• DailySocial TV
  • Selasa Startup
  • Privacy & Policy
  • Term of Services

Logo Biznet

Copyright©2020. PT Digital Startup Nusantara

Artificial Intelligence

Funding News

Founders Tips

New Economy

Tips & Trick

ENTERTAINMENT

  • Terms of Services
  • Tjufoo <> Sinbad
  • Starventure
  • E-BOOK 1 MILIAR PERTAMA
  • Mandiri Capital
  • FINTECH LENDING REPORT

Problem Solving: Pengertian, Proses, dan Metodenya

Problem solving adalah proses penyelesaian suatu masalah.

Tiffany Revita - 24 February 2023

Copy link Link copied!

Problem solving merupakan salah satu skill penting yang diperlukan dalam dunia kerja. Pasalnya, problem solving berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi terbaik sebagai bentuk penyelesaiannya.

Namun, problem solving tidak hanya berguna untuk diterapkan dalam hal pekerjaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, bagaimana prosesnya dan seperti apa metode yang digunakannya?

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Apa Itu Problem Solving ?

Pada dasarnya, problem solving adalah sebuah cara untuk menemukan solusi dari sebuah masalah. Menurut Oemar Hamalik, problem solving merupakan suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah.

Kemampuan ini berkaitan dengan berbagai hal, seperti kemampuan mendengar, menganalisa, meneliti, kreativitas, komunikasi, kerja tim, hingga pengambilan keputusan. Tujuannya, agar sebuah masalah dapat dipecahkan secara efektif berdasarkan data serta informasi yang akurat.

Proses Problem Solving

Dalam prosesnya, ada empat tahapan dasar problem solving , yakni:

1. Mengidentifikasi Masalah

Langkah pertama dalam proses problem solving adalah mendefinisikan sebuah masalah berdasarkan gejala yang ada. Pasalnya, sebuah masalah biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut harus diuraikan terlebih dahulu dengan cara identifikasi agar penyelesainnya dapat dilakukan dengan baik.

2. Menemukan Solusi Terbaik

Problem solving bertujuan untuk menemukan solusi terbaik atas sebuah masalah. Untuk mendapatkan hal tersebut, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai masalah tersebut agar dapat terselesaikan secara efektif.

3. Melakukan Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap paling akhir dalam proses problem solving . Dalam tahap ini, solusi yang sudah diputuskan sebelumnya dapat diterapkan. Namun, hal tersebut tidak hanya sampai di situ saja, karena solusi tersebut juga harus ditindaklanjuti agar dapat menyelesaikan masalah secara menyeluruh.

Metode Problem Solving

1. brainstorming.

Brainstorming merupakan metode problem solving yang paling banyak digunakan oleh orang-orang. Pasalnya, metode ini efektif untuk digunakan sebagai pemecahan masalah melalui solusi kreatif.

Prosesnya adalah setiap orang harus menyampaikan ide-ide maupun pendapat yang kemudian dapat diolah menjadi satu solusi utama.

2. 6 Thinking Hats

Dalam metode ini, setiap orang akan mencoba memberikan penyelesaian terhadap suatu masalah dari beragam perspektif. Caranya adalah dengan mengelompokkan ide-ide yang ada ke dalam daftar pro-cons. Dengan begitu, kamu bisa melihat ide mana yang memiliki kelebihan yang paling banyak.

3. The 5 Whys

Metode ini dilakukan dengan cara meng-highlight masalah yang ingin dipecahkan. Kemudian, cari tahu jawaban mengenai “mengapa” masalah tersebut bisa terjadi sebanyak lima kali hingga kamu mendapatkan jawaban yang objektif tentang pertanyaanmu.

4. Lightning Decision Jam

Metode ini memungkinkanmu untuk menulis berbagai hal, mulai dari tantangan, kekhawatiran, hingga kesalahan dalam sebuah catatan kecil. Dengan hal tersebut, kamu bisa memilih masalah mana yang ingin diselesaikan terlebih dahulu dengan melihatnya dari sudut pandang baru. Dengan begitu, penyelesaian masalah dapat dilakukan secara tertatur.

5. Failure Mode and Effect Analysis

Terakhir, metode ini digunakan untuk menganalisis setiap elemen dari strategi bisnis serta kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Dengan begitu, kamu bisa menemukan solusi dari masalahmu serta langkah preventif untuk mencegahnya secara lebih mudah.

Nah, itulah penjelasan mengenai problem solving . Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa problem solving merupakan kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan dengan proses yang cukup panjang.

Tags: Problem Solving proses problem solving metode problem solving

RECOMMENDED COVERAGE

Cara dan Contoh Memperkenalkan diri saat Interview Kerja

Assessment: Pengertian, Jenis, Fungsi, Format, dan Manfaatnya dalam Era Modern

Cara Membuat Mind Map yang Efektif dan Mudah

Sign up for our newsletter

Review Order

Payment Details

Subscribe Monthly

Total Payment

By clicking the payment method button, you are read and agree to the terms and conditions of Dailysocial.id

 alt=

Check the box to Create your Account

Login to your account

Forgot Password?

To reset your password, please input email of your DailySocial.id account.

Reset Password

Reset link sent!

Thanks! You’ve been emailed a password reset link.

Create your account

Create Account

Check your email to verify!

If you didn’t receive an email in your inbox, check your spam folder.

We've emailed you a temporary password.

Stay connected with us and get full features in our platform. Community and Information can be fully open.

No, thank you.

Zenius Fellow

problem solving approach adalah

  • UTBK-SBMPTN

Pengertian Problem Solving Beserta Teori dan Contoh Soalnya

  • Posted by by Maulia Indriana Ghani
  • Mei 10, 2022

Elo pernah main game tebak-tebakan, nggak? Misalnya, ada tiga orang, manakah yang termasuk pencuri? Nah, itu termasuk contoh problem solving. Apa pengertian problem solving? Gimana strategi penyelesaiannya? Yuk, kepoin!

Elo termasuk pencinta kopi, bukan? Biasanya, pencinta kopi itu kalau pagi-pagi sebelum beraktivitas, ya ngopi dulu. Kalau nggak ngopi, rasanya bakal lemas sepanjang hari, nggak bergairah.

Alhasil, kegiatan membuat kopi itu menjadi sesuatu yang elo lakukan secara otomatis tanpa proses berpikir panjang. Pokoknya langsung satsetsatset . Mulai dari menyiapkan cangkir, menuang kopi ke dalam cangkir, menambahkan gula, menuang air panas, mengaduk-aduk, dan yang terakhir, seruput, deh!

Membuat kopi biasa merupakan kegiatan yang dilakukan secara otomatis tanpa berpikir.

Lain halnya ketika elo mau membuat kopi ala coffee shop , misalnya latte art . Buat elo yang nggak biasa bikin latte art , kegiatan tersebut tentu membutuhkan proses berpikir, yang mencakup strategi dan perencanaan.

Misalnya, apa aja sih, yang gue butuhkan untuk membuat latte art ? Oh, gue butuh alatnya, bahan-bahan harus yang terbaik, lama proses pembuatannya juga perlu gue perhatikan supaya nggak telat berangkat sekolah, terakhir bentuk art -nya.

Membuat latte art membutuhkan proses berpikir panjang dan problem solving.

Kurang lebih, elo akan berpikir seperti itu, kan? Jadi, dalam menyelesaikan masalah atau problem solving itu elo akan menggunakan metode yang berbeda-beda. Misalnya pada contoh kasus kopi di atas, elo menggunakan metode planning perincian detail.

Kedua, ada metode perhitungan matematis. Jadi, elo menggunakan perhitungan dalam menyelesaikan suatu masalah. Selanjutnya, ada metode trial-error , elo coba, gagal, elo ulang lagi sampai berhasil.

Nah, cara terbaik untuk solve problem adalah elo harus tahu konteks masalah dan informasi yang elo punya terlebih dahulu untuk mendapatkan metode yang paling cocok digunakan. Namun, elo nggak harus memilih salah satu dari ketiga cara tersebut, kok. Elo bisa mengombinasikan ketiga cara tersebut untuk mendapatkan solusi yang terbaik.

Oke, contohnya bakal gue bahas setelah elo memahami pengertian problem solving di bawah ini, ya.

Apa Itu Problem Solving?

Elo pasti sering mendengar istilah problem solving , kan? Di sekolah pun kita dididik untuk memiliki skill yang satu ini. Nggak cuma di sekolah, kok. Dunia kerja pun membutuhkan orang-orang dengan skill tersebut.

Pasalnya, problem solving adalah bagian dari keterampilan atau kecakapan intelektual seseorang. Tanpa memahami dan memiliki skill tersebut, akan sulit rasanya saat elo menghadapi berbagai masalah atau hambatan dalam hidup.

Kita bisa mendefinisikan pengertian problem solving sebagai proses identifikasi masalah, mengembangkan solusi yang mungkin bisa digunakan, dan mengambil tindakan yang tepat dari pilihan solusi tersebut.

Oke, sekarang kita tahu nih, kalau problem solving itu secara istilah use logic atau menggunakan logika berpikir dan prosedur efektif untuk menyelesaikan suatu masalah setepat dan sesimpel mungkin.

Baca Juga : 5 Cara Melatih Logika Berpikir Supaya Lolos Tes Logika Penalaran

Jadi, jelas ya, bahwa tujuan problem solving itu untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu, untuk melatih orang-orang dalam menghadapi permasalahan dan hambatan, mendapatkan langkah terbaik untuk menyelesaikan permasalahan, dan melatih orang untuk bertindak di situasi baru.

Ada nggak sih, pengertian problem solving secara teoritis? Ada. Teori problem solving yang akan gue angkat kali ini berdasarkan pendapat Marzano dkk (1988), bahwa problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan permasalahan.

Nah, kalau di sekolah, tujuan problem solving ini untuk memecahkan masalah dalam pelajaran matematika, sains, dan ilmu sosial. Contohnya gimana, sih? Penasaran? Oke, lanjut ke poin berikutnya, ya.

Strategi Problem Solving

Coba deh, elo perhatikan soal dan penyelesaiannya di bawah ini!

contoh soal problem solving dan pembahasannya tentang roti bakar asin manis.

Gimana, kebayang nggak sama cara di atas? Gue rincikan penyelesaiannya supaya elo bisa lebih mudah dalam memahaminya, ya.

Pertama, elo perhatikan dulu data yang disajikan. Dari data tersebut, elo bisa memperoleh informasi penting atau aturan-aturan suatu masalah. Ingat, bahwa aturan itu untuk elo perhatikan dan ikuti, bukan kontradiksi atau kebalikan dari aturan itu, ya!

Baca Juga : Mengenal Kesalahan Logika Beban Pembuktian

Selanjutnya, elo proses dan analisis datanya hingga menghasilkan solusi.

Dari contoh kasus tersebut, kita memperoleh satu hal penting. Hal penting apa, sih? Dari situ kita belajar, bahwa untuk memecahkan masalah secara tepat, kita perlu mengikuti serangkaian tahapan.

Kita bisa menyebut rangkaian tahapan tersebut sebagai strategi problem solving . Ada yang gue suka, nih. Bransford dan Stein (1993), memperkenalkan strategi problem solving dengan akronim IDEAL.

IDEAL = Identify, Define, Explore, Act dan Look

Gue uraikan satu per satu, ya.

I → Identify Problem

Pada tahap ini, elo perlu mengidentifikasi masalahnya terlebih dahulu. Karena, masalah itu kadang nggak sesederhana itu, guys.

Dalam beberapa kasus, orang-orang mungkin saja salah menafsirkan atau mengidentifikasikan masalah. Alhasil, upaya problem solving yang dilakukan nggak seefektif dan seefisien yang diharapkan, iya nggak?

Strategi yang bisa elo gunakan, misalnya dengan mengajukan pertanyaan mengenai masalah tersebut, cari tahu seluk-beluk permasalahan itu—bisa menjawab apa, siapa, mengapa, kapan, di mana, dan bagaimana.

Elo juga bisa memecah atau mengklasifikasikan permasalahan menjadi bagian yang lebih kecil. Lihat juga masalah itu dari berbagai sudut pandang. Kalau udah, elo bisa lanjut ke tahap selanjutnya.

D → Define Goal

Setelah identifikasi masalah, elo juga perlu mendefinisikan suatu masalah secara detail. Untuk apa? Tentu saja untuk dapat solve problem tersebut.

Cari tahu aspek mana sih, yang termasuk fakta, dan mana yang termasuk opini. Bedakan hal itu. Kemudian, definisikan masalah secara jelas dan identifikasi solusinya.

E → Explore Possible Strategies

Selanjutnya, gali solusinya. Manakah solusi yang paling potensial untuk memecahkan masalah tersebut?

Di tahap ini, elo perlu mengumpulkan banyak ide, sebanyak-banyaknya, ya.

Kalau udah ada banyak ide, langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi. Elo bisa menggunakan strategi heuristik, yaitu menemukan solusi berdasarkan pengalaman masa lalu yang mirip dengan masalah sekarang.

Atau menggunakan strategi algoritma, yaitu menemukan solusi dengan cara bertahap untuk mendapatkan solusi yang lebih akurat. Namun, tentu saja strategi algoritma lebih lama, karena elo harus merinci lebih detail dalam menyelesaikan masalahnya.

A → Anticipate Outcomes and Act

Setelah strategi tertentu dipilih, elo mulai melaksanakan strategi tersebut di tahap ini. Kira-kira, strategi yang udah gue pilih ini akan berhasil atau nggak, ya? Langkah ini sudah betul atau belum, ya? Efektif atau nggak, ya?

Selain menggunakan strategi, elo juga masih perlu memantau situasi. Pastikan bahwa masalah yang sedang diselesaikan sekarang itu nggak menimbulkan masalah baru.

L → Look back and Learn

Setelah solusi tercapai, bukan berarti elo bisa melenggang pergi gitu aja, ya. Kaji kembali solusi yang sudah dilaksanakan dan evaluasi dampaknya.

Kalau di sekolah, setelah elo menyelesaikan suatu soal, misalnya matematika, elo cek lagi hasilnya. Perhitungan elo udah benar atau ada yang keliru? Elo udah menggunakan cara yang tepat atau belum? Elo tadi baca soalnya teliti atau nggak? Begitu, kan?

Kalau semuanya sudah oke, artinya elo berhasil menyelesaikan suatu masalah. Kalau masih belum berhasil, elo coba lagi, ulang dari awal. Artinya, elo sedang menggunakan metode trial-error .

Gimana, paham sampai sini? Kalau elo masih kurang greget sama uraian di atas, jangan khawatir. Karena, elo bisa pelajari materi problem solving pakai animasi di video belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini.

materi bahasa indonesia

Contoh Soal Problem Solving dan Pembahasan

Setelah memahami uraian mengenai pengertian problem solving di atas, artinya elo udah siap menyelesaikan berbagai permasalahan dari soal-soal di bawah ini. Cekidot !

Contoh Soal 1

Zahra mengikuti acara amal dan ia kebagian mengumpulkan amplop-amplop yang berisi uang dari penyumbang. Amplop-amplop tersebut berisi uang kertas. Semua amplopnya berisi tiga uang kertas, namun ada juga beberapa amplop yang berisi satu, dua atau tiga nota (bukan uang). Semua uang kertas bisa bernilai Rp1.000, Rp5.000, Rp10.000, atau Rp20.000. Berapa jumlah uang terkecil yang nggak mungkin ada di dalam sebuah amplop?

A. Rp2.000.

B. Rp3.000.

C. Rp4.000.

D. Rp6.000.

E. Rp7.000.

Jawab: C. Rp4.000 .

Pembahasan:

Dari bacaan, kita peroleh kemungkinan-kemungkinan munculnya jumlah uang.

  • Tiga uang = 3U.
  • Satu nota bukan uang (artinya ada dua uang) = 2U + 1N.
  • Dua nota bukan uang (artinya ada satu uang) = 1U + 2N.
  • Tiga nota = 3N.

Uang yang ada di dalam amplop senilai Rp1.000, Rp5.000, Rp10.000, atau Rp20.000.

Nah, ditanyakan jumlah uang terkecil yang nggak mungkin ada dalam amplop. Kita coba satu per satu pilihan ganda di atas, berdasarkan aturan dari poin-poin yang udah dibuat ya.

Opsi A → Rp2.000.

Kita bisa peroleh dari 2U + 1N = Rp1.000 + Rp1.000 + nota = Rp2.000. Jadi, bukan opsi A jawabannya, ya.

Opsi B → Rp3.000.

Kita bisa memperolehnya dari 3U = Rp1.000 + Rp1.000 + Rp1.000 = Rp3.000. Jadi, bukan opsi B jawabannya, ya.

Opsi C → Rp4.000.

Kita coba satu per satu. Dimulai dari 3U dulu, ya. 3U akan menghasilkan Rp3.000, Rp7.000, dan seterusnya yang jumlahnya akan semakin besar. Nggak mungkin.

2U + 1N akan menghasilkan Rp2.000, Rp6.000, dan seterusnya.

1U + 2N akan menghasilkan Rp1.000, Rp5.000, dan seterusnya.

Artinya, kita nggak bisa memperoleh uang total Rp4.000 di dalam amplop. Jawabannya C, ya.

Penasaran sama opsi lainnya? Udah ketemu jawabannya, opsi D menghasilkan Rp6.000, ada ya dari 2U + 1N. Kemudian, opso E yaitu Rp7.000 diperoleh dari 3U. Kemungkinan, ada amplop yang totalnya Rp6.000 dan Rp7.000.

Jadi, jumlah uang terkecil yang nggak mungkin ada di dalam sebuah amplop adalah Rp4.000.

Contoh Soal 2

Perhatikan gambar di bawah ini!

Bus di Indonesia yang sedang melaju ke kanan atau ke kiri.

Kalau kita lihat dari gambar bus di Indonesia yang sedang melaju di jalanan, kira-kira bus tersebut melaju ke arah kanan atau kiri?

Gue tantang elo untuk menjawab pertanyaan di atas. Ada yang bisa jawab, nggak?

Ayo, belajar jadi detektif! Elo identifikasi kasus di atas, kemudian cari strategi dan solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan permasalahannya. Kalau udah, cantumkan jawaban elo di kolom komentar, ya!

Kalau bingung atau mau intip pembahasannya, elo bisa meluncur ke video contoh soal dan pembahasan problem solving teka-teki di sini .

Wah, nggak kerasa bahasan kita udah di ujung, nih. Sampai sini udah paham tentang pengertian problem solving, teori, tujuan, strategi, dan contoh soalnya? Kalau elo lebih suka belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi UTBK lainnya di video Zenius. Elo juga bisa mencoba melatih kemampuan dengan level soal yang mirip UTBK beneran di Try Out bareng Zenius .

Kalau elo mau berlatih mengerjakan berbagai soal menarik, gampang banget! Elo bisa segera langganan paket Zenius dengan klik gambar di bawah ini!

SKU-BELI-PAKET-BLJR

Baca Juga : Panduan Belajar dan Soal Pola Gambar UTBK TPS/TPA

Overview of the Problem-Solving Mental Process — Verywell Mind (2022).

Problem Solving : Signifikansi, Pengertian, dan Ragamnya — Satya Widya, Vol 28, No. 2 (2012).

Pembelajaran Matematika Model Ideal Problem Solving dengan Teori Pemrosesan Informasi Untuk Pembentukan Pendidikan Karakter dan Pemecahan Masalah Materi Dimensi Tiga Kelas X SMA — Pythagoras, Vol. 7, No. 2 (2012).

Leave a Comment

Tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

  • Seputar Kerja

Apa Itu Problem Solving? Ini Pengertian, Tujuan, & 5 Metodenya

Maret 20, 2024

problem solving approach adalah

Di masa ini, problem solving adalah salah satu skill yang wajib dimiliki karyawan, terutama pemimpin dan manajer. Ada banyak manfaat problem solving , mulai dari mempermudah pengambilan keputusan hingga meningkatkan efisiensi. Tapi apa itu problem solving sebenarnya? Apa saja skill problem solving yang perlu Anda kuasai?

Dalam bahasan kali ini, kita akan membahas dengan lengkap tentang problem solving , tujuan, manfaat, dan berbagai metodenya. Yuk, scroll ke bawah untuk tahu kelanjutannya!

Apa itu Problem Solving ?

Problem Solving adalah Hal Penting dalam Sebuah Tim

Memahami apa itu problem solving adalah hal fundamental yang harus dipahami siapapun, terutama yang baru masuk ke dunia kerja atau ingin naik jenjang karir. Tanpa pemahaman dan skill problem solving yang mumpuni, seseorang akan mengalami kesulitan saat bekerja, apalagi jika lingkungan kerjanya penuh tekanan.

Menurut buku The Executive Guide to Improvement and Change , pengertian problem solving adalah kemampuan mendefinisikan masalah, menentukan sumbernya, membuat skala prioritas, menyusun alternatif-alternatif solusi, dan mengimplementasikannya sesuai kebutuhan. Singkatnya, problem solving adalah kemampuan menemukan masalah dan memecahkannya dengan baik.

Agar proses pemecahan masalah terlaksana, ada beberapa karakteristik problem solving yang wajib dipenuhi, yaitu:

  • Interaksi antara pihak-pihak terlibat, misalnya antar karyawan dalam satu divisi, lintas jabatan, atau antara atasan dan bawahan.
  • Terdapat diskusi yang diselenggarakan dengan efektif, sistematis, dan menghasilkan progres, baik secara formal, semiformal, atau informal.
  • Informasi lengkap dan valid, penyampai dapat mempertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Saling membimbing dan melatih dari pihak berpengalaman ke yang kurang berpengalaman.

Berdasarkan karakteristik di atas, kita dapat menemukan bahwa peran pemimpin sangat vital dalam proses pengambilan keputusan. Agar proses problem solving terselesaikan, pemimpin tidak boleh egois atau terlalu longgar pada rekan-rekan yang membantunya mengambil keputusan.

Tujuan Problem Solving

Tujuan problem solving adalah untuk menyelesaikan masalah secepatnya dengan hasil terbaik

Setelah mengetahui apa itu problem solving , kali ini kita akan membahas beberapa tujuan problem solving dalam perusahaan, di antaranya adalah:

  • Melatih kemampuan karyawan untuk menghadapi masalah
  • Melatih karyawan dalam menemukan langkah-langkah terbaik untuk mencari solusi dari masalah yang ada
  • Melatih karyawan bagaimana cara bertindak dan apa yang harus dilakukan dalam situasi baru
  • Melatih karyawan untuk lebih berani dalam mengambil keputusan terbaik
  • Melatih karyawan untuk meneliti suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan kemungkinan yang ada

Sementara itu, melatih skill problem solving bagi diri sendiri juga sangat penting. Sebab pada faktanya, keahlian ini tidak hanya berguna di dunia kerja, tapi juga dalam aspek-aspek lain kehidupan.

Sebagai contoh, Anda adalah seorang karyawan berusia 24 tahun dengan tanggungan orang tua dan 3 adik. Selain itu, Anda juga punya keinginan punya rumah dan kendaraan di usia 30 tahun. Supaya tanggung jawab dan impian tercapai, Anda melakukan proses problem solving dan menemukan solusi bahwa Anda harus punya side hustle supaya bisa menabung sekaligus tetap membantu ekonomi keluarga.

BACA JUGA: Manfaat Menerapkan Teamwork Karyawan di Perusahaan Anda

  Tahapan Problem Solving

Tahapan Problem Solving dalam Sebuah Tim

Setelah memahami apa itu problem solving dan tujuannya, di bawah ini terdapat beberapa tahapan untuk menerapkan metode problem solving . Jika Anda merasa belum punya skill problem solving mumpuni, cara-cara di bawah ini dapat membantu Anda berlatih.

1. Mendefinisikan Masalah

Tahapan pertama problem solving adalah dengan mendefinisikan, mengurai, dan menyusun kembali satu per satu masalah pokok yang sedang terjadi. Meskipun masalah-masalah tersebut tampak banyak, usahakan untuk menemukan inti dari semua masalah tersebut.

Jika Anda sedang bekerja di perusahaan, pastikan untuk mengajak rekan kerja dan orang lain yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dengan demikian, Anda dapat mendengar masalah dari berbagai perspektif dan menemukan titik masalah.

2. Menentukan Sumber/Dalang Penyebab Masalah

Setelah masalah utama ditemukan, tahapan selanjutnya problem solving adalah menyelidiki sumber masalah tersebut. Apakah masalah timbul karena sistem? Orang-orang terlibat? Atau komunikasi yang kurang efektif? Dengan menemukan jawaban dari pertanyaan semacam itu, Anda dan tim dapat melakukan brainstorming sumber masalah, sebelum mencari solusinya.

3. Menentukan Prioritas Masalah

Dalam satu kali brainstorming , Anda dan rekan-rekan barangkali akan menemukan lebih dari satu masalah untuk dipecahkan. Namun demikian, memaksakan diri menyelesaikan semua masalah dalam satu waktu sangat tidak efisien. Bukannya tuntas, bisa-bisa Anda dan tim justru tidak akan memecahkan satu pun masalah.

4. Mengembangkan Solusi Alternatif

Claire Cook – penulis terkenal asal Amerika Serikat – pernah berkata, “Jika plan A tidak berhasil, ingatlah masih ada 25 huruf untuk dijadikan rencana ( plan B, C, D, dan seterusnya”. Alternatif-alternatif rencana seperti ini juga perlu Anda siapkan jika sewaktu-waktu solusi utama tidak bekerja.

5. Mengimplementasikan Solusi dan Mengevaluasinya

Tahapan terakhir pada proses problem solving adalah mengimplementasikan solusi sesuai kesepakatan bersama. Setelah sudah menemukan solusi terbaik, maka Anda tinggal menyusun strategi penerapan, membagikannya kepada tim anggota, dan menindaklanjuti solusi yang sudah diputuskan.

Tidak berhenti sampai disitu, ada baiknya jika Anda bisa mengumpulkan masukan dari anggota tim atau pihak-pihak yang terlibat dan melakukan evaluasi dari penerapan solusi tersebut.

Pada setiap tahapan untuk menyelesaikan masalah, dibutuhkan beberapa skill problem solving yang mumpuni. Seperti kemampuan menganalisis, kemampuan berdiskusi, hingga penentuan prioritas.

BACA JUGA: Jenis Kepemimpinan Dalam Perusahaan. Anda Termasuk yang Mana?

Metode Problem Solving

Metode Problem Solving Terbaik untuk Perusahaan

Dalam proses problem solving , ada beberapa metode yang dapat Anda gunakan, di antaranya adalah:

1. Linear Thinking

Metode problem solving pertama yang dapat Anda terapkan adalah linear thinking . Penggunaan metode ini sangat sederhana, yaitu dengan menekankan pada pertanyaan “mengapa” agar bisa menemukan akar permasalahan. Setelah akarnya ditemukan, Anda bisa menggunakan data-data lama dan solusi yang ada untuk diterapkan.

Linear thinking adalah salah satu metode problem solving paling tradisional dan mudah dilaksanakan. Kelemahannya, linear thinking hanya cocok untuk menghadapi masalah yang pernah dihadapi sebelumnya, tapi tidak sesuai jika masalahnya sama sekali baru.

2. Design Thinking

Berbeda dengan linear thinking , dalam apa itu problem solving penggunaan design thinking lebih menekankan pendekatan dari sisi user . Untuk memulainya Anda bisa mencoba untuk berempati kepada user yang sedang menghadapi masalah.

Proses Metode Design Thinking menurut Stanford

Kemudian setelah Anda mengetahui apa masalah yang dihadapinya, Anda bisa menggunakan skill problem solving yang dimiliki untuk membuat beberapa gambaran atau prototype yang dapat diuji untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.

3. Creative Problem Solving

Ketika kita membahas apa itu problem solving , maka Anda perlu menciptakan keseimbangan antara logika dan kreativitas. Anda bisa menggunakan kreativitas untuk mencari tahu apa penyebab masalah yang terjadi dan kemudian mengembangkan solusi yang inovatif.

Metode creative problem solving tidak hanya seputar brainstorming atau ide-ide gila yang out of the box . Tetapi Anda juga perlu fokus untuk mendapatkan ide sebanyak-banyaknya dari proses tersebut.

4. Solution-based Thinking

Metode problem solving keempat yang dapat Anda terapkan adalah solution-based thinking , yaitu metode pemecahan masalah dengan berfokus pada solusi-solusi yang dapat dipastikan keberhasilannya.

Jika dibandingkan, solution-based thinking tampak seperti pertengahan antara linear thinking dan creative problem solving . Dari segi kecepatan, metode solution-based sama terfokusnya seperti linear thinking . Akan tetapi, dari segi fleksibilitas ide, solution-based thinking menggunakan pendekatan brainstorming seperti creative problem solving .

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu problem solving , tujuan, dan metode-metodenya. Skill problem solving adalah salah satu keahlian paling dicari di dunia kerja. Bagi perusahaan, karyawan dengan kemampuan memecahkan masalah adalah aset berharga, baik untuk masa sekarang atau masa depan.

Apakah perusahaan Anda sedang mencari karyawan berkualitas tersebut? Kesulitan menemukan platform penyedia SDM dengan skill problem solving tingkat tinggi? Pasang iklan lowongan kerja Anda di KitaLulus dan jemput anggota tim impian Anda sekarang juga!

Lihat ribuan lowongan kerja dan berkomunikas secara langsung dengan HRD atau pemilik usaha

Download Aplikasi KitaLulus sekarang!

‍#MulaiSekarang demi masa depan yang lebih baik!

webinar gen z

Universitas Psikologi

Universitas Psikologi

  • Biopsikologi
  • Ilmu Psikologi
  • Info Psikologi
  • Komunikasi Massa
  • Komunikasi Multimedia
  • Komunikasi Organisasi
  • Metode Observasi
  • Metode Penelitian Kualitatif
  • Metode Penelitian Kuantitatif
  • Metode Psikologi
  • Metode Wawancara
  • Psikologi Abnormal
  • Psikologi Agama
  • Psikologi Anak
  • Psikologi Eksperimen
  • Psikologi Emosi
  • Psikologi Industri dan Organisasi
  • Psikologi Kepemimpinan
  • Psikologi Kepribadian
  • Psikologi Kesehatan
  • Psikologi Klinis
  • Psikologi Kognitif
  • Psikologi Komunikasi
  • Psikologi Konseling
  • Psikologi Konstitusi
  • Psikologi Pendidikan
  • Psikologi Perkembangan
  • Psikologi Sosial
  • Psikologi Tanggap Bencana
  • Psikologi Umum
  • Psikopatologi
  • Psikotes Gambar
  • Statistika Psikologi
  • Tes Bakat dan Minat
  • Tes Inteligensi
  • Tes Inventori
  • Tes Psikologi
  • Tes Rorschach
  • Tips Psikologi

Pengertian Pemecahan Masalah (Problem Solving) dan Langkah-langkah Implementasinya

Universitas Psikologi

Baca juga: Komunikasi Efektif dan Faktor-faktornya

Langkah-langkah Pemecahan Masalah

A. identifikasi masalah, b. mendefinisikan masalah, c. perumusan strategi, d. ekplorasi berbagai kemungkinan alternatif, e. aksi atau tindakan, f. lihat efek-efeknya.

Universitas Psikologi

Posting Komentar

Blog MySkill

Si Paling Belajar

Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips Tingkatkannya

Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips Tingkatkannya

Apa itu skill problem solving.

Skill problem solving adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien. Ini melibatkan proses pemecahan masalah yang sistematis dan kreatif untuk mencapai solusi yang memuaskan.

Metode Problem Solving

  • Identifikasi Masalah : Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas dan spesifik.
  • Analisis Masalah : Selanjutnya, analisislah masalah tersebut dengan mengidentifikasi penyebab, faktor-faktor terkait, dan dampaknya.
  • Pengembangan Solusi : Setelah masalah dipahami dengan baik, kembangkanlah berbagai solusi yang mungkin.
  • Evaluasi Solusi : Evaluasilah setiap solusi berdasarkan kriteria yang relevan, seperti keefektifan, kepraktisan, dan dampaknya.
  • Implementasi Solusi : Pilihlah solusi terbaik dan implementasikan dengan cermat.
  • Evaluasi Hasil : Setelah solusi diimplementasikan, evaluasilah hasilnya untuk memastikan bahwa masalah telah teratasi dengan baik.

Proses dan Contoh Problem Solving

Sebagai contoh, pertimbangkanlah situasi di mana sebuah perusahaan mengalami penurunan penjualan. Kita dapat menggunakan metode problem solving untuk mengatasi masalah ini dengan mengidentifikasi penyebab penurunan penjualan, mengembangkan strategi untuk meningkatkan penjualan, dan mengevaluasi hasil dari strategi tersebut.

Mengapa Skill Problem Solving Penting?

Skill problem solving sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam karier dan kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan ini, kita dapat:

  • Meningkatkan Efisiensi : Dengan mampu menyelesaikan masalah dengan cepat dan efektif, kita dapat meningkatkan efisiensi dalam berbagai tugas.
  • Meningkatkan Kreativitas : Proses pemecahan masalah memerlukan kreativitas untuk menghasilkan solusi yang inovatif.
  • Meningkatkan Kepercayaan Diri : Dengan mampu menyelesaikan masalah, kita dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan diri.
  • Meningkatkan Produktivitas : Dengan mengatasi masalah secara efektif, kita dapat meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Tips Meningkatkan Skill Problem Solving

  • Selalu Jaga Pikiran Terbuka : Terima masukan dari orang lain dan pertimbangkan berbagai sudut pandang.
  • Gunakan Pendekatan Sistematis : Gunakan pendekatan yang sistematis dalam mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi.
  • Jangan Takut untuk Mencoba Hal Baru : Jangan takut untuk mencoba pendekatan atau solusi yang belum pernah dicoba sebelumnya.
  • Pelajari dari Pengalaman : Pelajari dari pengalaman kita sendiri maupun orang lain dalam menyelesaikan masalah.
  • Latih Skill Kita : Latihlah kemampuan problem solving kita secara teratur dengan memecahkan masalah kecil sehari-hari.

Dengan meningkatkan skill problem solving, kita dapat menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan kita dengan lebih baik, baik dalam konteks profesional maupun pribadi.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di https://myskill.id/

MySkill

Dibuat oleh tim MySkill, startup pengembangan skill dan karir terbesar di Indonesia. MySkill juga mendapatkan penghargaan dari LinkedIn sebagai Top Startup Indonesia pada 2022 dan 2023 . Beberapa sumber referensi tulisan di blog MySkill seperti: Kompas , IDN Times, Forbes , Indeed , Semrush , Hubspot , AIHR , Nielsen Norman Group , Xero , Atlassian , Canva , W3 , Grammarly dan sebagainya.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Anda harus masuk untuk berkomentar.

Mengenal Apa itu Problem Solving, Manfaat dan Contohnya

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai masalah yang perlu diselesaikan. Dalam hal ini, kemampuan untuk memecahkan masalah atau problem solving adalah suatu keterampilan yang sangat penting. 

Saat ini masih banyak orang yang meremehkan tentang bagaimana cara problem solving yang baik dan benar. Padahal faktanya, problem solving yang buruk bisa berdampak buruk pula. Seperti salah dalam mengambil keputusan besar, hingga perkelahian karena perbedaan pendapat.

Nah, karenanya penting untuk memahami tentang apa itu problem solving, manfaat, hingga cara menerapkannya. 

  • 1 Apa Itu Problem Solving?
  • 2.1 1. Identifikasi Masalah
  • 2.2 2. Pengumpulan Informasi
  • 2.3 3. Analisis
  • 2.4 4. Pengembangan Solusi
  • 2.5 5. Pemilihan Solusi
  • 2.6 6. Implementasi
  • 2.7 7. Evaluasi
  • 3.1 1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis
  • 3.2 2. Peningkatan Kreativitas
  • 3.3 3. Meningkatkan Efisiensi
  • 3.4 4. Peningkatan Keterampilan Komunikasi
  • 3.5 5. Kepercayaan Diri
  • 3.6 6. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
  • 4.1 1. Saat Menumpahkan Air
  • 4.2 2. Perencanaan Perjalanan
  • 4.3 3. Konflik dengan Rekan Kerja
  • 4.4 4. Memecahkan Masalah Matematika
  • 5 Mau Mengasah Kemampuan Problem Solving?

Apa Itu Problem Solving?

Problem solving adalah proses kognitif yang melibatkan pemecahan masalah atau menemukan solusi untuk situasi atau permasalahan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, kita dapat menyebutnya sebagai “pemecahan masalah.” 

Ini melibatkan pemikiran kreatif, analitis, dan kemampuan untuk mengatasi hambatan. Proses ini umumnya dilakukan untuk mengatasi situasi yang memerlukan solusi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai konteks, seperti pekerjaan atau pendidikan.

Tahapan Problem Solving

Proses problem solving terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Identifikasi Masalah

Tahap pertama adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang sifat masalah, penyebabnya, dan dampaknya. Identifikasi masalah yang tepat adalah kunci untuk memulai proses pemecahan masalah.

2. Pengumpulan Informasi

Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang relevan. Informasi ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk observasi, penelitian, atau wawancara. Pengumpulan informasi membantu dalam memahami akar masalah dan faktor-faktor yang berkontribusi.

3. Analisis

Tahap analisis melibatkan pemikiran kritis dan kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta yang ada. Pada tahap ini, informasi yang telah dikumpulkan dievaluasi dengan cermat untuk memahami sifat masalah secara lebih mendalam.

4. Pengembangan Solusi

Setelah analisis, langkah berikutnya adalah mengembangkan berbagai solusi yang mungkin. Pada tahap ini, kreativitas sangat diperlukan. Solusi yang dihasilkan mungkin bersifat konvensional atau inovatif.

5. Pemilihan Solusi

Dari berbagai solusi yang ada, tahap ini melibatkan pemilihan solusi terbaik yang paling memungkinkan untuk menyelesaikan masalah. Keputusan ini harus didasarkan pada analisis yang baik.

6. Implementasi

Solusi yang dipilih kemudian diimplementasikan. Ini melibatkan tindakan nyata untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini, perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang efektif penting.

7. Evaluasi

Setelah implementasi, hasilnya dievaluasi. Dalam tahap ini, perlu diperiksa apakah masalah telah terselesaikan atau perlu perubahan lebih lanjut. Evaluasi juga membantu dalam menilai keberhasilan proses pemecahan masalah.

Baca Juga: 5 Metode Problem Solving dan Tips Menghadapi Tantangannya!

problem solving approach adalah

Manfaat Problem Solving

Pemecahan masalah memiliki banyak manfaat, terutama dalam konteks kehidupan sehari-hari dan berbagai bidang lainnya. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari kemampuan pemecahan masalah:

1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis

Pemecahan masalah melibatkan analisis mendalam, evaluasi, dan pemikiran kritis. Ini membantu seseorang untuk menjadi pemikir yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan yang lebih baik.

2. Peningkatan Kreativitas

Dalam upaya mencari solusi, pemecahan masalah mendorong seseorang untuk berpikir secara kreatif. Ini dapat menghasilkan solusi yang inovatif dan tidak konvensional.

3. Meningkatkan Efisiensi

Dengan kemampuan pemecahan masalah yang baik, tugas-tugas sehari-hari dapat diselesaikan dengan lebih efisien. Ini menghemat waktu dan sumber daya.

4. Peningkatan Keterampilan Komunikasi

Proses problem solving sering melibatkan berdiskusi dan kolaborasi dengan orang lain, yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi. Ini dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal.

5. Kepercayaan Diri

Menyelesaikan masalah dengan sukses dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Mampu mengatasi masalah memberikan rasa pencapaian dan kepuasan pribadi.

6. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Kemampuan pemecahan masalah membantu seseorang dalam membuat keputusan yang lebih baik. Dengan analisis yang baik, keputusan yang diambil lebih mungkin membuahkan hasil yang positif.

Dalam rangkaian kehidupan sehari-hari, manfaat pemecahan masalah ini menjadikan keterampilan ini sangat penting. Mulai dari mengatasi masalah sederhana seperti memperbaiki keran yang bocor, hingga menyelesaikan masalah kompleks dalam dunia bisnis, problem solving adalah keterampilan yang bermanfaat.

Baca Juga: Analytical Thinking: Skill yang Paling Dibutuhkan di Dunia Kerja!

Contoh Problem Solving di Kehidupan Sehari-hari

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik, berikut beberapa contoh problem solving dalam kehidupan sehari-hari:

1. Saat Menumpahkan Air

Saat kamu menghadapi tumpahan air di lantai dapur. Kamu akan mengidentifikasi masalahnya, mengambil kain untuk membersihkannya (solusi), dan masalah terselesaikan.

2. Perencanaan Perjalanan

Saat kamu ingin merencanakan liburan keluarga. Dengan mengumpulkan informasi tentang destinasi, transportasi, dan akomodasi, kamu dapat mengembangkan rencana perjalanan yang optimal.

3. Konflik dengan Rekan Kerja

Saat kamu memiliki konflik dengan rekan kerja. Dengan berbicara dengannya dan mencari solusi bersama, kamu dapat mengatasi konflik tersebut.

4. Memecahkan Masalah Matematika

Seorang siswa dihadapkan pada soal matematika yang sulit. Dengan menganalisis soal dan mencari rumus yang sesuai, siswa dapat menyelesaikan soal tersebut.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Leadership dan Sikap yang Harus Dimilikinya

Mau Mengasah Kemampuan Problem Solving?

Nah, sekarang Arkawan sudah pahan kan, tentang apa itu problem solving? Jika Arkawan masih bingung atau bahkan ingin mendalami keterampilan tentang problem solving ini, mungkin pelatihan problem solving dari Arkademi ini bisa membantumu!

Pada dasarnya, dalam dunia kerja kita tidak hanya perlu mengasah skill teknikal saja. Softskill seperti problem solving yang satu ini juga sangat dibutuhkan dalam pekerjaan bidang apapun.

Dengan mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, menganalisis, mengembangkan solusi, dan mengimplementasikannya, kita dapat mengatasi berbagai permasalahan dengan efektif di dunia kerja.

  • Simak Perbedaan Finance dan Accounting Staff, Jangan Salah Pilih!
  • Staff Accounting: Pengertian, Skill, Tugas dan Tanggung Jawabnya
  • Apa itu Accounting? Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenisnya

' src=

7 Teknik Analisis Data Kuantitatif dan Langkah-Langkahnya

Teknik analisis data: pengertian, jenis, dan tahapannya, ketahui berapa gaji data analyst dan jenjang kariernya.

MAS Software

Apa Itu Problem Solving? Manfaat, Tahapan, dan Cara Meningkatkannya

apa itu Problem Solving

Ketika kamu ingin melamar pekerjaan atau bahkan sudah bekerja di sebuah perusahaan, mungkin kamu akan ditanyakan soal problem solving. Apa itu problem solving ? 

Pasalnya, di dalam sebuah organisasi seperti di perusahaan, bahkan kehidupan individual, problem solving sangat bermanfaat, terlebih untuk sebuah penyelesaian masalah. Jadi sebenarnya apa itu problem solving ?

Apa itu Problem Solving?

Manfaat memiliki kemampuan problem solving, mendefinisikan suatu masalah, mengembangkan solusi alternatif , menentukan solusi terbaik , menerapkan solusi dan mengevaluasi, berani mengubah pola pikir yang umum, melakukan identifikasi masalah yang sedang dihadapi, gunakan metode mind mapping, selalu terbuka dan mencari ide-ide yang kreatif (brainstorming), cobalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi.

Problem solving sendiri merupakan sebuah aktivitas mulai dari mendefinisikan suatu masalah, menentukan penyebab masalah, menentukan prioritas, menyeleksi berbagai pilihan solusi, serta mengimplementasikan solusi tersebut. Intinya sebuah proses kegiatan penyelesaian masalah.  

Karena berproses, jadi problem solving ini memiliki langkah-langkah yang lebih rinci untuk setiap prosesnya. Bahkan, dalam melakukan problem solving, seseorang harus bisa membedakan yang mana gejala dan mana masalah yang sebenarnya. 

Karena, jika sudah menetapkan sebuah masalah, kamu bisa mengumpulkan fakta-faktanya, baru kamu juga akan bisa menemukan akar masalah yang sebenarnya.

Memang cukup sulit, apalagi bagi kamu yang sering pergi dari masalah. Tapi mulai sekarang, cobalah untuk bisa menyelesaikan masalah yang sedang kamu alami. 

Agar lebih mudah dan detail dalam mengetahui masalah itu seperti apa, coba cek deretan pertanyaan untuk diri kamu sendiri berikut ini:

  • Masalah yang sedang dialami benar-benar ada atau hanya dugaan semata?
  • Apakah masalah tersebut bisa berpeluang memberikan keuntungan?
  • Apakah masalah ini penting bagimu dan benar-benar perlu diselesaikan?
  • Apakah masalah tersebut bisa kamu selesaikan sendiri, atau butuh orang lain untuk menyelesaikannya?

Setelah melihat pertanyaan tersebut dan kamu sudah memiliki jawabannya, tanyakan juga pada dirimu, adakah tujuan yang ingin Anda capai, dari permasalahan masalah tersebut? Misalnya, agar kamu tidak dicap buruk oleh bos, hingga agar kamu tidak dipecat dari kerjaan dan lainnya. 

Nah, jika dilihat dari sudut pandang pemilik bisnis, maka tujuan utama kamu dari penyelesaian masalah ini, tentunya harus mendapatkan lebih banyak keuntungan demi bisa mengembangkan bisnis.

Dengan penyelesaian masalah ini atau problem solving , maka kamu tidak akan terombang-ambing dalam masalah yang tak kunjung selesai, bahkan bisa membuat kamu melenceng dari tujuan.

Seperti yang diketahui, bahwa kehidupan ini masalah akan terus ada, sekaya apapun kamu hingga sebahagia apapun kamu. Nah, jika sudah tau apa itu problem solving, maka kamu juga harus tahu manfaat problem solving itu sendiri dan menerapkan di kehidupan sehari-hari. 

Pasalnya, manfaat dari memiliki kemampuan problem solving , sangat penting untuk dimiliki, entah sebagai apapun kamu. Mulai dari sebagai orang tua, guru, pebisnis, pelajar, mahasiswa, karyawan, apalagi sebagai pimpinan di dalam suatu perusahaan. 

Tidak hanya itu, kemampuan ini memang harus dilatih, karena kemampuan pemecahan masalah ini sangat erat hubungannya dengan berbagai keahlian, seperti kemampuan komunikasi, mendengar, meneliti, kreativitas, menganalisa, kerja tim, serta pengambilan keputusan.

Baca Juga : 6 Jenis Struktur Organisasi Perusahaan yang Harus Anda Ketahui

Tahapan dalam Proses Problem Solving  

Tahapan pertama dalam memecahkan suatu masalah adalah dengan mendefinisikannya terlebih dahulu. 

Bagaimana caranya? Yakni dengan menganalisa masalah apa yang sedang terjadi, karena dalam masalah ada banyak hal yang bisa melatarbelakangi, serta yang mempengaruhi sebuah masalah.

Berikutnya adalah mengembangkan solusi alternatif, dengan cara mengetahui sumber masalahnya. Setelah itu, maka kamu bisa lanjut ke tahapan yang selanjutnya, yakni mengembangkan dan memikirkan alternatif solusi yang ada. 

Tidak hanya butuh action, pemikiran kreatif juga diperlukan dalam mengembangkan solusi. Kamu harus memiliki banyak pemikiran dan sudut pandang yang baik dari segala sisi. 

Jika sudah memiliki beberapa pengembangan solusi, selanjutnya bandingkan berbagai alternatif.

Kamu pasti senang, jika kamu sudah mengetahui apa masalah dan akar masalah yang sedang kamu alami, namun akan lebih senang lagi jika kamu juga bisa menemukan solusi terbaiknya. 

Karena, tujuan utama dari problem solving adalah menemukan solusi terbaik, dari permasalahan. Maka dari itu, jika kamu sudah memikirkan alternatif dan membandingkannya, selanjutnya tentukan solusi mana yang menurutmu paling tepat, untuk bisa selesaikan masalah tersebut. 

Pastikan juga, bahwa solusi tersebut atau yang kamu pilih, tidak berpotensi menyebabkan masalah lainnya.

Selanjutnya, adalah tahapan yang terakhir dari proses problem solving , yakni menyusun strategi, mendiskusikannya dengan anggota tim lainnya, serta menerapkan solusi yang telah dipilih bersama.

Tidak hanya fokus dalam pengambilan solusi yang kamu pilih, kamu juga harus tetap mencari hasilnya dan keuntungannya buat kamu bahkan tim. Jangan lupa juga untuk menerima masukan dari berbagai pihak. Setelah itu, kamu dan tim bisa mengevaluasi hasil, dari penyelesaian tersebut.

Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa kemampuan problem solving ini, perlu dilatih agar terbiasa ketika kamu menemukan masalah dan bukan menghindar. 

Bahkan, kemampuan problem solving juga bisa ditingkatkan agar kamu bisa lebih siap dan bisa memecahkan masalah dengan cepat dan profesional. 

Maka dari itu, kamu perlu belajar dan latihan untuk meningkatkan kemampuan problem solving, dengan melakukan hal-hal berikut ini, untuk meningkatkan kemampuan problem solving. 

Pertama, dalam menyelesaikan masalah kamu tidak boleh diam saja, karena kamu harus mulai berani untuk mengubah pola pikir umum, yang itu-itu saja. Kamu harus bisa berpikir ari berbagai sudut pandang dan baiknya selalu berpikir positif. 

Seperti, jika kamu bertemu masalah kecil tapi disepelekan. Nah, mulai sekarang kamu harus coba ubah pemikiran tersebut, karena bagaimana jika kamu dihadapkan dengan masalah besar? Di sini kamu dituntut untuk menjadi berani menghadapi berbagai masalah apapun itu dan jadikan sebagai tantangan.

Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa proses problem solving memiliki beberapa tahap. Nah, di salah satu tahapnya juga perlu dilakukan latihan, seperti melakukan identifikasi masalah. 

Dari sering melakukan identifikasi masalah, maka kamu bisa melihat sumber permasalahan lebih mudah. Kamu juga harus sering-sering bertanya kepada diri sendiri untuk menemukan akar masalahnya. 

Akan tetapi, dalam mengidentifikasi masalah sebaiknya kamu tidak menebak-nebak sumbernya. Kamu harus bisa berpikir secara logis, terutama soal sumber masalah dan pencarian solusinya. 

Jika kamu masih kesulitan dalam melakukan problem solving, maka kamu bisa gunakan metode mind mapping, karena metode ini memiliki berbagai macam kelebihan.

Contohnya seperti dapat meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih kreatif bahkan metode ini juga bisa membantu merangsang kinerja otak. 

Tidak sebatas mengembangkan, dengan metode ini juga kamu dapat membantu menemukan ide-ide baru. Kamu juga akan lebih fokus ke pikiran yang logis, dalam menerapkan proses problem solving. 

Isi kepalamu, jika dipaksa untuk menyelesaikan masalah pasti akan bercabang. Maka dari itu, pikiran kamu harus selalu terbuka terlebih dalam mencari ide-ide kreatif. 

Kamu bisa mencari ide-ide kreatif, salah satunya dengan cara melakukan brainstorming atau diskusi bersama teman. Semakin banyak kepala, kamu brainstorming akan lebih banyak berjalan. Terlebih, jika kamu telah menemukan ide dari hal-hal yang telah disampaikan oleh anggota tim. 

Maka dari itu, ketika sedang brainstorming, kamu harus mengeluarkan pendapat apapun, agar ucapanmu bisa dijadikan ide bagi kamu sendiri dan tim lain. 

Ucapkan apa saja yang ada di kepalamu, maka ide yang terlintas di kepala bisa didengarkan oleh orang lain. Dengan begitu, kamu akan dimudahkan ketika sedang mengatasi suatu masalah. Karena semakin banyak ide, maka akan ada banyak jalan sebagai solusi permasalahan.

Komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting, bahkan dalam pikiran di dalam diri sendiri. Sehingga, jika kamu sudah memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mumpuni, maka proses mengidentifikasi masalah, juga akan berjalan dengan lebih mudah. 

Dengan komunikasi yang baik dan lancar, maka kamu bisa menjabarkan semua ide-ide yang ada di kepalamu, yang berguna untuk mengatasi masalah.

Tanpa komunikasi yang baik, belum tentu kamu bisa mengungkapkan masalah di diri sendiri, apalagi masalah yang melibatkan banyak pihak. 

Maka dari itu, jangan meremehkan kemampuan komunikasi, karena hal tersebut memang sangat dibutuhkan, terlebih dalam dunia kerja. 

Jadi apa itu problem solving? Apakah kamu perlu untuk memiliki kemampuan ini? Tentu saja. Terlebih kamu sedang berada di dalam sebuah organisasi seperti di perusahaan, bisnis, bahkan di rumah sekalipun. 

Terlebih jika dalam sebuah bisnis, karena taruhannya adalah keuntungan dan kerugian. Di mana kamu benar-benar harus memikirkan penyelesaian masalah, jika tidak ingin rugi atau bangkrut. 

Misalnya saja, jika kamu punya masalah di pendataan keuangan, barang, stok bahan, dan lainnya, yang setiap periode hasilnya selalu berantakan. 

Belum lagi, pendataan secara manual membuatmu menghabiskan waktu lebih banyak, dan repot, karena cara tersebut sangat konvensional. 

Nah, solusi dari masalah tersebut adalah, kamu bisa gunakan program software akuntansi yang lebih modern, untuk menyelesaikan masalah pendataan yang berantakan dan lama. 

Kamu bisa gunakan software akuntansi modern seperti MASERP , karena software tersebut bisa membantu kamu dalam mendata pemasukan serta pengeluaran keuangan, stok barang, bahan baku, bahkan hingga gaji karyawan. 

Dengan MASERP, kamu tidak perlu repot mendata secara manual lagi, karena MASERP akan bekerja secara otomatis, dan pastinya akan membantu pekerjaan kamu lebih praktis, mudah, dan cepat. 

Baca Juga : Petty Cash Adalah Kas Kecil yang Berguna Bagi Perusahaan

New call-to-action

How to master the seven-step problem-solving process

In this episode of the McKinsey Podcast , Simon London speaks with Charles Conn, CEO of venture-capital firm Oxford Sciences Innovation, and McKinsey senior partner Hugo Sarrazin about the complexities of different problem-solving strategies.

Podcast transcript

Simon London: Hello, and welcome to this episode of the McKinsey Podcast , with me, Simon London. What’s the number-one skill you need to succeed professionally? Salesmanship, perhaps? Or a facility with statistics? Or maybe the ability to communicate crisply and clearly? Many would argue that at the very top of the list comes problem solving: that is, the ability to think through and come up with an optimal course of action to address any complex challenge—in business, in public policy, or indeed in life.

Looked at this way, it’s no surprise that McKinsey takes problem solving very seriously, testing for it during the recruiting process and then honing it, in McKinsey consultants, through immersion in a structured seven-step method. To discuss the art of problem solving, I sat down in California with McKinsey senior partner Hugo Sarrazin and also with Charles Conn. Charles is a former McKinsey partner, entrepreneur, executive, and coauthor of the book Bulletproof Problem Solving: The One Skill That Changes Everything [John Wiley & Sons, 2018].

Charles and Hugo, welcome to the podcast. Thank you for being here.

Hugo Sarrazin: Our pleasure.

Charles Conn: It’s terrific to be here.

Simon London: Problem solving is a really interesting piece of terminology. It could mean so many different things. I have a son who’s a teenage climber. They talk about solving problems. Climbing is problem solving. Charles, when you talk about problem solving, what are you talking about?

Charles Conn: For me, problem solving is the answer to the question “What should I do?” It’s interesting when there’s uncertainty and complexity, and when it’s meaningful because there are consequences. Your son’s climbing is a perfect example. There are consequences, and it’s complicated, and there’s uncertainty—can he make that grab? I think we can apply that same frame almost at any level. You can think about questions like “What town would I like to live in?” or “Should I put solar panels on my roof?”

You might think that’s a funny thing to apply problem solving to, but in my mind it’s not fundamentally different from business problem solving, which answers the question “What should my strategy be?” Or problem solving at the policy level: “How do we combat climate change?” “Should I support the local school bond?” I think these are all part and parcel of the same type of question, “What should I do?”

I’m a big fan of structured problem solving. By following steps, we can more clearly understand what problem it is we’re solving, what are the components of the problem that we’re solving, which components are the most important ones for us to pay attention to, which analytic techniques we should apply to those, and how we can synthesize what we’ve learned back into a compelling story. That’s all it is, at its heart.

I think sometimes when people think about seven steps, they assume that there’s a rigidity to this. That’s not it at all. It’s actually to give you the scope for creativity, which often doesn’t exist when your problem solving is muddled.

Simon London: You were just talking about the seven-step process. That’s what’s written down in the book, but it’s a very McKinsey process as well. Without getting too deep into the weeds, let’s go through the steps, one by one. You were just talking about problem definition as being a particularly important thing to get right first. That’s the first step. Hugo, tell us about that.

Hugo Sarrazin: It is surprising how often people jump past this step and make a bunch of assumptions. The most powerful thing is to step back and ask the basic questions—“What are we trying to solve? What are the constraints that exist? What are the dependencies?” Let’s make those explicit and really push the thinking and defining. At McKinsey, we spend an enormous amount of time in writing that little statement, and the statement, if you’re a logic purist, is great. You debate. “Is it an ‘or’? Is it an ‘and’? What’s the action verb?” Because all these specific words help you get to the heart of what matters.

Want to subscribe to The McKinsey Podcast ?

Simon London: So this is a concise problem statement.

Hugo Sarrazin: Yeah. It’s not like “Can we grow in Japan?” That’s interesting, but it is “What, specifically, are we trying to uncover in the growth of a product in Japan? Or a segment in Japan? Or a channel in Japan?” When you spend an enormous amount of time, in the first meeting of the different stakeholders, debating this and having different people put forward what they think the problem definition is, you realize that people have completely different views of why they’re here. That, to me, is the most important step.

Charles Conn: I would agree with that. For me, the problem context is critical. When we understand “What are the forces acting upon your decision maker? How quickly is the answer needed? With what precision is the answer needed? Are there areas that are off limits or areas where we would particularly like to find our solution? Is the decision maker open to exploring other areas?” then you not only become more efficient, and move toward what we call the critical path in problem solving, but you also make it so much more likely that you’re not going to waste your time or your decision maker’s time.

How often do especially bright young people run off with half of the idea about what the problem is and start collecting data and start building models—only to discover that they’ve really gone off half-cocked.

Hugo Sarrazin: Yeah.

Charles Conn: And in the wrong direction.

Simon London: OK. So step one—and there is a real art and a structure to it—is define the problem. Step two, Charles?

Charles Conn: My favorite step is step two, which is to use logic trees to disaggregate the problem. Every problem we’re solving has some complexity and some uncertainty in it. The only way that we can really get our team working on the problem is to take the problem apart into logical pieces.

What we find, of course, is that the way to disaggregate the problem often gives you an insight into the answer to the problem quite quickly. I love to do two or three different cuts at it, each one giving a bit of a different insight into what might be going wrong. By doing sensible disaggregations, using logic trees, we can figure out which parts of the problem we should be looking at, and we can assign those different parts to team members.

Simon London: What’s a good example of a logic tree on a sort of ratable problem?

Charles Conn: Maybe the easiest one is the classic profit tree. Almost in every business that I would take a look at, I would start with a profit or return-on-assets tree. In its simplest form, you have the components of revenue, which are price and quantity, and the components of cost, which are cost and quantity. Each of those can be broken out. Cost can be broken into variable cost and fixed cost. The components of price can be broken into what your pricing scheme is. That simple tree often provides insight into what’s going on in a business or what the difference is between that business and the competitors.

If we add the leg, which is “What’s the asset base or investment element?”—so profit divided by assets—then we can ask the question “Is the business using its investments sensibly?” whether that’s in stores or in manufacturing or in transportation assets. I hope we can see just how simple this is, even though we’re describing it in words.

When I went to work with Gordon Moore at the Moore Foundation, the problem that he asked us to look at was “How can we save Pacific salmon?” Now, that sounds like an impossible question, but it was amenable to precisely the same type of disaggregation and allowed us to organize what became a 15-year effort to improve the likelihood of good outcomes for Pacific salmon.

Simon London: Now, is there a danger that your logic tree can be impossibly large? This, I think, brings us onto the third step in the process, which is that you have to prioritize.

Charles Conn: Absolutely. The third step, which we also emphasize, along with good problem definition, is rigorous prioritization—we ask the questions “How important is this lever or this branch of the tree in the overall outcome that we seek to achieve? How much can I move that lever?” Obviously, we try and focus our efforts on ones that have a big impact on the problem and the ones that we have the ability to change. With salmon, ocean conditions turned out to be a big lever, but not one that we could adjust. We focused our attention on fish habitats and fish-harvesting practices, which were big levers that we could affect.

People spend a lot of time arguing about branches that are either not important or that none of us can change. We see it in the public square. When we deal with questions at the policy level—“Should you support the death penalty?” “How do we affect climate change?” “How can we uncover the causes and address homelessness?”—it’s even more important that we’re focusing on levers that are big and movable.

Would you like to learn more about our Strategy & Corporate Finance Practice ?

Simon London: Let’s move swiftly on to step four. You’ve defined your problem, you disaggregate it, you prioritize where you want to analyze—what you want to really look at hard. Then you got to the work plan. Now, what does that mean in practice?

Hugo Sarrazin: Depending on what you’ve prioritized, there are many things you could do. It could be breaking the work among the team members so that people have a clear piece of the work to do. It could be defining the specific analyses that need to get done and executed, and being clear on time lines. There’s always a level-one answer, there’s a level-two answer, there’s a level-three answer. Without being too flippant, I can solve any problem during a good dinner with wine. It won’t have a whole lot of backing.

Simon London: Not going to have a lot of depth to it.

Hugo Sarrazin: No, but it may be useful as a starting point. If the stakes are not that high, that could be OK. If it’s really high stakes, you may need level three and have the whole model validated in three different ways. You need to find a work plan that reflects the level of precision, the time frame you have, and the stakeholders you need to bring along in the exercise.

Charles Conn: I love the way you’ve described that, because, again, some people think of problem solving as a linear thing, but of course what’s critical is that it’s iterative. As you say, you can solve the problem in one day or even one hour.

Charles Conn: We encourage our teams everywhere to do that. We call it the one-day answer or the one-hour answer. In work planning, we’re always iterating. Every time you see a 50-page work plan that stretches out to three months, you know it’s wrong. It will be outmoded very quickly by that learning process that you described. Iterative problem solving is a critical part of this. Sometimes, people think work planning sounds dull, but it isn’t. It’s how we know what’s expected of us and when we need to deliver it and how we’re progressing toward the answer. It’s also the place where we can deal with biases. Bias is a feature of every human decision-making process. If we design our team interactions intelligently, we can avoid the worst sort of biases.

Simon London: Here we’re talking about cognitive biases primarily, right? It’s not that I’m biased against you because of your accent or something. These are the cognitive biases that behavioral sciences have shown we all carry around, things like anchoring, overoptimism—these kinds of things.

Both: Yeah.

Charles Conn: Availability bias is the one that I’m always alert to. You think you’ve seen the problem before, and therefore what’s available is your previous conception of it—and we have to be most careful about that. In any human setting, we also have to be careful about biases that are based on hierarchies, sometimes called sunflower bias. I’m sure, Hugo, with your teams, you make sure that the youngest team members speak first. Not the oldest team members, because it’s easy for people to look at who’s senior and alter their own creative approaches.

Hugo Sarrazin: It’s helpful, at that moment—if someone is asserting a point of view—to ask the question “This was true in what context?” You’re trying to apply something that worked in one context to a different one. That can be deadly if the context has changed, and that’s why organizations struggle to change. You promote all these people because they did something that worked well in the past, and then there’s a disruption in the industry, and they keep doing what got them promoted even though the context has changed.

Simon London: Right. Right.

Hugo Sarrazin: So it’s the same thing in problem solving.

Charles Conn: And it’s why diversity in our teams is so important. It’s one of the best things about the world that we’re in now. We’re likely to have people from different socioeconomic, ethnic, and national backgrounds, each of whom sees problems from a slightly different perspective. It is therefore much more likely that the team will uncover a truly creative and clever approach to problem solving.

Simon London: Let’s move on to step five. You’ve done your work plan. Now you’ve actually got to do the analysis. The thing that strikes me here is that the range of tools that we have at our disposal now, of course, is just huge, particularly with advances in computation, advanced analytics. There’s so many things that you can apply here. Just talk about the analysis stage. How do you pick the right tools?

Charles Conn: For me, the most important thing is that we start with simple heuristics and explanatory statistics before we go off and use the big-gun tools. We need to understand the shape and scope of our problem before we start applying these massive and complex analytical approaches.

Simon London: Would you agree with that?

Hugo Sarrazin: I agree. I think there are so many wonderful heuristics. You need to start there before you go deep into the modeling exercise. There’s an interesting dynamic that’s happening, though. In some cases, for some types of problems, it is even better to set yourself up to maximize your learning. Your problem-solving methodology is test and learn, test and learn, test and learn, and iterate. That is a heuristic in itself, the A/B testing that is used in many parts of the world. So that’s a problem-solving methodology. It’s nothing different. It just uses technology and feedback loops in a fast way. The other one is exploratory data analysis. When you’re dealing with a large-scale problem, and there’s so much data, I can get to the heuristics that Charles was talking about through very clever visualization of data.

You test with your data. You need to set up an environment to do so, but don’t get caught up in neural-network modeling immediately. You’re testing, you’re checking—“Is the data right? Is it sound? Does it make sense?”—before you launch too far.

Simon London: You do hear these ideas—that if you have a big enough data set and enough algorithms, they’re going to find things that you just wouldn’t have spotted, find solutions that maybe you wouldn’t have thought of. Does machine learning sort of revolutionize the problem-solving process? Or are these actually just other tools in the toolbox for structured problem solving?

Charles Conn: It can be revolutionary. There are some areas in which the pattern recognition of large data sets and good algorithms can help us see things that we otherwise couldn’t see. But I do think it’s terribly important we don’t think that this particular technique is a substitute for superb problem solving, starting with good problem definition. Many people use machine learning without understanding algorithms that themselves can have biases built into them. Just as 20 years ago, when we were doing statistical analysis, we knew that we needed good model definition, we still need a good understanding of our algorithms and really good problem definition before we launch off into big data sets and unknown algorithms.

Simon London: Step six. You’ve done your analysis.

Charles Conn: I take six and seven together, and this is the place where young problem solvers often make a mistake. They’ve got their analysis, and they assume that’s the answer, and of course it isn’t the answer. The ability to synthesize the pieces that came out of the analysis and begin to weave those into a story that helps people answer the question “What should I do?” This is back to where we started. If we can’t synthesize, and we can’t tell a story, then our decision maker can’t find the answer to “What should I do?”

Simon London: But, again, these final steps are about motivating people to action, right?

Charles Conn: Yeah.

Simon London: I am slightly torn about the nomenclature of problem solving because it’s on paper, right? Until you motivate people to action, you actually haven’t solved anything.

Charles Conn: I love this question because I think decision-making theory, without a bias to action, is a waste of time. Everything in how I approach this is to help people take action that makes the world better.

Simon London: Hence, these are absolutely critical steps. If you don’t do this well, you’ve just got a bunch of analysis.

Charles Conn: We end up in exactly the same place where we started, which is people speaking across each other, past each other in the public square, rather than actually working together, shoulder to shoulder, to crack these important problems.

Simon London: In the real world, we have a lot of uncertainty—arguably, increasing uncertainty. How do good problem solvers deal with that?

Hugo Sarrazin: At every step of the process. In the problem definition, when you’re defining the context, you need to understand those sources of uncertainty and whether they’re important or not important. It becomes important in the definition of the tree.

You need to think carefully about the branches of the tree that are more certain and less certain as you define them. They don’t have equal weight just because they’ve got equal space on the page. Then, when you’re prioritizing, your prioritization approach may put more emphasis on things that have low probability but huge impact—or, vice versa, may put a lot of priority on things that are very likely and, hopefully, have a reasonable impact. You can introduce that along the way. When you come back to the synthesis, you just need to be nuanced about what you’re understanding, the likelihood.

Often, people lack humility in the way they make their recommendations: “This is the answer.” They’re very precise, and I think we would all be well-served to say, “This is a likely answer under the following sets of conditions” and then make the level of uncertainty clearer, if that is appropriate. It doesn’t mean you’re always in the gray zone; it doesn’t mean you don’t have a point of view. It just means that you can be explicit about the certainty of your answer when you make that recommendation.

Simon London: So it sounds like there is an underlying principle: “Acknowledge and embrace the uncertainty. Don’t pretend that it isn’t there. Be very clear about what the uncertainties are up front, and then build that into every step of the process.”

Hugo Sarrazin: Every step of the process.

Simon London: Yeah. We have just walked through a particular structured methodology for problem solving. But, of course, this is not the only structured methodology for problem solving. One that is also very well-known is design thinking, which comes at things very differently. So, Hugo, I know you have worked with a lot of designers. Just give us a very quick summary. Design thinking—what is it, and how does it relate?

Hugo Sarrazin: It starts with an incredible amount of empathy for the user and uses that to define the problem. It does pause and go out in the wild and spend an enormous amount of time seeing how people interact with objects, seeing the experience they’re getting, seeing the pain points or joy—and uses that to infer and define the problem.

Simon London: Problem definition, but out in the world.

Hugo Sarrazin: With an enormous amount of empathy. There’s a huge emphasis on empathy. Traditional, more classic problem solving is you define the problem based on an understanding of the situation. This one almost presupposes that we don’t know the problem until we go see it. The second thing is you need to come up with multiple scenarios or answers or ideas or concepts, and there’s a lot of divergent thinking initially. That’s slightly different, versus the prioritization, but not for long. Eventually, you need to kind of say, “OK, I’m going to converge again.” Then you go and you bring things back to the customer and get feedback and iterate. Then you rinse and repeat, rinse and repeat. There’s a lot of tactile building, along the way, of prototypes and things like that. It’s very iterative.

Simon London: So, Charles, are these complements or are these alternatives?

Charles Conn: I think they’re entirely complementary, and I think Hugo’s description is perfect. When we do problem definition well in classic problem solving, we are demonstrating the kind of empathy, at the very beginning of our problem, that design thinking asks us to approach. When we ideate—and that’s very similar to the disaggregation, prioritization, and work-planning steps—we do precisely the same thing, and often we use contrasting teams, so that we do have divergent thinking. The best teams allow divergent thinking to bump them off whatever their initial biases in problem solving are. For me, design thinking gives us a constant reminder of creativity, empathy, and the tactile nature of problem solving, but it’s absolutely complementary, not alternative.

Simon London: I think, in a world of cross-functional teams, an interesting question is do people with design-thinking backgrounds really work well together with classical problem solvers? How do you make that chemistry happen?

Hugo Sarrazin: Yeah, it is not easy when people have spent an enormous amount of time seeped in design thinking or user-centric design, whichever word you want to use. If the person who’s applying classic problem-solving methodology is very rigid and mechanical in the way they’re doing it, there could be an enormous amount of tension. If there’s not clarity in the role and not clarity in the process, I think having the two together can be, sometimes, problematic.

The second thing that happens often is that the artifacts the two methodologies try to gravitate toward can be different. Classic problem solving often gravitates toward a model; design thinking migrates toward a prototype. Rather than writing a big deck with all my supporting evidence, they’ll bring an example, a thing, and that feels different. Then you spend your time differently to achieve those two end products, so that’s another source of friction.

Now, I still think it can be an incredibly powerful thing to have the two—if there are the right people with the right mind-set, if there is a team that is explicit about the roles, if we’re clear about the kind of outcomes we are attempting to bring forward. There’s an enormous amount of collaborativeness and respect.

Simon London: But they have to respect each other’s methodology and be prepared to flex, maybe, a little bit, in how this process is going to work.

Hugo Sarrazin: Absolutely.

Simon London: The other area where, it strikes me, there could be a little bit of a different sort of friction is this whole concept of the day-one answer, which is what we were just talking about in classical problem solving. Now, you know that this is probably not going to be your final answer, but that’s how you begin to structure the problem. Whereas I would imagine your design thinkers—no, they’re going off to do their ethnographic research and get out into the field, potentially for a long time, before they come back with at least an initial hypothesis.

Want better strategies? Become a bulletproof problem solver

Want better strategies? Become a bulletproof problem solver

Hugo Sarrazin: That is a great callout, and that’s another difference. Designers typically will like to soak into the situation and avoid converging too quickly. There’s optionality and exploring different options. There’s a strong belief that keeps the solution space wide enough that you can come up with more radical ideas. If there’s a large design team or many designers on the team, and you come on Friday and say, “What’s our week-one answer?” they’re going to struggle. They’re not going to be comfortable, naturally, to give that answer. It doesn’t mean they don’t have an answer; it’s just not where they are in their thinking process.

Simon London: I think we are, sadly, out of time for today. But Charles and Hugo, thank you so much.

Charles Conn: It was a pleasure to be here, Simon.

Hugo Sarrazin: It was a pleasure. Thank you.

Simon London: And thanks, as always, to you, our listeners, for tuning into this episode of the McKinsey Podcast . If you want to learn more about problem solving, you can find the book, Bulletproof Problem Solving: The One Skill That Changes Everything , online or order it through your local bookstore. To learn more about McKinsey, you can of course find us at McKinsey.com.

Charles Conn is CEO of Oxford Sciences Innovation and an alumnus of McKinsey’s Sydney office. Hugo Sarrazin is a senior partner in the Silicon Valley office, where Simon London, a member of McKinsey Publishing, is also based.

Explore a career with us

Related articles.

Want better strategies? Become a bulletproof problem solver

Strategy to beat the odds

firo13_frth

Five routes to more innovative problem solving

Kompas.com

  • Mode Terang
  • Gabung Kompas.com+
  • Konten yang disimpan
  • Konten yang disukai
  • Berikan Masukanmu

www.kompas.com

  • Megapolitan
  • Surat Pembaca
  • Kilas Daerah
  • Kilas Korporasi
  • Kilas Kementerian
  • Sorot Politik
  • Kilas Badan Negara
  • Kelana Indonesia
  • Kalbe Health Corner
  • Kilas Parlemen
  • Konsultasi Hukum
  • Infrastructure
  • Apps & OS
  • Tech Innovation
  • Kilas Internet
  • Elektrifikasi
  • Timnas Indonesia
  • Liga Indonesia
  • Liga Italia
  • Liga Champions
  • Liga Inggris
  • Liga Spanyol
  • Internasional
  • Sadar Stunting
  • Spend Smart
  • Smartpreneur
  • Kilas Badan
  • Kilas Transportasi
  • Kilas Fintech
  • Kilas Perbankan
  • Tanya Pajak
  • Kilas Investasi
  • Sorot Properti
  • Tips Kuliner
  • Tempat Makan
  • Panduan Kuliner Yogyakarta
  • Beranda UMKM
  • Jagoan Lokal
  • Perguruan Tinggi
  • Pendidikan Khusus
  • Kilas Pendidikan
  • Jalan Jalan
  • Travel Tips
  • Hotel Story
  • Travel Update
  • Nawa Cahaya
  • Ohayo Jepang
  • Kehidupan sehat dan sejahtera
  • Air bersih dan sanitasi layak
  • Pendidikan Berkualitas
  • Energi Bersih dan Terjangkau
  • Penanganan Perubahan Iklim
  • Ekosistem Lautan
  • Ekosistem Daratan
  • Tanpa Kemiskinan
  • Tanpa Kelaparan
  • Kesetaraan Gender
  • Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan ekonomi
  • Industri, Inovasi & Infrastruktur
  • Berkurangnya Kesenjangan
  • Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
  • Konsumsi & Produksi yang bertanggungjawab

Cantikpreneurship

Pengertian Problem Solving: Aspek, Ciri, dan Langkah-langkahnya 

problem solving approach adalah

Kompas.com Skola

Program pintar, pengertian problem solving: aspek, ciri, dan langkah-langkahnya , serafica gischa.

Ilustrasi Problem Solving: Pengertian, Karakteristik,  Aspek, dan Faktornya

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

KOMPAS.com - Problem solving termasuk soft skill yang harus dimiliki setiap individu, karena memiliki manfaat ketika sudah bekerja di perusahaan. 

Dilansir dari buku Handbook of Cognitive-Behavioral Therapies (3rd Edition) (2010) oleh D'Zurilla dan Nezu, social problem solving adalah suatu proses di mana individu berusaha menangani stres dalam diri, yang juga dapat berfungsi sebagai mediator dalam menangani stres dan tekanan emosional. 

Adapun jenis permasalahan yang digunakan dalam social problem solving , seperti depresi, kecemasan, perilaku bunuh diri, penyakit mental yang berat, putus asa, pesimis, rawan kemarahan, penyalahgunaan zat, kriminal, harga diri yang rendah, stres kerja, dan pelecehan seksual.

Baca juga: Pengertian Problem Solving Menurut Ahli

Aspek kemampuan problem solving  

Menurut Polya dalam bukunya How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method (Second ed) (1973), terdapat empat aspek  kemampuan problem solving , sebagai berikut:

  • Memahami masalah

Pemahaman masalah sangat menentukan kesuksesan dalam menemukan solusi masalah. Pada aspek ini melibatkan pendalaman situasi masalah, melakukan pemilahan fakta-fakta, menentukan hubungan di antara fakta-fakta dan membuat formulasi pertanyaan masalah. 

Setiap permasalahan harus dipahami berulang kali dan dipelajari dengan saksama.

  • Membuat rencana pemecahan masalah

Rencana solusi masalah dibangun dengan mempertimbangkan struktur masalah dan pertanyaan yang harus dijawab. Pada proses pemecahan masalah siswa dikondisikan memiliki pengalaman dalam menentukan strategi pemecahan masalah.

  • Melaksanakan rencana pemecahan masalah

Pada saat mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat harus dilaksanakan dengan hati-hati. Diagram, tabel atau urutan dibangun secara saksama sehingga si pemecah masalah tidak akan bingung. 

Jika muncul ketidak konsistenan ketika melaksanakan rencana, proses harus ditelaah ulang untuk mencari sumber kesulitan masalah.

  • Melihat (mengecek) kembali

Selama melakukan pengecekan, solusi masalah tetap di pertimbangkan. Harus tetap cocok terhadap akar masalah meskipun kelihatan tidak beralasan.

Baca juga: Mengenal Individu dengan Karakteristik Self Control

Ciri-ciri problem solving  

Metode problem solving memiliki ciri-ciri, sebagai berikut: 

  • Menyiapkan masalah yang jelas untuk diselesaikan

Masalah ini harus tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya, juga sesuai dengan materi yang disampaikannya. Serta ada dalam kehidupan nyata peserta didik.

  • Merumuskan penyelesaian masalah dengan berbagai pendekatan

Mencari data atau keterangan yang dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan membaca buku, meneliti, bertanya, atau pengalaman peserta didik sendiri.

  • Menyelesaikan masalah sesuai rencana

Melakukan pembuktian atau pengecekan dari tiap tahap rencana penyelesaian masalah yang telah dirumuskan. Kemudian menjelaskan tahap-tahap penyelesaian dengan benar.

  • Memeriksa jawaban yang telah dilakukan dalam penyelesaian masalah

Setelah memeriksa jawaban yang dilakukan dalam penyelesaian masalah, kemudian memberikan penekanan dan menarik kesimpulan atas penyelesaian masalah.

Baca juga: Kegunaan dan Manfaat Self Control dalam kehidupan Sehari-hari

Langkah-langkah kemampuan problem solving  

Disadur dari buku Kurikulum dan Pembelajaran (2013) oleh Oemar Hamalik, ada tujuh langkah kemampuan problem solving secara umum , yaitu: 

  • Menghadapi masalah, artinya individu menyadari ada suatu masalah yang dihadapi
  • Merumuskan masalah, menjabarkan masalah dengan jelas dan spesifik atau rinci
  • Merumuskan hipotesis, merumuskan kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang masih perlu diuji kebenarannya
  • Mengumpulkan dan mengolah data/informasi dengan teknik dan prosedur tertentu
  • Menguji hipotesis berdasarkan data/informasi yang telah dikumpulkan dan diolah
  • Menarik kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis
  • Menerapkan hasil pemecahan masalah situasi baru.

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Tag materi IPS kelas 9 pengertian problem solving adalah social problem solving adalah aspek-aspek problem solving ciri-ciri problem solving langkah kemampuan problem solving secara umum

#

Apa itu Self Efficacy?

problem solving approach adalah

Self Regulated Learning: Indikator, Faktor-Faktor, dan Cara Meningkatkan

problem solving approach adalah

Contoh Dialog Self-Introduction

problem solving approach adalah

Apa yang Dimaksud dengan Power-on Self Test (POST)

problem solving approach adalah

Pengertian Self Regulated Learning (Pembelajaran Mandiri) Menurut Ahli

problem solving approach adalah

TTS Eps 137: Yuk Lebaran

TTS Eps 136: Takjil Khas di Indonesia

TTS Eps 136: Takjil Khas di Indonesia

TTS Eps 135: Serba Serbi Ramadhan

TTS Eps 135: Serba Serbi Ramadhan

Games Permainan Kata Bahasa Indonesia

Games Permainan Kata Bahasa Indonesia

TTS - Serba serbi Demokrasi

TTS - Serba serbi Demokrasi

TTS Eps 130 - Tebak-tebakan Garing

TTS Eps 130 - Tebak-tebakan Garing

TTS - Musik Yang Paling Mengguncang

TTS - Musik Yang Paling Mengguncang

2 Cara Membuat Tanda Tangan Digital di Microsoft Word

Terkini Lainnya

Teori SOR Komunikasi: Pengertian dan Contohnya

Teori SOR Komunikasi: Pengertian dan Contohnya

6 Pengaruh Negatif IPTEK dalam Bidang Pertanian

6 Pengaruh Negatif IPTEK dalam Bidang Pertanian

Bedanya Mrs dan Ms, Apa Sajakah Itu?

Bedanya Mrs dan Ms, Apa Sajakah Itu?

Analisis Data: Pengertian dan Jenisnya

Analisis Data: Pengertian dan Jenisnya

Perbedaan Another dan Other dalam Bahasa Inggris

Perbedaan Another dan Other dalam Bahasa Inggris

Perbedaan Between dan Among dalam Bahasa Inggris

Perbedaan Between dan Among dalam Bahasa Inggris

Cara Melakukan Mobilitas Sosial

Cara Melakukan Mobilitas Sosial

Mengenal Fungsi Kulit Manusia

Mengenal Fungsi Kulit Manusia

Jawaban dari Soal 'Rumus Pada Program Microsoft Excel Diawali Tanda'

Jawaban dari Soal "Rumus Pada Program Microsoft Excel Diawali Tanda"

Jawaban dari Soal 'Sebuah Lapangan Bola Voli Berbentuk'

Jawaban dari Soal "Sebuah Lapangan Bola Voli Berbentuk"

Jawaban dari Soal 'Teknik Memasuki Garis Finish untuk Lari Pendek'

Jawaban dari Soal "Teknik Memasuki Garis Finish untuk Lari Pendek"

10 Contoh Perwujudan Bela Negara dalam Bidang Politik dan Ekonomi

10 Contoh Perwujudan Bela Negara dalam Bidang Politik dan Ekonomi

Apa Itu Model Komunikasi Heliks (Helix)?

Apa Itu Model Komunikasi Heliks (Helix)?

Di Balik atau Dibalik, Mana Penulisan yang Tepat?

Di Balik atau Dibalik, Mana Penulisan yang Tepat?

Hal-hal yang Harus Dilampirkan dalam Surat Lamaran Pekerjaan

Hal-hal yang Harus Dilampirkan dalam Surat Lamaran Pekerjaan

Pt sukun luncurkan bus karyawan baru tanpa ac, dj east blake ambil foto dan video mesum mantan kekasih diam-diam karena sakit hati diputuskan, umn sediakan beasiswa s2 khusus pekerja media, ini syaratnya, nasib toyota prius phev di bluebird, cerita relawan tagana, tak pandang jumlah "tali asih" sebagai hambatan, now trending.

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

PT Sukun Luncurkan Bus Karyawan Baru Tanpa AC

Mungkin Anda melewatkan ini

Apakah Difusi Terjadi Lebih Cepat dalam Cairan atau Gas?

Apakah Difusi Terjadi Lebih Cepat dalam Cairan atau Gas?

Pengertian, Fungsi, dan Gambar Pola Lantai Horizontal

Pengertian, Fungsi, dan Gambar Pola Lantai Horizontal

Perkembangbiakan Generatif Spirogyra

Perkembangbiakan Generatif Spirogyra

30 Contoh Perilaku Manusia terhadap Hewan dan Tumbuhan yang Sesuai dengan Pancasila Sila Kedua

30 Contoh Perilaku Manusia terhadap Hewan dan Tumbuhan yang Sesuai dengan Pancasila Sila Kedua

Mengapa Benda Bergerak Menempuh Jarak dan Perpindahan? Ini Jawabannya ....

Mengapa Benda Bergerak Menempuh Jarak dan Perpindahan? Ini Jawabannya ....

www.kompas.com

  • Entertainment
  • Pesona Indonesia
  • Artikel Terpopuler
  • Artikel Terkini
  • Topik Pilihan
  • Artikel Headline
  • Harian KOMPAS
  • Kompasiana.com
  • Pasangiklan.com
  • Gramedia.com
  • Gramedia Digital
  • Gridoto.com
  • Bolasport.com
  • Kontan.co.id
  • Kabar Palmerah
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Pedoman Media Siber

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Header-SatyaWidya

PROBLEM SOLVING: SIGNIFIKANSI, PENGERTIAN, DAN RAGAMNYA

  • Bambang Suteng Sulasmono Program Studi S1 PPKn - FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan bagian dari ketrampilan atau kecakapan intelektual yang dinilai sebagai hasil belajar yang penting dan signifikan dalam proses pendidikan. Signifikansi kecakapan pemecahan masalah itu dapat dilihat baik dari banyaknya perhatian berbagai aliran psikologi terhadap kecakapan intelektual ini, tingginya peringkat kecakapan itu dalam berbagai taksonomi hasil belajar, maupun dari posisi kecakapan ini dalam taksonomi disain pembelajaran. Terdapat banyak ragam pengertian maupun klasifikasi masalah. Dari segi cara pernyataannya masalah ada yang bersifat kebahasaan (lingustic), dan masalah yang bersifat bukan-kebahasaan (non-linguistic). Dari segi perumusan, cara menjawab dan kemungkinan jawabannya, masalah dapat dibedakan menjadi masalah yang dibatasi dengan baik (well-defined), dan masalah yang dibatasi tidak dengan baik (ill-defined). Ada juga yang membedakan menjadi masalah yang well-structured (distrukturkan dengan baik) dan masalah yang ill-structured (tidak distrukturkan dengan baik). Demikian juga terdapat banyak pendapat tentang proses pemecahan atas berbagai macam masalah yang ada tersebut. Ada yang berpendapat bahwa proses pemecahan atas masalah yang well defined maupun yang ill defined sama, namun ada juga yang berpendapat bahwa proses pemecahan kedua jenis masalah di atas berbeda.

Borich, G.D. 1996. Effective Teaching Methods. Third Edition, NJ: Prentice Hall

Frederiksen, N. 1984. Implications of Cognitive Theory for Instruction in Problem Solving; Review of Educational Research;Vol. 54 (3): 363-407.

Fuchs, L.S. et all. 2003. Explicitly Teaching for Transfer: Effects on Third-Grade Students’ Mathematical Problem Solving; Journal of Educational Psychology; Vol. 95 (2): 293 – 305.

Gagne, R.M. & Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructinal Design. Second Edition; New York: Holt, Rinehart and Winston.

Ge, Xun & Land. S.M., 2004. A Conceptual Framework for Scaffolding Ill-Structured Problem solving Processess Using Question Prompts and Peer Interactions; ETR&D : Vol. 52 (2) pp 5-22.

Greeno, J.G. 1978. Natures of Problem Solving Abilities. Dalam W.K. Estes (ed) Handbook of Learning and Cognitive Processes. Volume 5. Human Information Processing; New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.

Girl, T.A., Wah, L.K.M., Kang, G.Ng., & Sai, C.L. 2002. New Paradigm for Science Education. A Perspective of Teaching Problem-Solving, Creative Teaching and Primary Science Education; Singapore: Prentice Hall.

Hokanson, B. & Hooper, S. 2004. Level of Teaching: A Taxonomy for Instructional Design. Educational Technology; November-December.

Jonnasen, D.H. & Serrano, J.H. 2002. Case-Based Reasoning and Instructional Design: Using Stories to Support Problem Solving; ETR&D: Vol. 50 (2) pp 65 – 77.

Kemp. J.E., Morrison, G.R. & Ross, S.M. 1994. Designing Effective Instruction; New York: Maxwell Macmillan International.

Lampert. M, 1990. When the Problem Is Not the Question and the Solution Is Not Answer: Mathematical Knowing and Teaching. American Educational Research Journal; Spring. Vol. 27 (1), pp 29 –63.

Marzano, R.J. et all, 1988. Dimension of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction. Viginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

McLellan, H. 2004. The Case for Case-Based Teaching in Online Classes; Educational Technology: July - August.

Nastasi, B.K., Clements, D.H. & battista, M.T. 1990. Social-Cognitive Interactions, Motivation, and Cognitive Growth in Logo Programming and CAI Problem-Solving Environments. Journal of Educational Psychology; Vol. 82 (1): 150-158.

Palumbo.D.B. 1990. Programming Language/Problem-Solving Research: A Review of Relevant Issue. Review of Educational Research; Spring. Vol. 60 (1), pp 65 –89.

Qin, Z., Johnson, D.W. & Johnson R.T. 1995. Cooperative Versus Competitive Effort and Problem Solving; Review of Educational Research, Vol. 60 (2): 129 –143.

Steinberg, R.J. 1999. Cognitive Psychology. Second Edition. Philadephia: Harcout Brace College Publishers.

problem solving approach adalah

How to Cite

  • Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)

Creative Commons License

Most read articles by the same author(s)

  • Bambang Suteng Sulasmono, PELUANG REVITALISASI NILAI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA , Satya Widya: Vol. 35 No. 1 (2019)
  • Noventris Ratnawati Radja, Supramono Supramono, Bambang Suteng Sulasmono, PENGARUH KUALITAS LAYANAN ATAS KEPUASAN SISWA DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS SISWA DI SMK KRISTEN SALATIGA , Satya Widya: Vol. 29 No. 2 (2013)

sidebar_menu

  • Editorial Team
  • Focus and Scope
  • Author Guidelines
  • Publication Ethics
  • Publishing System

Make a Submission

Accreditated.

Terakreditasi Dikti dengan SK B/2493/E5/E5.2.1/2019  

problem solving approach adalah

citation_statistic

problem solving approach adalah

visitor_statistics

problem solving approach adalah

problem solving approach adalah

Problem Solving Adalah: Manfaat, Proses, Contoh, dan Tips Meningkatkannya

Little professor solving math problem on blackboard

Problem Solving Adalah

Manfaat problem solving, proses problem solving dan contohnya, tips meningkatkan kemampuan problem solving.

Secara bahasa, problem solving adalah penyelesaian masalah. Kenali lebih dalam apa maksud dari problem solving, apa saja manfaatnya dan bagaimana prosesnya. Kita akan ulas pula tips meningkatkan kemampuan problem solving beserta contohnya.

Problem solving adalah kemampuan menyelesaikan masalah dengan pengambilan keputusan yang tepat. Berdasarkan buku Konsep Adversity & Problem Solving Skill yang disusun Risma Anita Puriani dan Ratna Sari Dewi, problem solving merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki seseorang.

Untuk mampu memecahkan masalah, orang harus bisa berpikir positif, logis dan sistematis. Kemampuan ini juga berkaitan dengan soft skill lainnya, seperti kemampuan analisis, inovasi, kerja sama tim, komunikasi dan pengambilan keputusan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari jurnal penelitian di Universitas Kristen Satya Wacana, problem solving adalah keterampilan intelektual yang diperoleh dari hasil belajar. Pentingnya kemampuan ini antara lain bisa dilihat dari banyaknya perhatian berbagai aliran psikologi terhadap problem solving skill.

Kegiatan keilmuan atau pendidikan tentang pemecahan masalah sebenarnya sudah lama berkembang di berbagai negara, yakni mulai tahun 1927. Selama ini pun sudah berkembang berbagai teori, model, desain, strategi, teknik, dan evaluasi pembelajaran tentang problem solving.

Kemampuan problem solving ini memiliki banyak manfaat. Berikut ini beberapa manfaat yang dilansir dari realprojects.org dan penelitian UIN Sunan Gunung Djati.

1. Memperbaiki yang Rusak

Dalam hidup, kita pasti selalu menemui masalah, baik di rumah, sekolah, atau tempat kerja. Masalah bisa saja membuat sesuatu menjadi rusak bahkan hancur. Misalnya masalah di perusahaan yang mungkin bisa membuat bangkrut, atau masalah dengan teman yang membuat hubungan rusak. Seseorang dengan kemampuan problem solving dapat memperbaiki sesuatu yang rusak menjadi baik.

2. Kemampuan Manajemen Risiko

Menyelesaikan masalah biasanya diikuti dengan pertimbangan manajemen risiko. Sering kali masalah memiliki banyak risiko yang harus dihitung agar dampak positif bisa lebih besar daripada dampak negatifnya.

3. Stabilitas Emosi

Semakin sering orang menghadapi masalah dan berhasil menyelesaikannya, maka akan mendapatkan kecerdasan emosional yang tinggi sehingga memperoleh stabilitas emosi.

4. Semakin Kreatif dan Kritis

Semakin beragam masalah yang kita tuntaskan, kita akan semakin kreatif. Sebab dalam proses pemecahan masalah, kita dituntut mencari jalan dengan pemikiran kritis. Di situlah proses kreatif akan tercipta.

5. Terampil Mengambil Keputusan

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Mungkin kita tak selalu mengambil keputusan secara tepat. Seiring banyaknya masalah yang dihadapi, kita akan semakin terampil mengambil keputusan.

6. Memperluas Pengetahuan

Masalah akan menuntun kita pada pengetahuan-pengetahuan baru yang mungkin belum pernah kita temui. Jika kita mau belajar dari masalah, tentu pengetahuan kita akan semakin luas. Pengetahuan akan suatu masalah yang sudah kita kuasai pun dapat kita bagi kepada orang lain sehingga menjadi lebih bermanfaat.

Pemecahan masalah dilakukan melalui beberapa tahap atau proses. Berikut ini sejumlah proses problem solving dan contohnya, seperti dirangkum dari buku Ruslia Isnawati berjudul Pentingnya Problem Solving Bagi Seorang Remaja dan Universitas Sampoerna.

1. Definisi Masalah

Tahap paling pertama adalah mendefinisikan masalah. Anda harus mencari tahu, apa sebenarnya inti dari masalah itu dan dari mana sumbernya. Misalnya ketika menghadapi masalah kinerja karyawan yang menurun, Anda harus tahu apa penyebabnya. Untuk menelusuri ini mungkin tidak mudah, tetapi harus dilakukan mendalam.

2. Identifikasi Masalah

Setelah mengetahui akar masalahnya, maka identifikasi dan petakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah itu, seperti dampak langsung dan tidak langsung, siapa saja yang terlibat. Misal pada masalah di atas, ternyata diketahui penyebabnya ada beberapa hal, yaitu komunikasi yang kurang efektif dan adanya konflik beberapa orang. Pada tahap ini, mungkin Anda harus memanggil beberapa orang untuk dimintai keterangan.

3. Cari Alternatif Solusi

Dari hasil identifikasi, kita akan menemukan beberapa alternatif solusi. Beberapa solusi pada kasus di atas misalnya melakukan rotasi pegawai, mengeluarkan pegawai yang menjadi sumber masalah, melakukan kegiatan santai bersama, atau mungkin membuat peraturan baru.

4. Pilih Solusi Terbaik

Dari alternatif solusi yang muncul, Anda bisa memilih solusi terbaik. Pada tahap ini, Anda dituntut bisa melakukan manajemen risiko dan mengambil keputusan yang tepat. Dalam kasus tadi, jika masalahnya masih ringan mungkin bisa ditangani dengan melakukan kegiatan santai agar pikiran seluruh pegawai kembali segar, baru kemudian diberi pemahaman agar konflik mereda dan kembali bekerja seperti seharusnya.

5. Terapkan dan Evaluasi

Setelah memilih solusi yang dianggap terbaik, terapkan sesuai rencana. Setelah berjalan, lakukan evaluasi apakah sudah efektif. Lakukan perbaikan-perbaikan lagi jika diperlukan.

Kemampuan problem solving sebetulnya akan meningkat dengan sendirinya seiring banyaknya pengalaman menghadapi masalah. Berikut ini ada beberapa tips meningkatkan kemampuan problem solving yang dirangkum dari buku Berdamai dengan Quarter Life Crisis yang disusun Jewellius Kistom M dan situs hayz.net.nz.

1. Tambah Pengetahuan

Untuk bisa memecahkan masalah dalam pekerjaan misalnya, diperlukan pengetahuan yang banyak karena hal itu merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan problem solving. Memperbanyak pengetahuan teknis dalam bidang pekerjaan yang digeluti tentu membuat lebih mudah mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

2. Ikut Terlibat dalam Pemecahan Masalah

Jika terjadi masalah di lingkaran Anda, cobalah ikut terlibat dalam memecahkan masalah. Anda mungkin bisa ikut mengidentifikasi masalah dan memberikan saran solusi kepada pengambil keputusan.

3. Sering Berdiskusi

Sering-seringlah berdiskusi dengan siapa pun. Diskusi tidak selalu formal, tetapi bisa juga mengobrol dengan teman untuk membahas suatu masalah. Dengan berdiskusi, Anda akan mendapatkan pandangan baru yang mungkin tidak Anda pikirkan. Hal ini mungkin bermanfaat suatu hari nanti.

4. Lakukan Aktivitas Kreatif

Banyak aktivitas kreatif yang bisa kita lakukan, misalnya menulis cerita, membuat lagu, membaca buku, mendaur ulang barang, bermain musik, olahraga, dan bermain game dengan level bertingkat.

Mungkin aktivitas ini tidak berkaitan langsung dengan pemecahan masalah di dunia nyata, namun otak kita akan mampu berpikir kreatif sehingga dapat menemukan solusi-solusi yang tak terpikirkan.

Nah itulah tadi penjelasan lengkap mengenai problem solving yang merupakan kemampuan penting bagi setiap orang, beserta manfaat, proses, contoh dan tips meningkatkannya. Semoga bermanfaat.

Tips Menjaga Kulit Tetap Sehat Saat Musim Kemarau, Jangan Lupa Pakai Sunscreen!

Dapat surat konfirmasi tilang ke whatsapp jangan diabaikan, stnk bisa diblokir, surat konfirmasi dikirim lewat whatsapp, belum ditilang tapi..., 15 contoh resensi buku, lengkap dengan unsur dan cara menulisnya, modifikasi wuling air ev ini bikin gemas, mengunjungi the black dog, pub yang jadi referensi lagu baru taylor swift.

Ada Vespa 946 Christian Dior Versi KW, Harganya Rp 13 Jutaan

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

problem solving approach adalah

Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .

Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving             .

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.

Sintaks Pembelajaran Problem Solving

Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.

  • Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
  • Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
  • Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
  • Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
  • Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
  • Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
  • Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Tujuan Model Problem Solving

Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
  • Potensi intelektual peserta didik meningkat.
  • Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.

Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  • Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
  • Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.

  • Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
  • Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Terkait

Gabung ke percakapan.

Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Tinggalkan Komentar

Notes on personal journey in learning and teaching about my passionate subjects

Prinsip Dasar Memecahkan Masalah

  • Business Development
  • Problem Solving and Decision Making

Prinsip Dasar Memecahkan Masalah (Problem Solving)

  • Posted by by Arry Rahmawan
  • September 13, 2020

Pada kesempatan kali ini izinkan saya untuk menulis tentang prinsip dasar memecahkan masalah atau problem solving . Ketika artikel ini saya tulis, media-media informasi sedang ramai membahas isu diberlakukannya kembali PSBB di Jakarta karena kembali meningkatnya kasus COVID-19. Di satu sisi ada banyak pihak yang mendukung, namun tidak sedikit juga pihak yang menolaknya. Pihak yang mendukung mengatakan PSBB total akan sangat bermanfaat untuk menurunkan kasus COVID-19, di sisi lain pihak yang menolak mengatakan bahwa PSBB total di Jakarta akan mematikan roda perekonomian dan membuat Indonesia semakin terjerumus ke jurang resesi. Semenjak diumumkan kasus perdana sejak Bulan Maret, total pertumbuhan kasus aktif COVID-19 tidak juga kunjung turun – bahkan naik.

Kasus di atas adalah sebuah kasus riil dari perlunya seseorang memiliki kemampuan  complex problem solving,  atau pemecahan masalah yang kompleks di tingkat negara atau kebijakan. Conn dan McLean (2018) mengungkapkan bahwa  complex problem solving, critical thinking,  dan  creativity  adalah 3 keterampilan terpenting untuk dikuasai di tahun 2020 dan sampai beberapa dekade setelahnya. Saat saya mengajar mata kuliah pengantar kewirausahaan teknologi di Departemen Teknik Industri UI , saya selalu menekankan 3 hal ini kepada mahasiswa, dan mereka banyak saya berikan latihan agar terasah dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan juga menjadi mahasiswa solutif.

Mengenal Apa Itu Masalah

Lalu, apa itu   problem solving?  Pertama mari kita pahami dulu apa itu masalah.

Apakah Anda tahu, apa yang dimaksud dengan masalah?

Saya yakin selama ini Anda memiliki banyak masalah dalam hidup (begitu juga saya). Tentu kita ingin semua masalah yang ada di hidup kita bisa diselesaikan dengan cepat. Namun, bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah, jika kita tidak tahu apa itu masalah (ga bingung kan, hehe)?

Collins Dictionary, mengartikan masalah adalah kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, menyebabkan kesulitan dalam menjalani hidup. Berdasarkan definisi ini, kita tahu bahwa masalah itu adalah adanya  gap  antara “Realita” dan hal “Ideal” yang ingin kita capai.

Sebagai mahasiswa, Anda pasti pernah mengalami ada mata kuliah atau mata pelajaran yang Anda susah sekali mengikutinya. Dosen sudah memberikan batas bawah kelas yaitu Anda harus dapat 60 di ujian. Tapi setelah ikut nilai Anda 40, sehingga Anda tidak lulus. Ada ‘jarak’ antara realita (Anda dapat 40) dan nilai ideal untuk Anda lulus (minimal 60), yang kalau jarak ini tidak dipecahkan Anda tidak lulus dan harus mengulang lagi mata kuliah tersebut di tahun berikutnya.

Upaya Anda untuk menaikkan nilai Anda dari 40 menjadi lebih dari 60 (let’s say, 80) adalah bentuk sederhana dari problem solving.

Mengenal prinsip dasar memecahkan masalah ( problem solving )

Lalu, apa saja prinsip – prinsip yang perlu Anda ketahui dalam memecahkan masalah? Watanabe (2009) dalam bukunya 101 Problem Solving, memetakan ada 4 langkah dasar yang merupakan prinsip problem solving. 4 langkah dasar tersebut dijelaskan di gambar berikut ini,

Prinsip Dasar Memecahkan Masalah

Saya menggunakan model yang diajukan Watanabe (2009) karena simpel dan juga konsisten dengan beragam literatur lain tentang pemecahan masalah. Intinya, ada 4 hal yang wajib kita lakukan jika kita ingin memecahkan masalah:

1. Memahami situasi atau mendefinisikan masalah dengan baik (understand the situation )

Banyak orang yang tidak bisa memecahkan masalah karena tidak bisa mendefinisikan masalah yang dihadapi dengan baik. Misalnya, “Saya tidak bisa mendapatkan nilai 80 di kelas karena saya tidak punya teman diskusi selama PSBB.”

Mengapa definisi masalah tersebut kurang bagus? Ya, karena definisi masalah tersebut sudah mengandung solusi. Jika masalahnya seperti itu, maka kita tinggal langsung saja cari teman diskusi. Nah, tapi apakah dengan punya teman diskusi nilai kita langsung naik jadi 80? Belum tentu.

Lalu, bagaimana mendefinisikan masalah dengan lebih baik?

Contohnya seperti ini, “Saat ini saya mendapat nilai 40 di mata kuliah X dan saya menargetkan untuk mendapatkan nilai 80 di ujian berikutnya. Hal ini harus saya capai, karena jika di bawah 60 saya harus mengulang kelas lagi yang akan menghabiskan uang sebesar Rpxxxxx dan waktu sebanyak xxxxx jam yang saya miliki.”

Dengan menggunakan definisi masalah tersebut, Anda pun jadi sadar bagaimana kondisi Anda saat ini, apa yang ingin Anda raih, dan apa dampak yang muncul jika Anda tidak meraihnya. Sampai sini paham? Jika kurang paham bisa bertanya di kotak komentar :).

Satu contoh lagi: “Saat ini saya punya hutang satu juta ke X, dan harus mengembalikannya di tanggal 25 September 2020. Jika tidak mengembalikannya, saya akan ditagih dan kepercayaan orang kepada saya menjadi hilang.”

Nah, jika masih belum paham boleh ditanyakan di kotak komentar.

2.  Mengidentifikasi akar penyebabnya (identify the root cause of the problem )

Setelah mendefinisikan masalah, baru kita mencari apa akar penyebab dari masalah kita. Teknik paling mudah adalah dengan menggunakan teknik “5 Why”. Teknik ini adalah dengan bertanya kepada diri kita terkait dengan mengapa kita bisa mendapat nilai jelek, misalnya.

Why 1: Mengapa saya mendapat nilai 40 di ujian matematika? Karena saya banyak salah di konsep geometri

Why 2: Kenapa banyak salah konsep di geometri? Karena saya tidak mempelajarinya dengan sungguh – sungguh

Why 3: Kenapa saya tidak belajar geometri sungguh – sungguh? Karena saya tidak menyukai bagian tersebut

Why 4: Kenapa saya tidak suka? Karena saya tidak tahu apa hubungan geometri dengan cita – cita saya

Why 5: Kenapa saya tidak tahu hubungan geometri dengan cita – cita saya? Karena saya tidak mencari tahu informasi terkait hal itu

Ternyata di sini ‘akar’ masalahnya bukan semata – mata kita tidak suka dengan bagian geometri, tetapi juga kita tidak termotivasi untuk mempelajarinya karena tidak tahu apa manfaatnya. Dengan teknik 5 why ini, kita jadi tahu apa akar masalahnya dan bisa merumuskan alternatif solusi dengan baik.

3.  Memilih dan membuat action plan  (Development of an effective action plan)

Jika sudah dari fase 2, maka fase berikutnya adalah berpikir kreatif dan kritis terhadap alternatif solusi yang mungkin dilakukan. Sebagai contoh:

  • Mencari tahu apa manfaat ilmu geometri dalam kehidupan sehari – hari (Googling)
  • Menonton film atau movie terkait dengan pentingnya ilmu geometri
  • Belajar geometri dengan bantuan video dari internet
  • Mengajarkan geometri ke orang lain secara online

Silakan tuliskan alternatif solusi sebanyak – banyaknya dalam fase ini. Kemudian pilih mana yang sekiranya paling efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan penggunaan sumber daya yang paling sedikit (hemat waktu dan biaya yang dikeluarkan).

4. Eksekusi solusi secara total, perbaiki jika tidak efektif (Execute and modify, until it is solved)

Jika sudah yakin dengan suatu solusi, maka tahap berikutnya adalah eksekusi secara total. Namun perlu diingat bahwa solusi yang kita terapkan perlu dimonitor dan dievaluasi, apakah sudah efektif? Jika belum, maka kita cari alternatif solusi lain yang lebih efektif dan efisien (hal ini dinamakan iterasi).

Bagaimana jika strateginya sudah efektif dan kita dapat nilai sesuai dengan apa yang ditargetkan? Maka kita tingkatkan target yang lebih tinggi, misal mencapai nilai 100. Hal ini dinamakan dengan  improvement,  dan akan terus seperti itu secara kontinu.

Nah, sampai sini Anda sudah belajar tentang prinsip – prinsip dalam pemecahan masalah, dan juga beberapa tekniknya. Sekarang kita akan membahas apakah prinsip ini bisa dipakai oleh pengambil kebijakan di tengah pandemi COVID-19?

Problem-Solving dan COVID-19

Ilmu problem solving sebenarnya sangat simpel. Kenapa pemerintah atau instansi terkait tidak bisa efektif menyelesaikan masalah COVID-19? Apa mereka tidak menggunakan prinsip ini?

Saya yakin banyak pakar yang menjadi tim ahli di pemerintah dan mereka jauh lebih tahu daripada saya terkait bagaimana penanganan COVID-19 ini.

Satu hal yang perlu dipahami masyarakat adalah, problem solving untuk tatanan negara itu memiliki tingkat kerumitan yang sangat tinggi. Tingkat kerumitannya ada di sifat masalahnya itu sendiri yaitu  multiple problems, actors, interests, uncertainties. 

Multiple problems , di mana masalahnya ada banyak dan multi dimensi. COVID-19 tidak hanya tentang kesehatan, tapi juga ekonomi, sosial, transportasi, dan lain sebagainya. Multiple actors , yaitu masalahnya dimiliki oleh pihak yang beragam, mulai dari presiden, menteri, pemprov, tenaga kesehatan, dan lainnya. Multiple interests , yaitu masalahnya aktor tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Ada yang interestnya menyelamatkan rakyat, dengan mengurangi mortality rate, ada yang interestnya mendapatkan keuntungan, dsb Multiple uncertainties ,  yaitu ketidakpastian yang menghadang di masa depan macam – macam, mulai dari kemunculan virus baru, perilaku masyarakat yang tiba – tiba susah diatur, di luar kapasitas dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Multiple rationalities ,  yaitu setiap aktor yang terlibat memiliki rasionalitas yang berbeda dalam memandang masalah. Ada yang dia berbasis pada data karena suka membaca, ada yang berbasis pada bisikan karena dia minta tolong dibacakan staf ahli, dan ada yang berbasis intuisi karena dia sudah merasa berpengalaman menangani hal – hal tersebut di masa lalu.

Kelima faktor itu masing – masing saling terkoneksi satu sama lain, menyebabkan masalah megakompleks yang sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Jujur kadang saya seringkali gemas dengan netizen sok tahu yang menggampangkan cara pengambilan keputusan di tingkat wilayah atau nasional yang mega kompleks ini, padahal cara pengambilan kebijakan di negara tidak sesederhana menyelesaikan masalah Anda mau masuk kampus mana dan memilih jurusan apa untuk melanjutkan studi.

Namun, berkaca dari prinsip problem solving yang saya jelaskan tadi, saya jadi kepikiran satu hal. Apakah carut marutnya penanganan COVID-19 di Indonesia karena kita tidak memiliki atau tidak tahu apa masalah yang kita hadapi sebagai suatu bangsa? Apakah belum ada definisi masalah yang jelas (fase 1) yang bisa disepakati oleh satu bangsa untuk kita perjuangkan bersama menyelesaikan masalah tersebut?

Apakah kita bisa memiliki satu atau  single problem statement,  yang mana itu menjadi masalah yang kita harus selesaikan bersama sebagai satu bangsa? Jadi apapun peran kita di negara saat ini, single problem statement  tersebut mewakili semua kepentingan kita, sehingga kita berfokus saja untuk menyelesaikan masalah itu agar Indonesia bisa menyelesaikan penanganan COVID-19 dengan lebih baik.

Jika belum ada dan tidak mencoba ditemukan, maka Indonesia dalam kondisi saat ini belum melewati fase 1 dari tahap penyelesaian masalah dan buat saya itu mengerikan.

Jika ada yang bisa merumuskannya, saya yakin Anda akan sangat berjasa kepada negara karena besar kemungkinan Anda dapat mempersatukan bangsa.

Semoga artikel ini bisa sedikit membuka jalan agar kita bisa menjadi seorang pengambil keputusan yang lebih bijaksana.

Salam, Arry Rahmawan

' src=

Arry Rahmawan

Arry Rahmawan adalah seorang pembelajar yang memiliki ketertarikan dalam mempelajari ilmu tentang produktivitas hidup, entrepreneurship, dan pengembangan bisnis. Sejak tahun 2012, Arry rutin menulis dan membuat konten terkait tiga topik tersebut di blog ini. Arry menamatkan pendidikan S1 dan S2 nya di Departemen Teknik Industri, Universitas Indonesia dan menjadi dosen tetap non-PNS di Departemen yang sama sejak tahun 2016. Untuk meningkatkan kapasitas keilmuannya, Arry banyak mengambil sertifikasi, workshop, course, dan mentorship dari berbagai institusi kelas dunia. Selain aktif mengajar di UI dan beberapa kampus di Indonesia, Arry juga berpengalaman menjadi konsultan, trainer, dan coach independen untuk ketiga topik yang diminatinya tersebut. Klien yang sudah ditanganinya sangat beragam, mulai dari instansi pemerintahan, kementerian, BUMN, korporasi/swasta, lembaga pendidikan, serta lembaga non-profit. Saat ini Arry berdomisili di Belanda dalam rangka tugas belajar di Delft University of Technology, Faculty of Technology, Policy, and Management. Untuk menghubunginya, silakan kontak melalui direct message LinkedIn atau Instagram

Post navigation

Mengenal value proposition canvas untuk entrepreneur pemula, seminar sekolah kepemimpinan universitas pembangunan nasional (upn) veteran jakarta bersama arry rahmawan, leave a reply cancel reply.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

3 Langkah Melatih Berpikir Inovatif

  • October 19, 2012
  • 2 minute read
  • Even more »

Account Options

problem solving approach adalah

  • Try the new Google Books
  • Advanced Book Search
  • Cambridge University Press
  • Barnes&Noble.com
  • Books-A-Million
  • Find in a library
  • All sellers  »

problem solving approach adalah

Get Textbooks on Google Play

Rent and save from the world's largest eBookstore. Read, highlight, and take notes, across web, tablet, and phone.

Go to Google Play Now »

Selected pages

Title Page

Common terms and phrases

Bibliographic information.

IMAGES

  1. Systematic Problem-Solving

    problem solving approach adalah

  2. 5W 1H Method for Problem Solving Explained with Example

    problem solving approach adalah

  3. Seven easy steps to Problem solving at Mckinsey

    problem solving approach adalah

  4. 7 Customer Service Problem-Solving Techniques Done Right

    problem solving approach adalah

  5. the 8d problem solving process are

    problem solving approach adalah

  6. Mengenal Proses Problem Solving di Dunia Kerja

    problem solving approach adalah

VIDEO

  1. MO Theory-B (A Problem-Solving Approach)

  2. POLYAS 4-STEP PROBLEM SOLVING APPROACH- BSED SCI 1A

  3. Problem solving approach / Inquiry method unit 4 b. ed course code 8623

  4. 1st step of problem solving approach

  5. Problem Solving : Langkah Cepat atasi Semua Kesulitan apapun

  6. STUDY SKILL : PROBLEM SOLVING

COMMENTS

  1. Problem Solving: Arti, Metode, Contoh, Proses & Tips Pentingnya

    Berikut adalah beberapa contoh kasus yang sering terjadi di dunia kerja di mana kemampuan problem solving sangat dibutuhkan. 1. Menyelesaikan komplain pelanggan. Di kasus ini, jelas sebagai seorang profesional, kamu harus memikirkan bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalahnya.

  2. Problem Solving: Pengertian, Proses, dan Metodenya

    Metode Problem Solving. 1. Brainstorming. Brainstorming merupakan metode problem solving yang paling banyak digunakan oleh orang-orang. Pasalnya, metode ini efektif untuk digunakan sebagai pemecahan masalah melalui solusi kreatif. Prosesnya adalah setiap orang harus menyampaikan ide-ide maupun pendapat yang kemudian dapat diolah menjadi satu ...

  3. Pengertian Problem Solving Beserta Teori dan Contoh Soalnya

    Nggak cuma di sekolah, kok. Dunia kerja pun membutuhkan orang-orang dengan skill tersebut. Pasalnya, problem solving adalah bagian dari keterampilan atau kecakapan intelektual seseorang. Tanpa memahami dan memiliki skill tersebut, akan sulit rasanya saat elo menghadapi berbagai masalah atau hambatan dalam hidup.

  4. Apa Itu Problem Solving? Ini Pengertian, Tujuan, & 5 Metodenya

    Setelah memahami apa itu problem solving dan tujuannya, di bawah ini terdapat beberapa tahapan untuk menerapkan metode problem solving.Jika Anda merasa belum punya skill problem solving mumpuni, cara-cara di bawah ini dapat membantu Anda berlatih.. 1. Mendefinisikan Masalah. Tahapan pertama problem solving adalah dengan mendefinisikan, mengurai, dan menyusun kembali satu per satu masalah pokok ...

  5. Pengertian Pemecahan Masalah (Problem Solving) dan Langkah-langkah

    Langkah-langkah Pemecahan Masalah. Menurut Brans ford & Stein (dalam Suharnan, 2005) ada beberapa tahap dalam memecahkan masalah yaitu: a. Identifikasi masalah. Seperti yang kita ketahui, mengidentifikasikan suatu situasi masalah yang kompleks merupakan suatu langkah yang sulit, tetapi kita harus mengetahui langkah apa saja yang harus kita tempuh.

  6. Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips Tingkatkannya

    Skill problem solving adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien. Ini melibatkan proses pemecahan masalah yang sistematis dan kreatif untuk mencapai solusi yang memuaskan.

  7. Apa itu Problem Solving? Arti, Metode dan Cara Meningkatkan

    Pemecahan masalah atau problem solving adalah soft skill yang kini mulai menjadi kriteria umum untuk calon karyawan. Karena itulah, Anda perlu mengetahui seluk beluknya dari kemampuan ini, misalnya metode yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah. Beberapa metode yang bisa digunakan dalam problem solving adalah: 1. Brainstorming.

  8. Mengenal Apa itu Problem Solving, Manfaat dan Contohnya

    Apa Itu Problem Solving? Problem solving adalah proses kognitif yang melibatkan pemecahan masalah atau menemukan solusi untuk situasi atau permasalahan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, kita dapat menyebutnya sebagai "pemecahan masalah.". Ini melibatkan pemikiran kreatif, analitis, dan kemampuan untuk mengatasi hambatan.

  9. Apa Itu Problem Solving? Manfaat, Tahapan, dan Cara Meningkatkannya

    Kamu pasti senang, jika kamu sudah mengetahui apa masalah dan akar masalah yang sedang kamu alami, namun akan lebih senang lagi jika kamu juga bisa menemukan solusi terbaiknya. Karena, tujuan utama dari problem solving adalah menemukan solusi terbaik, dari permasalahan. Maka dari itu, jika kamu sudah memikirkan alternatif dan membandingkannya ...

  10. How to master the seven-step problem-solving process

    When we do problem definition well in classic problem solving, we are demonstrating the kind of empathy, at the very beginning of our problem, that design thinking asks us to approach. When we ideate—and that's very similar to the disaggregation, prioritization, and work-planning steps—we do precisely the same thing, and often we use ...

  11. The Problem-Solving Process

    Problem-solving is a mental process that involves discovering, analyzing, and solving problems. The ultimate goal of problem-solving is to overcome obstacles and find a solution that best resolves the issue. The best strategy for solving a problem depends largely on the unique situation. In some cases, people are better off learning everything ...

  12. Pengertian Problem Solving: Aspek, Ciri, dan Langkah-langkahnya

    Langkah-langkah kemampuan problem solving. Disadur dari buku Kurikulum dan Pembelajaran (2013) oleh Oemar Hamalik, ada tujuh langkah kemampuan problem solving secara umum, yaitu: Menghadapi masalah, artinya individu menyadari ada suatu masalah yang dihadapi. Merumuskan masalah, menjabarkan masalah dengan jelas dan spesifik atau rinci.

  13. Apa itu Problem Solving? Manfaat dan Penerapannya

    Manfaat Problem Solving. Delapan berikut adalah manfaat utama dari memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang perlu kamu tau: 1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah. Manfaat utama problem solving adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dengan lebih efektif. Seseorang yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah akan dapat menghadapi ...

  14. Problem Solving: Signifikansi, Pengertian, Dan Ragamnya

    Pemecahan masalah (problem solving) merupakan bagian dari ketrampilan atau kecakapan intelektual yang dinilai sebagai hasil belajar yang penting dan signifikan dalam proses pendidikan. Signifikansi kecakapan pemecahan masalah itu dapat dilihat baik dari banyaknya perhatian berbagai aliran psikologi terhadap kecakapan intelektual ini, tingginya peringkat kecakapan itu dalam berbagai taksonomi ...

  15. Problem Solving Adalah: Manfaat, Proses, Contoh, dan Tips ...

    Problem Solving Adalah: Manfaat, Proses, Contoh, dan Tips Meningkatkannya. 1. Memperbaiki yang Rusak 2. Kemampuan Manajemen Risiko 3. Stabilitas Emosi 4. Semakin Kreatif dan Kritis 5. Terampil Mengambil Keputusan 6. Memperluas Pengetahuan. 1.

  16. PROBLEM SOLVING: SIGNIFIKANSI, PENGERTIAN, DAN RAGAMNYA

    ABSTR AK. Pemecahan masalah ( problem solving) merupakan bagian dari ketrampilan atau kecakapan intelektual. yang dinilai sebagai hasil belajar yang penting dan signifikan dalam proses pendidikan ...

  17. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017 ...

  18. What is Problem Solving? Steps, Process & Techniques

    Finding a suitable solution for issues can be accomplished by following the basic four-step problem-solving process and methodology outlined below. Step. Characteristics. 1. Define the problem. Differentiate fact from opinion. Specify underlying causes. Consult each faction involved for information. State the problem specifically.

  19. PDF BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pendekatan Problem Solving

    2.1.1. Pendekatan Problem Solving. Pendekatan pemecahan masalah atau . problem solving. adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran (Hamdani, 2010:84). Metode ini diciptakan seorang ahli didik

  20. Prinsip Dasar Memecahkan Masalah (Problem Solving)

    Kasus di atas adalah sebuah kasus riil dari perlunya seseorang memiliki kemampuan complex problem solving, atau pemecahan masalah yang kompleks di tingkat negara atau kebijakan. Conn dan McLean (2018) mengungkapkan bahwa complex problem solving, critical thinking, dan creativity adalah 3 keterampilan terpenting untuk dikuasai di tahun 2020 dan ...

  21. 12 Approaches To Problem-Solving for Every Situation

    Here are the seven steps of the rational approach: Define the problem. Identify possible causes. Brainstorm options to solve the problem. Select an option. Create an implementation plan. Execute the plan and monitor the results. Evaluate the solution. Read more: Effective Problem Solving Steps in the Workplace.

  22. PDF PENDAHULUAN

    Aspek - aspek yang tercakup dalam problem solving menurut Heppner adalah (1) Problem solving confidence, (2) The approach-avoidance stlye, dan (3) Personal control. Problem solving confidence adalah penyelesaian masalah ini mengacu kepada kepercayaan atau keyakinan yang efektif dalam menguasai suatu permasalahan.

  23. Writing Skills Student's Book : A Problem-Solving Approach

    Writing Skills provides learners with problem-solving activities based on a wide variety of text types. The activities give practice in using specific items of language and in developing the ability to organise information. Text types covered are: letters (both informal and formal), reports, brochures, journalistic articles, instructions and stories.