PBL promote active, engaged learning, their contexts and applications diverge significantly. 

  • Problem-Based Learning thrives in environments where analytical thinking, adaptability, and problem-solving are key. It’s particularly effective in professional training programs focused on critical thinking and decision-making skills, such as management consulting or healthcare. 
  • Project-Based Learning shines in scenarios requiring a blend of skills to create or improve something tangible, like a product, service, or process. It’s ideal for fields like software development, marketing, and design, where the project’s outcome is paramount. 

Bridging Theory and Practice: PBL in the Real World 

Let’s face it, the professional world is a complex jigsaw of projects and problems. Problem-Based Learning mirrors the unpredictability and complexity of real-life challenges, akin to a start-up navigating unforeseen market changes.  

Project-Based Learning, meanwhile, reflects the structured yet creative approach needed to launch a new product or revamp a service within established companies. 

Both strategies foster a culture of continuous learning and adaptability, critical in today’s fast-paced business environments. They encourage professionals to become lifelong learners, constantly evolving to meet the challenges and opportunities of the future.  

Moreover, using one of these approaches lest you disguise a real business challenge as a collaborative, team-focused exercise. By removing the context of “this is a real challenge we need to solve” you can encourage people to think outside the box, innovate, and take (calculated) risks. This is another way of saying that you can use PBL scenarios to generate real solutions to real challenges.

The outcomes might not be the exact solution you use, but they can provide a means of uncovering ideas and approaches that otherwise might never be discussed – they can become a valuable way of not only learning but working on organizational challenges.       

Crafting Your PBL Experience: A Practical Guide 

Ready to implement PBL in your learning strategy? Here’s a concise guide to kickstart your journey, leveraging online technologies: 

  • Identify the Learning Objectives: Start with the end in mind. What skills or knowledge should learners gain?   
  • Choose Your PBL Type: Decide between Problem-Based or Project-Based Learning based on your objectives.   
  • Design the Challenge: For PBL, create a real-world problem without a clear solution. For Project-Based Learning, define a project with specific goals.   
  • Select the Right Tools: Utilize an LXP that supports collaborative work, real-time feedback, and integrates with tools for research, project management, and communication.   
  • Facilitate, Don’t Dictate: Guide learners through the process, offering resources and support rather than direct answers.   
  • Assess and Reflect: Include reflective assessments to ensure learners can apply what they’ve learned in real-world scenarios. 

Case Study: How Solita’s Product Training Levelled Up by Going Online

Embracing PBL With Technology  

Incorporating PBL into your learning strategy, especially within an online setting, can seem daunting. Yet, with the right tools and a clear focus on your learning objectives, it becomes an invaluable method to prepare professionals for the complexities of the modern workplace.  

Digital platforms and LXPs offer the flexibility, collaboration, and scalability needed to make PBL a success, ensuring that learning is not just an activity but a fundamental part of professional growth. 

Whether you’re solving the next big problem or embarking on a ground-breaking project, the essence of PBL lies in its ability to mirror the real-world challenges professionals face every day. By adopting these strategies, you’re not just training for the job at hand; you’re cultivating a mindset geared towards continuous improvement and innovation. 

So, are you ready to take your professional training to the next level with PBL? The journey is challenging but rewarding, and the skills acquired are your passport to success in the ever-evolving professional landscape. 

Picture of Chris Hutchinson

Chris Hutchinson

Share this post, more to explore.

A book and a laptop demonstrating the difference between information and knowledge

Claned has been chosen one of the top edtech companies in the world

bedanya problem solving dan problem based learning

A fresh new look for the front page!

bedanya problem solving dan problem based learning

Adaptive Learning Culture, Systems Thinking, and Change Management

Read more news & insights, take a step towards delivering better online learning with claned.

LearningManagementSystem(LMS)_UsersMostLikelyToRecommend_Nps

Claned Group Oy Ab Konepajankuja 1 00510 Helsinki sales@claned.com

Business ID: 2422442-0

  • Claned Platform
  • Learning Design
  • Learning Analytics
  • Product Training
  • HR Training
  • Mandatory Training
  • Training Companies
  • Lessons On Learning
  • Learning Clan Podcast
  • Claned Academy

bedanya problem solving dan problem based learning

Register Description | Cookies & Personal Data | Privacy Policy | Terms  and Conditions

© 2023 Claned. All rights reserved.

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA

HAFITRIANI RAHAYU, NIM. 11690031 (2015) PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]

This research intends on knowing the different from Problem Based Learning models (PBL) and Project Based Learning (PjBL) toward student’s higher order thinking skill. The kind of this research was quasi experiment with Nonequivalent Control Group Design. The variable in this research consist of independent variable called PBL models and PjBL models and dependent variable called higher order thinking skill. All of XI natural science grade academic year 2014/2015 of State Islamic Senior High School LAB UIN Yogyakarta were used to populations. Sample technique has done with non-probability sampling sorts satiate sample. The first of XI natural science grade as 1st experiment class with PBL model, and second XI natural science grade as 2nd experiment class with PjBL model. The pretest matter and posttest matter were used to data gathering technique. The data analize teqnique used central tendency, disperse size, and Normalized Gain. Result of this research showed that PBL different from PjBL toward student’s higher order thinking skill. The PBL’s posttest average score (11,67) were more little than PjBL’s posttest average score (15,18), the deviation standard of PBL posttest (4,75) were higher than PjBL (4,64). Raising of student’s higher order thinking skill in PBL class were 0,234 (low N-Gain) < PjBL class were 0,359 (middle N-Gain).

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

  • Indonesia One Search
  • Rama Repository
  • Sinta Repository

Jl. Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 Indonesia

[email protected]

(0274) 548-635

  • Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta 55281

dunia dosen

Home » Informasi » 5 Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

5 Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

  • February 13, 2023

Admin Dunia Dosen

  • No Comments
  • 8,125 views

Perbedaan Prolem Based Learning dan Project Based Learning

Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM, dunia pendidikan tinggi mengenal metode problem based learning (PBL) dan project based learning (PjBL). Lalu, apa perbedaan problem based learning dan project based learning? 

Mengetahui perbedaan keduanya tentu penting, khususnya bagi dosen agar bisa menerapkannya dengan baik dan mencapai tujuan pendidikan. Sementara bagi mahasiswa, bisa memahami bagaimana mengikuti perkuliahan dengan dua metode tersebut. 

Problem Based Learning dan Project Based Learning 

Sebelum mengetahui detail mengenai perbedaan problem based learning dan project based learning. Maka bisa dibahas dulu mengenai pengertian masing-masing agar memiliki gambaran mengenai perbedaan mendasar dari keduanya. 

PBL atau problem based learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan suatu masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik secara berkelompok. Sehingga peserta didik atau mahasiswa akan mencoba menganalisis masalah dan mencari solusinya. 

Sementara, PjBL atau project based learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan masalah untuk diselesaikan peserta didik dan menghasilkan suatu produk. Produk disini bisa dalam bentuk teori praktis, program, kebijakan, produk fisik, dan lain-lain. 

Kedua jenis metode pembelajaran ini berbasis peserta didik, yang artinya berfokus pada peserta didik agar lebih aktif. Dimana peserta didik akan diberi suatu masalah dan dibebaskan dalam mencari solusi berdasarkan ilmu dan keterampilan yang sudah dipelajari. 

Sekilas, baik PBL maupun PjBL terlihat sama apalagi metode pembelajaran dimulai dengan memberikan masalah kepada peserta didik. Hanya saja, jika diperhatikan maka akan menjumpai perbedaan problem based learning dan project based learning yang mencolok. 

Baca Juga :

  • Problem Based Learning : Pengertian, Karakteristik, Manfaat, Contoh
  • Project Based Learning : Definisi, Tujuan, Karakteristik, dan Contoh

Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

Membantu para dosen untuk menerapkan PBL maupun PjBL dengan baik tanpa resiko saling tertukar satu sama lain karena sedikit mirip. Maka berikut sejumlah perbedaan problem based learning dan project based learning yang wajib diketahui: 

1. Definisi 

Perbedaan yang pertama adalah dari segi definisi. PBL merupakan metode pembelajaran berbasis masalah, dimana peserta didik akan diberi suatu masalah dan diselesaikan secara ilmiah (dianalisis). 

Sementara PjBL merupakan metode pembelajaran berbasis proyek, dimana ada suatu masalah dan berusaha diselesaikan dengan menghasilkan suatu produk. Produk ini bisa produk visual, tulisan, maupun multimedia. 

Sehingga jika suatu metode pembelajaran hanya fokus menyelesaikan masalah dan dipresentasikan di kelas, maka metode PBL sedang diterapkan. Sedangkan jika hasil akhirnya diharapkan berupa produk maka sedang menerapkan PjBL. 

2. Fokus Pembelajaran 

Perbedaan problem based learning dan project based learning yang kedua adalah pada fokus pembelajaran. Fokus utama dari PBL adalah masalah yang diwajibkan untuk dianalisis dan dicari solusinya. 

Sementara di dalam PjBL fokus utamanya adalah proyek, sehingga mahasiswa atau peserta didik akan mendapatkan pertanyaan atau masalah. Kemudian diselesaikan dengan mengutamakan proyek pembuatan suatu produk. 

Baik produk tulisan, produk visual, maupun produk multimedia. Jadi, meskipun PBL dan PjBL sama-sama dimulai dengan memberi pertanyaan dan masalah. Namun fokus utama pembelajarannya berbeda. 

3. Jangka Waktu Pembelajaran 

Poin ketiga yang menjadi perbedaan problem based learning dan project based learning adalah dari jangka waktu pembelajaran. Maksudnya disini adalah durasi dalam penerapan metode pembelajaran tersebut. 

PBL diketahui memiliki masa pengerjaan yang lebih pendek, antara 1-2 pertemuan saja dengan mahasiswa. Hal ini sejalan dengan hasil akhir yang berupa solusi dan cenderung hanya teori. Selama logis maka teori ini bisa diterima. 

PjBL sebaliknya, dimana basisnya adalah proyek untuk menghasilkan sebuah produk jadi. Maka mahasiswa membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan proyek tersebut. 

Misalnya, dosen bioteknologi memilih tema pembuatan tape singkong dengan teknik pemberian ragi jenis X. Proses pembuatan tape singkong sendiri memakan waktu sekitar 3-5 hari. Belum dengan proses penyusunan laporan dan sebagainya. 

Bagaimana jika suatu proyek membutuhkan waktu pengerjaan lebih dari seminggu? Misalnya seorang mahasiswa jurusan fashion design yang harus membuat satu dress dari kain X. 

Oleh sebab itu, durasi penerapannya lebih lama dan dosen wajib memperhatikan kalender akademik. Tujuannya untuk mencegah penerapan PjBL melampaui batas kalender akademik per semester. 

4. Cara Memulai Pembelajaran 

Jika diperhatikan dari aspek cara memulai pembelajaran. Maka akan menemukan perbedaan problem based learning dan project based learning. Yakni pada cara dosen dalam memulai kelas. 

Pada PBL, dosen akan memberikan penjelasan dan memberikan masalah untuk segera diselesaikan oleh mahasiswa. Sementara di PjBL, dosen akan memulainya dengan menjelaskan suatu materi secara sekilas. 

kemudian memberi pertanyaan. Pertanyaan ini kemudian dijawab mahasiswa yang sudah dibagi menjadi beberapa kelompok untuk dijawab dan dibuat produk sebagai hasil penyelesaian. 

5. Hasil Akhir 

Perbedaan yang cukup mencolok antara PBL dengan PjBL adalah dari hasil akhir. Sebagaimana yang dijelaskan di awal, PBL mengharapkan hasil akhir berupa solusi. Solusi ini dihadirkan dalam bentuk teori di dalam laporan tertulis dan dipresentasikan. 

Sementara di dalam PjBL, hasil akhir pembelajaran adalah sebuah produk. Produk disini bisa produk visual, tertulis, maupun produk multimedia. Sehingga produk ini menjadi solusi yang bisa langsung diterapkan. 

Analoginya adalah, PBL menghadirkan solusi yang masih mentah. Sementara PjBL menghasilkan solusi setengah pakai sampai siap pakai. Sehingga produk yang dihasilkan bisa langsung diterapkan di akhir pembelajaran. 

Contoh PBL dan PjBL

Setelah mengetahui beberapa aspek yang menjadi perbedaan problem based learning dan project based learning. Maka untuk meningkatkan pemahaman mengenai dua jenis metode pembelajaran ini. Berikut beberapa contoh penerapannya di perguruan tinggi: 

1. Contoh PBL 

Topik: Kependudukan dan Lingkungan 

Subtopik: Dampak peningkatan jumlah penduduk

Indikator: 

  • Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab pertambahan jumlah penduduk. 
  • Mahasiswa menganalisis masalah dan mencari hubungan antara pertambahan jumlah penduduk dengan masalah penumpukan sampah. 
  • Mahasiswa bisa memberikan solusi untuk mengatasi sampah dan pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali. 
  • Solusi disusun dalam bentuk laporan penelitian dan dipresentasikan di depan kelas untuk didampingi dosen sebagai fasilitator. 

2. Contoh PJBL 

Topik: Desain 3D

Subtopik: Rancang bangun 3D

  • Mahasiswa mampu membuat desain bangunan dalam tampilan 3D. 
  • Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi desain untuk membuat rancang bangunan dengan tampilan 3D. 
  • Mahasiswa menyusun slide presentasi dan menunjukan hasil rancang bangun dengan tampilan 3D di depan kelas. 
  • Hasil akhir rancangan bangunan 3D yang bisa dieksekusi di lapangan.  

Usai memahami definisi dan detail perbedaan PBL maupun PjBL. Mungkin akan bertanya, materi atau mata kuliah apa yang cocok dengan metode tersebut? Jika memang suatu mata kuliah bisa menghasilkan produk maka PjBL adalah jawabannya. 

Sebaliknya, jika mata kuliah atau materi tertentu tidak memungkinkan untuk menghasilkan produk. Maka PjBL menjadi pilihan yang tepat. Namun, PjBL tidak harus menghasilkan produk fisik, sebuah karya tulis ilmiah pun bisa disebut sebagai hasil PjBL tersebut. 

Jadi dosen, leluasa memilih untuk menerapkan metode yang mana. Supaya tepat, silahkan pahami perbedaan problem based learning dan project based learning yang dijelaskan di atas. 

Bingung menentukan metode pembelajaran selama kuliah? Berikut berbagai macam metode yang bisa Anda pertimbangkan.

  • Apa Itu Hybrid Learning? Pahami Kelebihan dan Kekurangannya
  • Student Centered Learning, Mari Mengenal Pendekatan Ini
  • Micro Teaching: Pengertian, Sejarah, Fungsi, dan Aspek-Aspeknya

bedanya problem solving dan problem based learning

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

RELATED POST

kalau mau jadi dosen

Ini 7 Hal yang Harus Kamu Siapkan Kalau Mau Jadi Dosen

jenis jurnal

Jenis Jurnal dalam Kewajiban Publikasi Dosen dan Angka Kreditnya

daftar jurnal terindeks copernicus

Daftar Jurnal Terindeks Copernicus April 2024 [Update]

tantangan kuliah di luar negeri

10 Tantangan Kuliah di Luar Negeri dan Tips Menghadapi

insentif publikasi jurnal

Definisi dan Prosedur Pengajuan Insentif Publikasi Artikel Jurnal

beasiswa s3 australia

7 Program Beasiswa S3 Australia dan Cakupan Beasiswanya

beasiswa pendidikan indonesia

Beasiswa Pendidikan Indonesia Kapan Dibuka? Ini Timelinenya

Naikkan Angka Kredit Anda dengan Menulis Buku [DOWNLOAD GRATIS]

Download Ebook Cara Praktis Menulis Buku White

Jangan Lewatkan

jenis jurnal

  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Get Started

  • Daftar Kontributor
  • S&K Kontributor
  • Menerbitkan Buku

Hubungi kami

  • Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email :  [email protected]

Telpon : 081362311132

Dunia Dosen

Dunia Dosen

Dunia Dosen adalah portal informasi seputar dosen yang telah hadir sejak tahun 2016. Dunia Dosen memiliki visi untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, serta produktivitas rekan-rekan dosen dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk negeri.

  • Tim Redaksi

Hubungi Kami

  • [email protected]
  • 081362311132

2024 © All Reserved – Dunia Dosen

PerpusTeknik.com

Perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri dan Problem Based Learning

  • 1.1 Cara Melakukan Pembelajaran Inkuiri
  • 1.2 Tips Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri
  • 1.3 Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri
  • 1.4 Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
  • 2.1 Cara Melakukan Pembelajaran Problem Based Learning
  • 2.2 Tips Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
  • 2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning
  • 2.4 Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning
  • 3.1 Pendekatan
  • 3.3 Tujuan Pembelajaran
  • 3.4 Konteks Pembelajaran
  • 3.5 Penetapan Masalah
  • 4.1 Apa Perbedaan Antara Model Pembelajaran Inkuiri dan Problem Based Learning?
  • 4.2 Bagaimana Cara Melakukan Pembelajaran Inkuiri?
  • 4.3 Bagaimana Cara Melakukan Pembelajaran Problem Based Learning?
  • 4.4 Apa Keuntungan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri?
  • 4.5 Apa Keuntungan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning?
  • 5.1 Share this:
  • 5.2 Related posts:

Satu hal yang membedakan model pembelajaran inkuiri adalah fokus pada proses penemuan pengetahuan. Dalam inkuiri, siswa diberi kesempatan untuk menggali pengetahuan melalui eksperimen dan observasi. Mereka didorong untuk bertanya dan mengeksplorasi secara mandiri, sehingga membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir analitis yang tajam. Dalam model inkuiri, guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan jawaban mereka sendiri.

Apa Itu Model Pembelajaran Inkuiri?

Cara melakukan pembelajaran inkuiri.

  • Mengamati : Siswa melakukan pengamatan terhadap objek atau fenomena yang akan dipelajari.
  • Merumuskan Pertanyaan : Siswa diajak untuk merumuskan pertanyaan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.
  • Mengumpulkan Data : Siswa mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.
  • Menganalisis Data : Siswa menganalisis data yang telah dikumpulkan untuk mencari pola atau hubungan antara informasi yang ada.
  • Membuat Kesimpulan : Siswa membuat kesimpulan berdasarkan analisis data yang telah dilakukan.
  • Refleksi : Siswa merefleksikan proses pembelajaran yang telah dilakukan dan mengidentifikasi hal-hal yang telah dipelajari.

Tips Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri

  • Fasilitasi Guru : Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan mendukung siswa dalam proses pembelajaran.
  • Bebas Bertanya : Siswa diberikan kebebasan untuk bertanya dan mencari jawaban sendiri melalui proses inkuiri.
  • Penilaian Autentik : Penilaian dilakukan secara autentik berdasarkan penerapan pengetahuan yang telah dipahami oleh siswa.
  • Interaksi Kelompok : Siswa didorong untuk berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok untuk saling mendukung dan berbagi ide.
  • Sumber Belajar yang Beragam : Guru menyediakan sumber belajar yang beragam untuk memfasilitasi proses inkuiri siswa.

Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri

  • Mendorong Aktivitas Mental : Model ini mendorong siswa untuk aktif berpikir, merumuskan pertanyaan, dan mencari sendiri jawabannya.
  • Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis : Siswa diajak untuk melibatkan kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran inkuiri.
  • Meningkatkan Motivasi Siswa : Melalui proses yang interaktif dan menantang, siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar.
  • Memperdalam Pemahaman : Dalam model ini, siswa memiliki kesempatan untuk memperdalam pemahaman karena mereka mengalami sendiri proses pencarian jawaban.
  • Melatih Keterampilan Hidup : Siswa melatih keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, bekerja sama, dan mengatasi masalah dalam proses inkuiri ini.

Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

  • Membutuhkan Waktu yang Lebih Lama : Karena melibatkan proses eksplorasi dan penemuan mandiri, model inkuiri membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran tradisional.
  • Tidak Cocok untuk Materi yang Terbatas : Model inkuiri lebih cocok untuk materi yang kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam.
  • Membutuhkan Keterampilan Pemimpin Kelompok : Dalam proses inkuiri, pengelompokan siswa menjadi penting, sehingga dibutuhkan keterampilan pemimpin kelompok yang baik.
  • Membentuk Siswa yang Kritis dan Penuh Tanya : Bagi beberapa guru, siswa yang terlalu kritis atau penuh tanya dapat menjadi tantangan tersendiri.

Apa Itu Model Pembelajaran Problem Based Learning?

Cara melakukan pembelajaran problem based learning.

  • Identifikasi Masalah : Guru memilih atau merumuskan masalah yang relevan dengan materi yang akan dipelajari.
  • Pendefinisian Masalah : Siswa bekerja sama untuk mendefinisikan masalah dengan lebih jelas dan mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk mencari solusi.
  • Pencarian Informasi : Siswa mencari informasi yang relevan dan mencari cara untuk mengatasi masalah yang diberikan.
  • Analis dan Penilaian : Siswa menganalisis informasi yang telah dikumpulkan untuk mencari solusi yang paling tepat.
  • Pengambilan Keputusan : Siswa membuat keputusan berdasarkan analisis dan penilaian yang telah dilakukan, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil.
  • Refleksi : Siswa merefleksikan proses pembelajaran yang telah dilakukan, mengevaluasi solusi yang telah ditemukan, dan mengidentifikasi pembelajaran yang telah mereka peroleh.

Tips Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

  • Pilih Masalah yang Relevan dan Menarik : Guru harus memilih masalah yang relevan dengan materi dan menarik bagi siswa, agar mereka terlibat dalam proses pembelajaran.
  • Minta Siswa untuk Berpikir Kritis : Siswa harus diajak untuk berpikir kritis dalam mencari solusi dan menghubungkan teori dengan praktik.
  • Buat Lingkungan yang Kolaboratif : Siswa didorong untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bersama.
  • Monitoring dan Bimbingan : Guru melakukan monitoring dan memberikan bimbingan kepada siswa dalam proses PBL.
  • Penilaian Autentik : Penilaian dilakukan berdasarkan kinerja siswa dalam mencari solusi dan menyelesaikan masalah.

Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning

  • Relevansi dengan Dunia Nyata : Siswa dapat menghubungkan antara teori dengan praktik dalam situasi dunia nyata.
  • Mendorong Motivasi Siswa : Melalui pemecahan masalah yang nyata, siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar.
  • Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis : Siswa diajak untuk melibatkan kemampuan berpikir kritis dalam mencari solusi dan menghubungkan teori dengan praktik.
  • Membangun Keterampilan Soft Skill : Siswa melatih keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah dalam proses PBL ini.
  • Penilaian Berbasis Kinerja : Penilaian dilakukan berdasarkan kinerja siswa dalam proses pemecahan masalah dan pencapaian tujuan pembelajaran.

Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning

  • Membutuhkan Waktu yang Lebih Lama : Karena melibatkan proses pemecahan masalah yang kompleks, model PBL membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran tradisional.
  • Tidak Cocok untuk Materi yang Rendah Konteks : Model PBL lebih cocok untuk materi yang memiliki konteks dunia nyata yang jelas.
  • Perlu Bantuan Fasilitator yang Handal : Dalam model PBL, fasilitator berperan penting dalam membimbing siswa agar terlibat aktif dalam proses pemecahan masalah.
  • Membutuhkan Kerjasama Kelompok yang Baik : Suksesnya PBL tergantung pada kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.

Perbedaan Antara Model Pembelajaran Inkuiri dan Problem Based Learning

Tujuan pembelajaran, konteks pembelajaran, penetapan masalah, apa perbedaan antara model pembelajaran inkuiri dan problem based learning, bagaimana cara melakukan pembelajaran inkuiri, bagaimana cara melakukan pembelajaran problem based learning, apa keuntungan menggunakan model pembelajaran inkuiri, apa keuntungan menggunakan model pembelajaran problem based learning, share this:, related posts:.

bedanya problem solving dan problem based learning

Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!

bedanya problem solving dan problem based learning

Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!

bedanya problem solving dan problem based learning

Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan

Ronald

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Privacy Policy
  • Syarat dan Ketentuan

Selamat Datang

KajianPustaka

Widget html #1, model pembelajaran case based learning (cbl).

Case Based Learning (CBL) atau pembelajaran berbasis kasus adalah pengembangan dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yang menggunakan kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama dalam sarana pembelajaran. Kasus adalah cerita yang mengandung suatu pesan yang menggambarkan situasi aktual atau realistis dan harus dapat dipecahkan. Dalam hal ini sebuah kasus yang merupakan representasi dari pengetahuan dan pengalaman yang disajikan dalam bentuk deskripsi situasi yang nyata.

Model Pembelajaran Case Based Learning (CBL)

Case Based Learning (CBL) adalah pembelajaran berbasis kasus yang berupa cerita tentang situasi aktual atau realistis dan mempersyaratkan siswa untuk memiliki pengetahuan sebelumnya sehingga dapat menyelesaikan kasus yang ada. CBL berperan sebagai katalis untuk diskusi di kelas yang diimplementasikan oleh guru dan siswa terlibat secara aktif di dalamnya. Pada CBL siswa dapat aktif mendiskusikan kasus yang disajikan oleh guru di kelas.

Case Based Learning adalah pembelajaran berbasis kasus yang melatih peserta didik untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah dari kasus yang telah diberikan. CBL mampu melatih pola pikir kritis siswa sebab kasus yang diberikan menjadikan siswa mampu berpikir kritis. Model CBL merupakan pembelajaran kompleks yang berkaitan erat dengan kasus berupa skenario masalah yang realistis dan relevan dengan materi yang akan dipelajari, dimana siswa juga berpartisipasi aktif untuk mengintegrasikan banyak sumber informasi

Pengertian Case Based Learning 

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran Case Based Learning (CBL) dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Tristanti (2017), Case Based Learning adalah pembelajaran induktif dengan menggunakan kasus nyata sebagai bahan utama dalam proses analisis kasus dan mengambil keputusan berdasarkan hasil pencarian konsep teoritik dalam diskusi kelas dengan pengarahan fasilitator. 
  • Menurut Cevik, dkk (2012), Case Based Learning adalah suatu model yang menggunakan kasus nyata yang telah didokumentasikan dengan baik sebagai sarana pembelajaran. Kasus adalah sebuah keadaan yang merupakan representasi dari pengetahuan dan pengalam yang disajikan dalam bentuk deskripsi situasi (pembelajaran) nyata. 
  • Menurut Pratiwi, dkk (2015), Case Based Learning adalah pengembangan dari model pembelajaran problem based learning, dimana masalah yang disajikan kepada siswa berupa kasus yang sedang terjadi saat ini di kehidupan sehari-hari. Kasus merupakan deskripsi cerita yang kaya akan permasalahan, pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk mendorong siswa berpikir sehingga mampu membantu berpikir memecahkan masalah. 
  • Menurut Killen (2009), Case Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang instruksional dan berorientasi pada proyek atau kasus di lapangan. Kasus adalah cerita yang mengandung suatu pesan yang menggambarkan situasi aktual atau realistis dan harus dapat dipecahkan inti dari permasalahan tersebut.

Aspek-aspek Case Based Learning 

Case Based Learnig merupakan suatu sarana untuk meningkatkan pemahaman lewat pembelajaran dengan melakukan (learning by doing), mengembangkan kemampuan analitis (berpikir kritis) dan memutuskan sesuatu keterampilan pengambilan keputusan (decision making skill), belajar bagaimana mengaitkan yang dipelajari dengan masalah nyata, mengembangkan kemampuan komunikasi secara verbal dan bekerjasama dalam kelompok.

Menurut Syarafina, dkk (2017), model pembelajaran Case Based Learnig (CBL), memiliki beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Kasus 

Kasus adalah instrumen pendidikan yang muncul dalam bentuk narasi. Narasi membawa situasi kehidupan nyata ke dalam kelas. Kelas dan guru mengerjakan masalah kehidupan nyata ini secara kolektif. Ciri-ciri kasus yang baik antara lain: punya ide bagus, berfokus pada sesuatu yang kontroversial, sesuatu yang baru bagi siswa, menciptakan empati dengan karakter sentral, berupa kutipan relevan dengan pembaca, memiliki utilitas pedagogi, keputusan yang memaksa, dan singkat.

b. Pertanyaan Studi 

Pertanyaan studi adalah daftar pertanyaan studi yang dipresentasikan pada akhir setiap kasus. Pertanyaan studi mempromosikan pemahaman karena mereka mendorong siswa untuk menerapkan apa yang mereka ketahui dalam menganalisis data dan mengusulkan solusi daripada hanya mengingat fakta, nama, label, formula, definisi, dll. Dalam metode yang terputus, setiap bagian-bagian memiliki pertanyaan diskusi sendiri.

c. Kerja Kelompok Kecil 

Siswa mendiskusikan tanggapan mereka terhadap pertanyaan studi di kelompok belajar kecil. Siswa memiliki kesempatan untuk mendiskusikan kasus dan pertanyaan satu sama lain sebelum diskusi kelas secara keseluruhan. Setiap bagian dipelajari dan didiskusikan dalam kelompok kecil dengan metode kasus terputus. Sebagai bagian dipelajari dan solusi yang mungkin dibahas, bagian selanjutnya dari kasus diberikan kepada siswa.

d. Diskusi Kelompok 

Diskusi Kelompok memerlukan keterlibatan aktif peserta didik dalam aktivitas belajar. Gagasan besar kasus ini diperiksa dan karya guru membantu siswa untuk mengekstrak makna. Guru selalu memperlakukan siswa dan gagasan mereka dengan hormat, oleh karena itu siswa merasa aman untuk menyuarakan gagasan mereka. Guru mengelola periode diskusi sedemikian rupa sehingga dia mempromosikan analisis kritis siswa terhadap masalah kehidupan nyata dengan membiarkan mereka membuat maknanya sendiri daripada menyuntikkan maknanya sendiri. Siswa ditemui dalam sesi diskusi kelas penuh setelah memeriksa setiap bagian dalam metode pembelajaran berbasis kasus yang terputus.

e. Kegiatan Tindak Lanjut 

Terkadang siswa perlu tahu lebih banyak karena diskusi kelas merangsang kebutuhan ini. Motivasi tinggi untuk membaca dan belajar lebih banyak. Kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan secara individu atau kelompok dan kegiatan yang digunakan adalah masalah penilaian guru tentang kebutuhan siswa. Buku teks, artikel dari surat kabar dan majalah, tabel, grafik data, laporan penelitian, video dan informasi tertulis dan visual lainnya dapat menjadi sumbernya.

Perbedaan CBL dengan PBL 

Case Based Learning model pembelajaran hasil pengembangan dari Problem Based Learning. Pada Case Based Learning mengangkat pertanyaan kontekstual berdasarkan pada masalah hidup yang nyata. Persamaan antar Case Based Learning dengan Problem Based Learning terletak pada kasus dan masalah yang digunakan untuk merangsang dan mendukung penerimaan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Perbedaan Case Based Learning dengan Problem Based Learning terletak pada persyaratan pengetahuan awal yang dikuasasi oleh siswa. Pada Case Based Learning mensyaratkan siswa untuk mempunyai pengetahuan sebelumnya sehingga dapat digunakan untuk membahas kasus. Sedangkan Problem Based Learning tidak ada persyaratan bagi siswa untuk mendapatkan pengetahuan sebelumnya sehingga memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Perbedaan lain adalah Problem Based Learning merupakan Open Inquiry, sedangkan Case Based Learning merupakan Guided Inquiry. Dan pada Case Based Learning guru lebih banyak berperan dari pada problem based learning yang mana gurunya membimbing siswa dengan cara memberikan pertanyaan yang memancing penyelesaian soal.

Langkah-langkah Case Based Learning 

Pada pelaksanaan pembelajaran Case Based Learning terdapat beberapa proses yang dilalui, diantaranya adalah membentuk kelompok kecil, lalu dosen menyusun narasi sebagai bahan diskusi, selanjutnya masalah dianalisis dan diformulasikan, melakukan penemuan informasi, data, literatur, dan implikasi klinis, lalu pemberian dukungan bukti, data, hasil laboratorium, dan informasi pasien sebagai permintaan dari guru, selanjutnya menduga jawaban yang potensial, serta mengumpulkan dan menyebarkan informasi yang baru.

Menurut Williams (2004), langkah-langkah dalam proses pembelajaran Case Based Learning adalah sebagai berikut: 

  • Menetapkan permasalahan atau tujuan pembelajaran yang spesifik . Setiap siswa menyampaikan penetapan permasalahan berupa pertanyaan dan tutor atau fasilitator dapat menambahkan jika kurang lengkap. 
  • Menganalisis masalah (berdasarkan brainstorming dan self study sebelum tutorial berlangsung) . Setiap siswa harus sudah tahu dan paham terhadap kasus yang diberikan serta sudah siap materi untuk diskusi karena selama analisis masalah berlangsung siswa tidak diperbolehkan membuka dan membaca catatan belajar-nya. 
  • Membuat kesimpulan atau pemecahan masalah dari kasus . Semua siswa dalam kelompok diskusi mengambil keputusan secara bersamaan dari pemecahan kasus dengan arahan tutor dan menetapkan isu pembelajaran untuk self study setelah diskusi.

Adapun menurut Susandari (2012), langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran Case Based Learning adalah sebagai berikut:

  • Menyajikan kasus . Guru menyajikan kasus berdasarkan konteks dan konten yang telah ditentukan. Siswa membaca kasus yang disajikan dan berusaha memahami situasi atau konteks permasalahan pada kasus.
  • Menganalisa kasus . Guru membimbing siswa untuk menganalisa kasus. Siswa menemukan informasi yang diketahui dan ditanyakan. Siswa mengidentifikasi masalah yang ada dan merumuskan masalah yang akan dicari penyelesaiannya. Pada tahap ini, siswa juga berlatih untuk mengubah bahasa verbal ke dalam bahasa matematika.
  • Menemukan secara mandiri informasi, data dan literatur . Siswa mencari informasi dan data dari berbagai literatur untuk dapat menemukan fakta dan data sehingga dapat menentukan strategi penyelesaian yang sesuai untuk menyelesaikan kasus. 
  • Menyelesaikan kasus . Siswa menyelesaikan kasus secara berkelompok. Siswa memilih strategi menyelesaikan dan menggunakan konsep-konsep materi yang dipelajari, informasi-informasi yang telah diperoleh, serta prosedur penyelesaian dan penalaran untuk menyelesaikan masalah. 
  • Membuat kesimpulan dan mempresentasikan hasil . Siswa menafsirkan dan membuat kesimpulan dari jawaban yang telah didapatkan ke dalam konteks yang terdapat di dalam kasus kemudian mempresentasikan hasil yang telah mereka sepakati. 
  • Memverifikasi jawaban . Siswa memverifikasi jawaban mereka dan melakukan perbaikan.

Kelebihan dan Kekurangan Case Based Learning 

Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran Case Based Learning. Menurut Maer dan Hendrayani (2002), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Case Based Learning adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Kelebihan atau keunggulan Case Based Learning adalah: 

  • Dapat mengembangkan kemampuan analitis (mempertanyakan esensi dari sesuatu/higher-order reasoning skills).
  • Kemampuan mengaplikasiakan konteks (teori) dan kenyataan di lapangan. 
  • Kemandirian dalam mencari dan memecahkan masalah, keterampilan belajar sendiri (life long learning) 
  • Mengurangi kegelisahan/ketakutan menghadapi problem (tugas) melalui pelatihan pemecahan masalah yang didesain maka lama makin kompleks dalam diskusi, tahu memulai pemecahan problem dari mana.
  • Meningkatkan rasa percaya diri, semangat dan kerja sama dalam team, kemampuan oral (presentasi) dengan lebih baik.

b. Kekurangan 

Kekurangan atau kelemahan Case Based Learning adalah: 

  • Tidak semua informasi/materi dapat diberikan dengan metode ini, bila dibandingkan dengan metode yang tradisional misalnya ceramah (satu arah).
  • Case Based Learning tidak efektif untuk mentransmisikan bahan/materi dalam jumlah yang banyak. 
  • Penggunaan Case Based Learning tidak dapat memecahkan semua hal yang diajarkan. 
  • Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.

PENERAPAN PENDEKATAN DIFERENSIASI DALAM MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

Anisa Zahra Nurjaman, - (2022) PENERAPAN PENDEKATAN DIFERENSIASI DALAM MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Baca Full Text klik disini

Keterampilan pemecahan masalah merupakan salah satu keterampilan abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik. Keterampilan pemecahan masalah bisa dilatih melalui pembelajaran dengan pendekatan yang tepat. Salah satunya menggunakan model problem based learning (PBL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendekatan diferensiasi dalam model PBL terhadap keterampilan pemecahan masalah peserta didik khususnya pada materi dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Penelitian dilakukan menggunakan mixed methods dengan exploratory sequential design. Partisipan dalam penelitian berjumlah 133 orang peserta didik kelas XI MIPA disalah satu SMA Negeri Kota Cimahi. Pengumpulan data penelitian ini melalui tes diagnostik non-kognitif berupa tes gaya belajar, tes kecerdasan majemuk serta pre-test dan post-test menggunakan instrumen tes keterampilan pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya belajar dan kecerdasan majemuk peserta didik sangat heterogen, terdapat peningkatan keterampilan pemecahan masalah peserta didik dengan rata- rata skor gain ternormalisasi sebesar 0.4 dan 0.55, profil keterampilan pemecahan masalah peserta didik untuk semua kelompok gaya belajar berada pada kategori sedang, dan hasil uji effect size didapatkan nilai d-value sebesar 0.5 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dengan pendekatan diferensiasi memiliki pengaruh terhadap peningkatan keterampilan pemecahan masalah peserta didik. Problem solving skills are one of the 21st century skills that must be possessed by students. Problem solving skills can be honed through learning with the right approach. One of them uses a PBL model. This study aims to analyze the application of the differentiation approach in problem-based learning model to the problem-solving skills of students, especially in the matter of rotational dynamics and rigid body equilibrium. The research was conducted using a mixed methods with exploratory sequential design. The number of participants as many as 133 students of class XI MIPA in one of the Cimahi City Public High Schools. Collecting data in this study through non-cognitive diagnostic tests in the form of learning style tests, multiple intelligence tests as well as pre-test and post-test using problem-solving skills test instruments. The results showed that the learning styles and multiple intelligences of students were very heterogeneous, improving of students' problem solving skills with an average normalized gain score of 0.4 and 0.55, the profile of students' problem solving skills for all learning style groups are in the medium category, and the results of the effect size test obtained a d-value of 0.5 where the value is included in the medium category. So it can be concluded that the application of the PBL with a differentiation approach has an effect on improving students problem on solving skills.

Actions (login required)

IMAGES

  1. problem based learning dan problem solving

    bedanya problem solving dan problem based learning

  2. 5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    bedanya problem solving dan problem based learning

  3. differenza tra problem solving e problem based learning

    bedanya problem solving dan problem based learning

  4. perbedaan problem solving dan problem based learning

    bedanya problem solving dan problem based learning

  5. pembelajaran problem solving dan problem based learning

    bedanya problem solving dan problem based learning

  6. differenza tra problem solving e problem based learning

    bedanya problem solving dan problem based learning

VIDEO

  1. PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN CASE METHOD DAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS TEAM BASE PROJECT

  2. VIDEO BIMBINGAN KLASIKAL _ GAYA BELAJAR DAN STRATEGI BELAJAR

  3. PERBEDAAN MODEL DAN METODE DALAM PEMBELAJARAN

  4. Metode pembelajaran timeline, mask party dan problem based learning

  5. Problem Solving Millealab Creator VR

  6. Materi CBL dan PBL

COMMENTS

  1. Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam

    Problem-based learning (PBL) dan problem solving adalah dua metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, namun keduanya memiliki perbedaan utama. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai pengambil keputusan aktif dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan kolaborasi dengan sesama mahasiswa.

  2. Perbedaan Problem Solving dan Problem Based Learning: Menemukan Solusi

    Problem solving menitikberatkan pada solusi konkret dan terarah, sementara problem based learning fokus pada pemahaman yang mendalam dan persiapan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Keduanya memiliki nilai yang penting dalam konteks pembelajaran, namun keputusan dalam menerapkan pendekatan yang mana bergantung pada tujuan, konteks ...

  3. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem

    Dua model pembelajaran yang sering diperbincangkan dan menjadi sorotan saat ini adalah problem based learning (PBL) dan problem solving. Meski terdengar mirip, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara kedua model ini. Pertama, mari kita lihat tentang model pembelajaran problem based learning (PBL).

  4. Perbedaan Problem Solving Dan Problem Based Learning

    1. Apakah problem based learning lebih efektif daripada problem solving? Jawaban: Efektivitas kedua pendekatan ini tergantung pada tujuan pembelajaran dan konteksnya. Problem solving lebih cocok untuk memecahkan masalah logis, sedangkan problem based learning lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam. 2.

  5. (PDF) Problem-based Learning: Apa dan Bagaimana

    Pelajari apa itu problem-based learning (PBL), model pembelajaran berpusat pada peserta didik, dan bagaimana menerapkannya dalam konteks pendidikan. Unduh PDF gratis di ResearchGate.

  6. Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)

    Pengertian Problem Based Learning menurut Para Ahli. Untuk memastikan kesahihan pengertian model PBL, berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai definisi problem based learning.. Delisle. Delisle dalam Abidin (2014, hlm. 159) menyatakan bahwa problem based learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan ...

  7. Problem Based Learning

    Pengertian Problem Based Learning. Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.. Alur kerja peserta didik bergantung pada seberapa kompleks permasalahan yang diberikan. Sama halnya seperti project based learning, tingkat keberhasilan metode ini bergantung ...

  8. Problem Based Learning: Karakteristik dan Pengertiannya

    Kararakteristik Pembelajaran Problem Based Learning. Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa karakter unik yang perlu Anda ketahui. Karakteristik ini cukup berbeda dengan metode belajar lainnya yang Anda kenal. Berikut ini adalah beberapa karakteristik unik dari problem based learning. 1.

  9. (PDF) Challenge Based Learning VS. Problem Based Learning

    Poster PDF Available. Challenge Based Learning VS. Problem Based Learning. November 2015. Conference: The 5th International Conference Faculty of Nursing Suez Canal University "New Trends toward ...

  10. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(2): 107-116 (2020) p-ISSN 2252-8075 e-ISSN 2615-2819 107 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI MIA MAN 2 KOTA BENGKULU Ida Nurjelita Sani*1, Amrul Bahar2, Elvinawati3 1,2,3Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Bengkulu

  11. (Pdf) Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    Based on these results, the experimental class 1 which applied the problem solving learning model was better at improving students' thinking skills than the experimental class 2 which applied a ...

  12. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Kemampuan Memecahkan

    The purpose of this study is to analyze whether Problem Based Learning is able to increase students' abilities in critical thinking, problem solving, and learning achievement. Using Classroom Action Research (CAR) methods for three cycles, research was conducted on 24 grade 8 math students at the Pelangi Kasih School.

  13. Perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning: Mana yang Lebih Efektif

    Berikut adalah perbedaan PBL, PJBL, dan Discovery Learning: PBL (Problem Based Learning): Pada PBL, siswa diberikan sebuah permasalahan tertentu dan mereka diminta untuk memecahkan masalah tersebut. Fokus pembelajaran pada PBL adalah pada proses pemecahan masalah dan kerja sama tim dalam mencapai solusi yang tepat.

  14. Problem-Based Learning vs. Project-Based Learning: Unlocked Potentials

    Problem-Based Learning thrives in environments where analytical thinking, adaptability, and problem-solving are key. It's particularly effective in professional training programs focused on critical thinking and decision-making skills, such as management consulting or healthcare.; Project-Based Learning shines in scenarios requiring a blend of skills to create or improve something tangible ...

  15. Perbedaan Model Problem Based Learning dan Discovery Learning ...

    Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 8 No. 2, Mei 2018: 132-141 133 Berdasarkan pengertian model pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning peneliti ini ingin mengetahui tingkat keefektifan atau perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning dan peneliti melaksanakan penelitian di kelas 4 SD ...

  16. Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dan Project

    This research intends on knowing the different from Problem Based Learning models (PBL) and Project Based Learning (PjBL) toward student's higher order thinking skill. The kind of this research was quasi experiment with Nonequivalent Control Group Design. The variable in this research consist of independent variable called PBL models and PjBL models and dependent variable called higher order ...

  17. 5 Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning

    Sedangkan jika hasil akhirnya diharapkan berupa produk maka sedang menerapkan PjBL. 2. Fokus Pembelajaran. Perbedaan problem based learning dan project based learning yang kedua adalah pada fokus pembelajaran. Fokus utama dari PBL adalah masalah yang diwajibkan untuk dianalisis dan dicari solusinya.

  18. (PDF) Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan

    The Discovery Learning learning model focuses on discovery and investigation, where students can find their own answers to the problems at hand, in contrast to Problem-Based Learning which ...

  19. Perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri dan Problem Based Learning

    Model pembelajaran inkuiri menekankan pada proses eksplorasi mandiri dan penemuan pengetahuan oleh siswa, sedangkan problem based learning fokus pada pemecahan masalah dengan menghubungkan teori dan praktik dalam situasi dunia nyata. Keduanya memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, motivasi siswa, dan keterampilan hidup.

  20. Model Pembelajaran Case Based Learning (CBL)

    Pada CBL siswa dapat aktif mendiskusikan kasus yang disajikan oleh guru di kelas. Case Based Learning adalah pembelajaran berbasis kasus yang melatih peserta didik untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah dari kasus yang telah diberikan. CBL mampu melatih pola pikir kritis siswa sebab kasus yang diberikan menjadikan siswa mampu berpikir kritis.

  21. Perbedaan Project Based Learning dan Problem Based Learning

    Project Based Learning dan Problem Based Learning sering membuat bingung, apalagi sering sama-sama disingkat dengan singkatan PBL. Tetapi ada juga ada yang menyingkat Project based learning dengan PjBL untuk membedaannya dengan Problem Based learning (PBL). Supaya tidak bingung, yuk simak ulasan tentang perbedaan PBL dan PjBL berikut ini.

  22. Penerapan Pendekatan Diferensiasi Dalam Model Problem Based Learning

    The results showed that the learning styles and multiple intelligences of students were very heterogeneous, improving of students' problem solving skills with an average normalized gain score of 0.4 and 0.55, the profile of students' problem solving skills for all learning style groups are in the medium category, and the results of the effect ...

  23. Perbedaan Model Problem Based Learning Dan Project Based Learning

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) dan problem based learning (PBL) ditinjau dari pembelajaran tematik terintegrasi muatan ...