Zenius Fellow

contoh problem solving dalam pembelajaran

  • Zenius untuk Guru

Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) – Zenius untuk Guru

  • Posted by by Zenius untuk Guru
  • Mei 15, 2022

Bapak dan Ibu Guru, pasti pernah dong bermain teka-teki? Atau, justru sering memecahkannya untuk mengisi waktu luang?

Nggak hanya untuk hiburan Bapak dan Ibu Guru, teka-teki juga bisa digunakan di kelas, lho. Contohnya, sebelum memulai pelajaran IPA, kita bisa memberikan pertanyaan atau teka-teki yang merangsang pemikiran siswa. 

Nah, coba perhatikan teka-teki di bawah ini.  

Gigiku panjang, tapi juga pendek. Gigiku berakhir dengan cepat. Siapakah aku?

Dari teka-teki di atas, mintalah siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Biarkan mereka berpikir kreatif dan berimajinasi akan kemungkinan jawabannya.

Kalau menurut Bapak dan Ibu Guru sendiri, kira-kira apa jawabannya? 

Iya, betul banget. Jawabannya adalah petir!

Setelah siswa berhasil menjawab, Bapak dan Ibu Guru bisa mengaitkan jawabannya dengan materi. Misalnya, materi tentang proses terjadinya petir atau fenomena listrik statis.

Wah, teka-teki menyenangkan juga, ya. Tapi, tahu nggak Bapak dan Ibu Guru? Teka-teki bisa bantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah atau problem solving , lho.

Teka-teki membantu kita untuk berpikir logis, menguji prediksi, memecahkan masalah, dan menggunakan penalaran Matematika. Bahkan, dengan bermain teka-teki, kemampuan kerjasama atau kolaborasi juga meningkat.

Sebab itu, teka-teki bisa jadi salah satu media dalam model pembelajaran pemecahan masalah. Meskipun awalnya membingungkan, teka-teki memaksa siswa untuk berpikir tentang cara menyederhanakan informasi. Inilah keterampilan yang bermanfaat untuk pemecahan masalah.

Selain teka-teki, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan dalam pembelajaran pendekatan pemecahan masalah? Yuk, kita bahas bersama, Bapak dan Ibu Guru.

Apa yang Dimaksud Pemecahan Masalah?

Pastinya, kita sudah nggak asing lagi dengan yang namanya masalah. Karena, setiap individu dihadapkan dengan suatu permasalahan yang menuntut penyelesaian.

Contohnya, setelah lulus S1, saya ingin melanjutkan pendidikan S2. Tapi, biaya yang dibutuhkan nggak sedikit. Nah, penyelesaiannya adalah dengan saya tetap harus bekerja sambil berkuliah atau mencari beasiswa.

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015) dijelaskan bahwa pemecahan masalah adalah proses pemikiran dan pencarian jalan keluar. Macam-macam metode pemecahan masalah di antaranya lewat pengalaman masa lalu, berdasarkan firasat, trial and error , pemikiran ilmiah, dan secara rasional.

Dalam prosesnya, ada empat tahap yang dilalui seseorang untuk menyelesaikan masalah. Prosedur pemecahan masalah selengkapnya bisa dilihat di gambar berikut ini.

empat fase pemecahan masalah

Lefudin dalam bukunya Belajar & Pembelajaran (2017) juga menyebutkan bahwa pemecahan masalah mempunyai strategi tersendiri. Beberapa di antaranya adalah melalui gambar atau diagram, menemukan pola, membuat tabel, memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik, atau menebak dan memeriksa.

Lalu, bagaimana kaitannya pemecahan masalah ini dalam pembelajaran?

Baca Juga: Problem Based Learning, Belajar dari Masalah

Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran

Nggak cuma ditemui dalam kehidupan sehari-hari, suatu persoalan dalam pembelajaran juga termasuk masalah yang harus diselesaikan. Jika sering dihadapkan pada suatu masalah di kelas, siswa akan terbiasa untuk mencari jalan keluarnya.

Menurut buku Metodologi Pengajaran (2016), pembelajaran pendekatan pemecahan masalah menggunakan kegiatan yang melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah agar dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Di pendekatan ini, orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang didasarkan pemecahan masalah.

tujuan pembelajaran problem solving

Jadi, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dari proses penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah.

Baca Juga : Ragam Strategi Pembelajaran

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Untuk menerapkan pembelajaran pendekatan problem solving , ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Di antaranya:

  • Merumuskan masalah , untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas. 
  • Menelaah masalah , dengan menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis , sehingga siswa bisa berimajinasi dan memahami ruang lingkup, sebab akibat, serta alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
  • Pembuktian hipotesis, dengan mengkaji dan membahas data.
  • Menentukan penyelesaian masalah , melalui kegiatan penarikan kesimpulan dan memperhitungkan akibat yang terjadi.

Setelah memperhatikan langkah-langkahnya, kita juga harus memilih bahan pelajaran yang mempunyai permasalahan. Nggak terbatas dari buku sekolah saja, materi juga bisa didapatkan dari lingkungan sekolah atau peristiwa di masyarakat. 

Contohnya, masalah banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain menemukan solusi alternatif dari masalah ini, kita juga bisa mengajarkan siklus air, proses terjadinya hujan, pentingnya mendaur ulang sampah, dan menjaga lingkungan.

Menurut Gulo dalam Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015), ada beberapa kriteria dalam memilih materi pelajaran, yaitu:

  • Materi bersifat isu konflik atau kontroversial.
  • Materi bersifat umum sehingga tidak asing dan mudah dipahami siswa.
  • Materi pelajaran mendukung pengajaran dan sesuai dengan kurikulum sekolah.
  • Materi mencakup kepentingan banyak orang dalam masyarakat.
  • Materi pelajaran bisa mengembangkan kelas dan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
  • Materi menjamin kesinambungan pengalaman siswa.

Nah, selain materi pelajarannya, satu hal lagi yang nggak kalah penting. Bapak dan Ibu Guru perlu menggabungkan pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai media pembelajaran.

Kalau ingin menggunakan media pembelajaran yang kreatif, Bapak dan Ibu Guru bisa baca informasinya di artikel 6 Tips Membuat Pembelajaran Kreatif .

Sekarang, mari kita lanjut membahas bagaimana menerapkan pemecahan masalah di kelas.

Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning

Contoh Pembelajaran Problem Solving

Dalam memecahkan masalah, siswa perlu menganalisis materi, memahaminya, dan menarik kesimpulan. Karena itu, pendekatan pemecahan masalah mengharuskan siswa berperan aktif dan bisa berpikir kritis.

Nah, seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Salah satu contoh pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan media teka-teki.

morfologi jenis-jenis daun dalam bentuk teka-teki untuk pembelajaran

Menurut Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar (2018), diketahui kalau teka-teki silang bisa meningkatkan aktivitas pembelajaran sebesar 82,3%. Penelitian ini juga menemukan kalau hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan model pemecahan masalah yang nggak menggunakan media teka-teki.

Tapi, nggak hanya pelajaran IPA saja, teka-teki juga bisa diterapkan untuk ilmu lain. Contohnya, model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Wah, ternyata teka-teki bermanfaat banget dalam pembelajaran. Selain teka-teki dan kegiatan di kelas, Bapak dan Ibu Guru juga bisa mendorong kemampuan pemecahan masalah siswa melalui buku atau film.

Kaitannya sama buku dan film, saya punya rekomendasi nih, Bapak dan Ibu Guru. Salah satu buku yang bisa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah kita adalah Detective Conan (1994–sekarang). 

Disajikan dalam bentuk komik, Detective Conan mengajak kita untuk berpikir dan memecahkan kasus yang diceritakan. Penyampaiannya juga cukup ringan, tapi bisa meningkatkan rasa penasaran. 

Jadi, kita bisa sama-sama berlatih memecahkan masalah lewat komik Detective Conan . Kalau Bapak dan Ibu Guru atau siswa nggak begitu tertarik dengan komik, ada juga video animasi dan filmnya.

Selain tentang pemecahan masalah, ada juga rekomendasi buku terkait pendidikan lainnya yang bisa Bapak dan Ibu Guru baca. Klik tautan di bawah ini, ya!

Baca Juga : Rekomendasi Buku Bertema Pendidikan untuk Guru

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah

Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini. 

Dalam menerapkan pembelajaran pendekatan pemecahan masalah, kelebihannya antara lain:

  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Mengembangkan pemikiran dan tindakan kreatif.
  • Siswa terbiasa untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Memudahkan siswa dalam mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Siswa bisa menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  • Membuat pengetahuan yang didapatkan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata.

Sementara itu, kekurangan dari model pembelajaran problem solving di antaranya:

  • Sulitnya menerapkan metode ini untuk beberapa pokok bahasan.
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran yang lainnya.

Nah, dari kelebihan dan kekurangannya di atas, apakah Bapak dan Ibu Guru sudah menentukan? Kira-kira, ingin menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau nggak di kelas?

Demikian penjelasan tentang pembelajaran pendekatan pemecahan masalah. Semoga artikel ini bisa membantu Bapak dan Ibu Guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kelas.

Selain memilih pendekatan pembelajarannya, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru. Ada ratusan video materi dan latihan soal yang bisa dibagikan ke siswa lewat kelas virtual. Penasaran? Langsung saja klik gambar di bawah ini!

lms zenru

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap) – Serupa (2022)

Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran – Lefudin (2017)

Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar – Erwin Putera Permana (2018)

Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik – M. Thobroni (2015)

Metodologi Pengajaran – Jumanta Hamdayama (2016)

Leave a Comment

Tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

contoh problem solving dalam pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .

Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving             .

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.

Sintaks Pembelajaran Problem Solving

Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.

  • Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
  • Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
  • Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
  • Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
  • Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
  • Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
  • Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Tujuan Model Problem Solving

Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
  • Potensi intelektual peserta didik meningkat.
  • Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.

Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  • Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
  • Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.

  • Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
  • Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Terkait

Gabung ke percakapan.

Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Tinggalkan Komentar

Tripven

Home » Pembelajaran » Model Pembelajaran Problem Solving

Model Pembelajaran Problem Solving

Februari 16, 2020 8 min read

Model Pembelajaran Problem Solving

Ketika aktivitas pembelajaran diadakan, guru dituntut untuk mempunyai rencana dan strategi. Ini bertujuan agar siswa bisa menyerap dan memahami materi pelajaran dengan efektif dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

Salah satu upaya agar tujuan tersebut terwujud maka dibentuklah beberapa model, taktik dan strategi. Salah satu metode dan model yang akan dibahas kali ini adalah problem solving .

Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas.

Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan masalah.

Pengertian Problem Solving Menurut Para Ahli

Metode problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat tujuan, langkah-langkah sebuah aktivitas, lingkungan dan manajemen pembelajaran yang ada di kelas untuk menyelesaikan masalah.

Hamdani, (2011:84)

Pembelajaran problem solving adalah aktivitas belajar mengajar yang menuntut siswa untuk bisa menemukan solusi dari masalah mulai dari masalah dalam grup maupun individu. Tujuan utama pembelajaran ini adalah untuk menyelidiki dan meneliti dasar dari pemecahan masalah.

Hidayati (2008)

Beliau mengungkapkan bahwa metode ini dilandasi dari kepercayaan terhadap kenyataan bahwa pembelajaran tidaklah hanya melakukan ceramah dan saling berkomunikasi dan transfer ilmu satu arah kepada peserta didik.

Namun pembelajaran juga merupakan langkah untuk investigasi, menganalisa, penelitian dan berpikir secara mandiri untuk memperoleh solusi dari permasalahan.

Crow dan Crow (Hamdani, 2011:84)

Berpendapat bahwa problem solving merupakan langkah untuk mempresentasikan mata pelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk dapat menemukan solusi dari suatu masalah agar kompetensi dasar bisa diraih.

Berlandaskan ungkapan para ahli di atas bisa diambil esensi, bahwa pembelajaran problem solving adalah melaksanakan pengajaran. Agar peserta didik siap menghadapi segala permasalahan baik di pelajaran dan dunia nyata. Dan peserta didik bisa menyiapkan berbagai rencana untuk mengatasi permasalahan dengan memperoleh informasi sebanyak mungkin untuk melakukan hipotesis dan melakukan kesimpulan.

Langkah-Langkah Problem Solving atau Sintaks Problem Solving

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Solving atau Sintaks Problem Solving

Terdapat enam sesi dalam model problem solving ini, berikut adalah sesi dan langkahnya:

  • Menentukan masalah yang pantas dan dirasa penting.
  • (Merumuskan Masalah) Mencari dan menganalisa masalah.
  • Memahami masalah.
  • Memformulasikan hipotesis
  • Menghimpun dan mengkategorikan informasi sebagai fakta dari hipotesis.
  • Membuktikan hipotesis.
  • Memutuskan cara penanggulangan masalah.

Setelah beberapa langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran problem solving mari kita simak langkah-langkah khusus yang terdapat pendidikan yang levelnya lebih tinggi:

  • Menjelaskan masalah.
  • Brainstorming atau mengungkapkan semua masalah yang ada.
  • Menghimpun data dan informasi.
  • Melakukan diskusi terkait data dan infromasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Mengungkapkan solusi dari masalah yang ada (presentasi)
  • Melakukan evaluasi dan refleksi.

Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan problem solving.

Berikut merupakan kelemahan dari pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Djamarah (2010:93):

  • Siswa bisa saja sulit untuk menganalisa level kesulitan dari masalah. Ini mengacu pada level berpikir siswa pada tingkat kelas yang ada. Karena pengalaman dan pengetahuan bisa saja kurang.
  • Pembelajaran ini memerlukan waktu yang tidak sedikit. Ini disebabkan saat proses klasifikasi atau kategorisasi masalah memerlukan waktu yang lama.
  • Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran problem solving. Sebab di Indonesia pada aktivitas pembelajaran sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa jarang aktif untuk berpikir secara mandiri.

Kelebihan Problem Solving

Hal ini ini diungkapkan oleh Djamarah (2010:92), berikut diantaranya:

  • Model ini bisa menjadikan pendidikan yang ada di kelas lebih berguna secara langsung dengan dunia nyata siswa.
  • Aktivitas problem solving bisa membuat siswa lebih fleksibel dalam menghadapi segala masalah yang ada di kehidupan, baik masalah individu dan grup.
  • Aktivitas model pembelajaran ini memicu daya pikir siswa menjadi lebih dalam dan luas dalam menghadapi masalah dan aktivitas belajar. Siswa juga bisa lebih terstruktur dan sistematis dalam menghadapi segala permasalahan hidup.

' src=

  • Pembelajaran

Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…

' src=

Experiential Learning

Model pembelajaran kolaboratif, tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

maglearning.id

maglearning.id

Cara Belajar Menyenangkan

Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah  – Metode mengajar adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok, agar pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik (Ahmadi, 1997).

Menurut Hamalik (1999)  metode pemecahan masalah adalah  suatu metode mengajar dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkannya berdasarkan data atau informasi yang akurat sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Sedangkan pemecahan masalah adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.

Pembelajaran metode pemecahan masalah  memberikan kesempatan peserta didik berperan aktif dalam mempelajari, mencari dan menemukan sendiri informasi atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori atau kesimpulan. Kemampuan memecahkan masalah harus ditunjang oleh kemampuan penalaran, yakni kemampuan melihat hubungan sebab akibat (Hamalik,1999).

Pembelajaran metode pemecahan masalah  banyak digunakan guru bersama dengan penggunaan metode lain. Belajar memecahkan masalah adalah suatu kegiatan dimana siswa hendaknya terbiasa mengerjakan soal-soal yang tidak hanya memerlukan ingatan yang baik saja. Karena disamping memberikan masalah-masalah yang menantang selama di kelas, seorang guru matematika dapat saja memulai proses pembelajarannya dengan mengajukan masalah yang cukup menantang dan menarik bagi siswa.

Siswa dan guru lalu bersama-sama memecahkan masalahnya tadi sambil membahas teori-teori , definisi-definisi maupun rumus-rumus matematika. Jadi dengan menggunakan metode ini guru tidak memberikan informasi dulu, tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan masalah.

Menurut Polya dalam Karso (1994) masalah dalam matematika bagi siswa adalah persoalan atau soal matematika, suatu persoalan atau soal matematika akan menjadi masalah bagi siswa jika :

  • Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan ditinjau dari segi kematangan mental dan ilmunya.
  • Belum mempunyai algoritma atau prosedur untuk menyelesaikannya  dan
  • Berkeinginan untuk menyelesaikannya.

Langkah Pemecahan Masalah Menurut Polya ada 4 langkah pemecahan masalah, yaitu :

  • Memahami masalah

Pada langkah ini Polya memberikan bimbingan kepada siswa bagaimana agar siswa tersebut dapat menentukan datanya atau apa yang diketahui dalam soal tersebut dan menentukan apa yang ditanyakan. Namun jika siswa mengalami kegagalan, maka guru dapat memberikan bimbingan dengan cara disuruh mengubah soal tersebut dengan kalimat sendiri. Selanjutnya siswa disuruh menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

  • Menyusun rencana pemecahan

Kegiatan yang perlu dilaksanakan pada langkah ini antara lain, mencari hubungan antara data yang diketahui dengan ata yang belum diketahui, hal ini dapat dilakukan jika siswa mengerjakan langkah pertama benar. Hubungan yang diperoleh sesuai dengan rencana penelitian ini adalah satu atau dua cara yang perlu disederhanakan.

  • Melaksanakan rencana pemecahan

Melaksanakan rencana pemecahan masalah seperti yang telah dilaksanakan pada langkah kedua. Periksa setiap langkah dan harus dilihat dengan jelas bahwa langkah tersebut benar.

  • Memeriksa kembali

Kegiatan yang dilakukan pada langkah terakhir adalah memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dengan soal aslinya.

Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah

Secara umum langkah-langkah proses pembelajaran yaitu :

  • Tahap pendahuluan
  • Guru memberikan informasi kepada siswa tentang  materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi
  • Guru membentuk siswa ke dalam kelompok yang sudah direncanakan
  • Mensosialisasikan kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa dapat mengenal dan memahaminya
  • Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
  • Tahap pengembangan
  • Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok
  • Siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan soal bersama kelompoknya
  • Guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan membantu memilih soal-soal yang cocok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan
  • Tahap penerapan
  • Setelah siswa selesai mengerjakan soal dan yakin dengan jawaban yang diperoleh, lembar jawaban dikumpulkan untuk dinilai
  • Memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal, supaya siswa selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya
  • Guru dan siswa menjawab soal secara bersama-sama

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes prestasi berupa tiga soal yang harus dikerjakan siswa secara individu tanpa saling membantu.

Tahapan Belajar Metode Pemecahan Masalah Gagne

Menurut Gagne tahapan belajar yang lebih tinggi adalah belajar pemecahan masalah. Dalam tipe belajar ini siswa dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkannya. Pemecahan masalah dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Kegiatan belajar pemecahan masalah biasanya meliputi lima langkah, yaitu:

  • Mengidentifikasi masalah

Identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah bertujuan agar kita mendapatkan sejumlah masalah yang nantinya akan diselesaikan atau dicari cara penyelesaiannya.

  •  Merumuskan dan membatasi masalah

Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah yang akan dipecahkan. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah dan yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah.

  •  Menyusun pertanyaan-pertanyaan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat pertanyaan-pertanyaan yang nantinya  akan dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Pertanyaan yang akan dibuat didasarkan atas identifikasi dan pembatasan masalah.

  •  Mengumpulkan data

Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data atau informasi yang akurat yang berhubungan dengan masalah yang akan diselesaikan.

5.    Merumuskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan serta kesimpulan.

Dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebelumnya kita merumuskan jawaban  berdasarkan data dan informasi yang ada, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.

Dalam proses pembelajaran, disamping perlunya penalaran yang baik juga diperlukan menguasai langkah-langkah memecahkan masalah secara tepat. Menurut John Deway (Dalam Ahmadi, 1997 :123), langkah-langkah yang harus dicapai dalam memecahkan masalah adalah sebagai berikut :

  • Menyadari dan merumuskan masalah
  • Merumuskan hipotesis
  • Mengumpulkan dan mengolah data
  • Menguji hipotesis dangan data
  • Menarik kesimpulan

Kelebihan Metode Pemecahan Masalah 

Adapun beberapa kelebihan metode pemecahan masalah  :

  • Mendidik siswa berpikir secara sistematis
  • Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi
  • Menganalisis suatu masalah dari beberapa aspek
  • Mendidik siswa agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan
  • Mendidik siswa percaya pada diri sendiri

Adapun beberapa kelemahan metode pemecahan masalah  :

  • Tidak semua siswa dapat menentukan masalah.
  • Memerlukan waktu yang banyak untuk menemukan suatu masalah.

Demikianlah apa yang bisa kami sampaikan mengenai Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving). Semoga bermanfaat ( maglearning.id ).

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Tinggalkan balasan batalkan balasan, eksplorasi konten lain dari maglearning.id.

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Ketikkan email Anda...

Berlangganan

Lanjutkan membaca

contoh problem solving dalam pembelajaran

  • BINUS UNIVERSITY
  • About Primary Teacher Education Program
  • Alumni Testimonials
  • Minor Program
  • Mobility Program
  • Enrichment Program
  • Karya Mahasiswa
  • Admission Schedule
  • Entry Requirements
  • Tuition Fee
  • Scholarships

PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Dalam konteks pembaruan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas metode pembelajaran. Kurikulum pendidikan harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload dan mampu mengakomodasikan keberagaman  keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dan secara mikro, harus ditemukan model pembelajaran yang efektif di kelas.  Model pembelajaran yang dipilih diharapkan mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi dan kecakapan hidup peserta didik. Model pembelajaran yang bersesuaian dengan maksud diatas , khususnya dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah model pembelajaran dengan pendekatan problem solving.

Berdasarkan tulisan Paul Ernest yang berjudul THE IMPACT OF BELIEFS ON THE TEACHING OF MATHEMATICS yang terdapat pada  www.ex.oc.uk , diangkat permasalahan model pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Berita Acara seperti NCTM (1980) Agenda for Action and The Cockroft Report (1982) merekomendasikan diadopsinya pendekatan problem solving untuk mengajar matematika. Hal ini membawa perubahan yang besar dan  membawa  perubahan terhadap keseluruhan kurikulum. Lebih utama lagi, perubahan ini amat bergantung pada individu guru yang mengubah pendekatan dalam mengajar matematika.

Perubahan ke problem solving ini memerlukan berubahnya  cara mengajar guru. Hal ini tergantung pada keyakinan guru yang mendasar, konsep yang dimiliki guru tentang sifat alami matematika dan model-model pembelajaran matematika. Perubahan cara mengajar tidak akan berlangsung jika guru sangat berpegang pada keyakinannya dan cara mengajarnya.

Menurut Paul Ernest, praktek mengajar matematika  tergantung pada unsur-unsur kunci, khususnya :

  • mental yang dimiliki guru, terutama keyakinannya mengenai belajar mengajar matematika;
  • konteks sosial situasi pembelajaran,, terutama kendala dan kemungkinan tersedianya peluang; dan
  • tingkat proses berpikir dan pemikiran guru.

Faktor-faktor ini yang membedakan otonomi guru matematika , dan hasil dari inovasi pembelajaran seperti problem solving tergantung dari otonomi guru dalam kesuksesan mengimplementasikannnya. Paul Ernest berargumentasi bahwa keyakinan guru memiliki dampak kuat pada praktek mengajar. Selama perubahan bentuk dalam praktek, dua faktor yang mempengaruhi keyakinan ini adalah kendala dan peluang konteks sosial pembelajaran serta tingkat berpikir guru. Sedangkan otonomi guru bergantung pada tiga faktor yaitu keyakinan, konteks sosial dan tingkat berpikir. Keyakinan amat  menentukan, contohnya menentukan pilihan untuk buku matematika, konteks sosial menghambat kebebasan memilih guru, membatasi otonomi guru; sedangkan tingkat berpikir tinggi seperti evaluasi diri mengenai mewujudkan  keyakinan ke dalam praktek adalah kunci otonomi dalam mengajar

Pendekatan pembelajaran matematika problem solving bukanlah sesuatu yang dapat langsung diterima begitu saja. Paradigma lama para guru sulit berubah. Perubahan drastis ini membawa dampak bagi kegiatan belajar mengajar

Pemilihan model pembelajaran problem solving sebagai pendekatan pembelajaran sangat penting karena dengan problem solving merupakan model pembelajaran  yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi.

Kendala yang dihadapi adalah sulitnya diterimanya pendekatan problem solving sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan  agar guru-guru mau dan mampu menggunakan model pemecahan masalah  ini dalam kegiatan belajar-mengajar.

Pandangan para guru yang berkeyakinan bahwa pola mengajarnya  lebih baik harus diubah. Model pembelajaran problem solving hasilnya lebih baik karena dengan model ini akan diperoleh siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi.

Dari pelatihan-pelatihan, para guru menerima pendekatan problem solving dalam pembelajaran matematika, tetapi dalam praktek mengajarnya di lapangan mereka kembali kepada cara mengajar yang lama. Hal ini merupakan dampak dari keyakinan guru dalam pengajaran matematika.

Terdapat kekurangan dalam tulisan Paul Ernest tersebut yaitu tidak dikupasnya dengan jelas model pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Kelebihan dari tulisan Paul Ernest adalah  dengan argumentasinya menjelaskan bahwa keyakinan dari guru memberi dampak dalam pembelajaran matematika.

Model pembelajaran problem solving dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi. Dr. Chuck W. Wiederhold (2001), seorang ahli pendidikan di bidang matematika banyak meneliti tentang model pembelajaran ini.

Suatu soal hanya dapat disebut sebagai problem bagi siswa jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  • Siswa memiliki pengetahuan prasyarat untuk mcngerjakan soal tersebut.
  • Siswa belum tahu algoritma/cara pemecahan soal tersebut.
  • Soal terjangkau oleh siswa.
  • Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut.

Jika model pebelajaran ini diterapkan, maka langkah yang dapat diecmpuh guru adalah sebagai berikut:

  • Guru mcngajarkan materi seperti biasa.
  • Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
  • Guru ntemberikan 1 atau 2 soal yang harus dipecahkan siswa berdasarkan persyaratan soal sebagai sebuah problem.
  • Siswa dengan dipandu guru menyelesaikan soal yang dipakai sebagai bahan ajar dalam model pembclajaran problem solving

Bila dicermati tujuan pembelajaran matematika yang tersebut di atas, jelas pendekatan problem solving sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang ke-3. Oleh karena itu, model pembelajaran dengan pendekatan problem solving perlu dikembangkan.

Dalam teori pembelajaran ,Teori Gagne disebutkan bahwa setiap kegiatan belajar terdiri atas empat fase yang terjadi secara berurutan, yaitu:

  • Fase aprehensi (apprehention phase). Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus yang terkait dengan kegiatan belajar yang akan ia lakukan. Dalam pelajaran matematika, stimulus tersebut bisa berupa materi pelajaran yang terletak pada halaman sebuah buku, sebuah soal yang diberikan oleh guru sebagai pekerjaan rumah, atau bisa juga seperangkat alat peraga yang berguna untuk pemahaman konsep tertentu. Pada fase ini, siswa melakukan pencermatan terhadap stimulus tersebut, antara lain dengan mencermati ciri-ciri dari stimulus tersebut dan mengamati hal-hal yang ia anggap menarik atau penting.
  • Fase akuisisi (acquisition phase) . Pada fase ini siswa melakukan akuisisi (pemerolehan, penyerapan, atau internalisasi) terhadap berbagai fakta, keterampilan, konsep, atau prinsip yang menjadi sasaran dari kegiatan belajar tersebut.
  • Fase penyimpanan (storage phase) . Pada fase ini siswa menyimpan hasil-hasil kegiatan belajar yang telah ia peroleh dalam ingatan jangka pendek (short-term memory) dan ingatan jangka panjang (long-term memory).
  • Fase pemanggilan (retrieval phase). Pada fase ini siswa berusaha memanggil kembali hasil-hasil dari kegiatan belajar yang telah la peroleh dan telah disimpan dalam ingatan, baik itu yang menyangkut fakta, keterampilan, konsep, maupun prinsip. Pemanggilan kembali pengetahuan yang telah diperoleh itu dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal-soal latihan, di mana ia harus mengingat kembali berbagai hal tertentu yang telah ia pelajari agar ia dapat mengerjakan soal-soal latihan tersebut, pada saat ia menempuh tes atau ulangan, atau pada saat ia mempelajari bagian-bagian tertentu dari materi pembelajaran yang ada kaitannya dengan materi-materi tertentu yang telah ia pelajari sebelumnya.

Kemudian Gagne membagi kegiatan belajar manusia menjadi 8 yaitu :

  • belajar isyarat (signal learning)
  • belajar stimulus-respons (stimulus-response learning)
  • rangkaian gerakan (chaining)
  • rangkaian verbal (verbal association)
  • belajar membedakan (discrimination learning)
  • belajar konsep (concept learning)
  • belajar aturan (rule learning)
  • pemecahan masalah (problem solving)

Menurut Teori Gagne di atas, model pembelajaran dengan pendekatan problem solving terdapat dalam fase pemanggilan (retrevial phase) dan termasuk dalam kegiatan belajar yang ke-8. Jadi ada teori pembelajaran yang mendukung pengembangan model pembelajaran dengan pendekatan problem solving.

Bila dikaitkan dengan strategi pembelajaran matematika sekarang ini, jelas model pembelajaran dengan pendekatan problem solving merupakan model pembelajaran yang tepat untuk dikembangkan karena diharapkan dapat menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir yang tinggi.

Kendala di lapangan, dalam dunia pendidikan di Indonesia sekarang ini, seperti yang juga dikemukakan oleh Paul Ernest, guru terpancang pada keyakinannya dengan model pembelajaran yang lama. Dalam pelatihan, guru menerima model pembelajaran dengan pendekatan problem solving, tetapi saat harus mengajar, para guru kembali pada cara mengajar yang diyakininya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Suyitno , 2005. Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di Madrasah Aliyah – Bahan Pelatihan bagi Guru-guru Pelajaran Matematika MA se Jawa Tengah . Semarang: Unnes

Depdiknas, 2004. Materi Pelatihan terintegrasi-Matematika. Jakarta : Dirjen Dikdasmen

Mohammad Asikin Hidayat,2005. Diktat Kuliah Teori Pembelajaran Matematika. Semarang : PPs Unnes

Nurhadi, Burhan Yasin, Agus Gerrad Senduk, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : UM PRESS

PerpusTeknik.com

Metode Pembelajaran Problem Solving: Memecahkan Masalah dengan Gaya yang Santai

  • 1 Apa itu Pembelajaran Problem Solving?
  • 2 Mengapa Pembelajaran Problem Solving Penting?
  • 3 Bagaimana Mengimplementasikan Metode Pembelajaran Problem Solving?
  • 4 Kesimpulan
  • 5 Apa itu Metode Pembelajaran Problem Solving?
  • 6.1 1. Identifikasi Masalah
  • 6.2 2. Analisis Masalah
  • 6.3 3. Buat Rencana Penyelesaian
  • 6.4 4. Implementasikan Rencana
  • 6.5 5. Evaluasi dan Refleksi
  • 7.1 1. Berikan Skenario Realistis
  • 7.2 2. Berikan Dukungan dan Bimbingan
  • 7.3 3. Berikan Ruang untuk Kreativitas
  • 7.4 4. Ajarkan Kolaborasi
  • 7.5 5. Berikan Umpan Balik yang Konstruktif
  • 8.1 1. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
  • 8.2 2. Meningkatkan Kreativitas
  • 8.3 3. Memperkuat Kemampuan Beradaptasi
  • 8.4 4. Meningkatkan Kemampuan Kerjasama
  • 8.5 5. Relevan dengan Dunia Nyata
  • 9.1 1. Waktu yang Dibutuhkan
  • 9.2 2. Memerlukan Bimbingan yang Mumpuni
  • 9.3 3. Tidak Selalu Ada Solusi yang Jelas
  • 9.4 4. Keterbatasan dalam Pemecahan Masalah Kompleks
  • 9.5 5. Tidak Cocok untuk Semua Tipe Pembelajar
  • 10.1 1. Mengapa metode pembelajaran problem solving penting?
  • 10.2 2. Apakah metode problem solving hanya berlaku untuk mata pelajaran tertentu?
  • 10.3 3. Bagaimana guru dapat membangun keterampilan problem solving siswa?
  • 10.4 4. Apakah semua siswa dapat mengembangkan kemampuan problem solving?
  • 10.5 5. Bagaimana metode problem solving berkaitan dengan kemampuan beradaptasi siswa?
  • 10.6 Share this:
  • 10.7 Related posts:

Apa itu Pembelajaran Problem Solving?

Pembelajaran problem solving adalah sebuah pendekatan yang melatih siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan cara yang terstruktur. Dalam metode ini, siswa tidak hanya diajarkan pada satu jawaban yang benar, tetapi juga diberikan kesempatan untuk berpikir kritis, mencoba berbagai pendekatan, dan menemukan solusi yang paling sesuai.

Mengapa Pembelajaran Problem Solving Penting?

Bagaimana mengimplementasikan metode pembelajaran problem solving.

  • Mendefinisikan masalah: Guru harus membantu siswa memahami masalah yang sedang dihadapi dan mempersempit fokus pemecahan masalah.
  • Menganalisis masalah: Siswa perlu belajar menganalisis masalah dengan memilah informasi yang relevan dan menentukan pendekatan yang mereka akan gunakan.
  • Mengembangkan strategi pemecahan masalah: Siswa harus belajar mengembangkan strategi yang efektif untuk memecahkan masalah, seperti merancang rencana tindakan atau memulai percobaan.
  • Melaksanakan strategi: Siswa perlu mempraktikkan strategi yang mereka kembangkan dan mencoba menerapkannya dalam konteks yang relevan.
  • Mengevaluasi solusi: Setelah menyelesaikan masalah, siswa harus diajarkan untuk mengevaluasi solusi mereka dan menganalisis apakah cara yang mereka gunakan sudah optimal atau perlu disempurnakan.

Apa itu Metode Pembelajaran Problem Solving?

Cara menerapkan metode pembelajaran problem solving, 1. identifikasi masalah, 2. analisis masalah, 3. buat rencana penyelesaian, 4. implementasikan rencana, 5. evaluasi dan refleksi, tips menggunakan metode pembelajaran problem solving, 1. berikan skenario realistis, 2. berikan dukungan dan bimbingan, 3. berikan ruang untuk kreativitas, 4. ajarkan kolaborasi, 5. berikan umpan balik yang konstruktif, kelebihan metode pembelajaran problem solving, 1. mengembangkan kemampuan berpikir kritis, 2. meningkatkan kreativitas, 3. memperkuat kemampuan beradaptasi, 4. meningkatkan kemampuan kerjasama, 5. relevan dengan dunia nyata, kekurangan metode pembelajaran problem solving, 1. waktu yang dibutuhkan, 2. memerlukan bimbingan yang mumpuni, 3. tidak selalu ada solusi yang jelas, 4. keterbatasan dalam pemecahan masalah kompleks, 5. tidak cocok untuk semua tipe pembelajar, frequently asked questions (faq), 1. mengapa metode pembelajaran problem solving penting, 2. apakah metode problem solving hanya berlaku untuk mata pelajaran tertentu, 3. bagaimana guru dapat membangun keterampilan problem solving siswa, 4. apakah semua siswa dapat mengembangkan kemampuan problem solving, 5. bagaimana metode problem solving berkaitan dengan kemampuan beradaptasi siswa, share this:, related posts:.

contoh problem solving dalam pembelajaran

Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!

contoh problem solving dalam pembelajaran

Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!

contoh problem solving dalam pembelajaran

Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan

Ghaziya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Privacy Policy
  • Syarat dan Ketentuan

Selamat Datang

' src=

Home » Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah – Problem Solving

Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah – Problem Solving

March 12, 2023 5 min read

Metode Pemecahan Masalah

Menurut Wardhani (2010) pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Dengan demikian ciri dari penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah:

  • Ada tantangan dalam materi tugas atau soal,
  • Masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui penjawab.

Metode pemecahan masalah adalah satu cara belajar yang menitikberatkan pada terpecahnya masalah secara rasional, logis dan benar/tepat. Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful  Bahri Djamara (2006) bahwa: Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Menurut N. Sudirman (1987) metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo (2002) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

Metode pemecahan masalah dalam kegiatan belajarnya tidak sampai mengejar hakikat dari yang ditemukan, melainkan lebih ditekankan pada proses terpecahnya masalah. Dalam kegiatan ini, guru tidak hanya sebagai penanya melainkan juga dapat berperan sebagai pemancing dan memberi arah dengan memberikan arahan yang bersifat menuntun kearah yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran konstruktivisme.

Pembelajaran problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL). Menurut Arends (2008) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.

Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan .

Manfaat dan Tujuan

Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri (1983) metode problem solving memberikan beberapa manfaat antara lain:

  • Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiri
  • Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah
  • Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif
  • Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok

    Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
  • Potensi intelektual siswa meningkat.
  • Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

C. Langkah Langkah Metode Mengajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)     Penyelesaian masalah menurut J. Dewey dalam bukunya W. Gulo (2002) dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu:

  • Merumuskan Masalah
  • Menelaah Masalah
  • Merumuskan Hipotesis
  • Mengumpulkan dan Mengelompokkan Data sebagai Bahan Pembuktian Hipotesis
  • Pembuktian Hipotesis
  • Menentukan Pilihan Penyelesaian

    Penyelesaian masalah Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut (W.Gulo, 2002), 1. Mendifinisikan Masalah    Mendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Kemukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain stroming).
  • Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari siswa yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat.

2. Mendiagnosis  masalah    Setelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah . 3. Merumuskan Altenatif Strategi     Pada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi 4. Menentukan dan menerapkan Strategi     Setelah berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan dipakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir kovergen 5. Mengevaluasi Keberhasilan Strategi     Dalam langkah terakhir ini kelompok mempelajari :

  • Apakah strategi itu berhasil (evaluasi proses)?
  • Apakah akibat dari penerapan strategi itu (evaluasi hasil)?

    Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah     Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah. 2. Menelaah masalah     Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut. 3. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis. 4. Pembuktian hipotesis     Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul. 5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan     Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif pemecahan, memilih alternatif pemecahan dan keterampilan mengambil keputusan.

D. Strategi yang Sering Digunakan     Menurut Polya dan Pasmep (dalam Shadiq, 2004:13-14) strategi pemecahan masalah matematika sebagai berikut: 1. Mencoba-coba     Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba (trial and error). Proses mencoba-coba ini tidak akan selalu berhasil. Ada kalanya gagal. Karenanya, proses mencoba-coba dengan menggunakan suatu anlisis yang tajamlah yang sangat dibutuhkan pada penggunaan strategi ini. 2. Membuat diagram     Strategi ini berkait dengan membuat sket atau gambar untuk mempermudah memahami masalahnya dan mempermudah mendapatkan gambaran umum penyelesaiannya. Dengan strategi ini, hal-hal yang diketahui tidaka hanya dibayangkan didalam otak saja namun dapat dituangkan keatas kertas. 3. Mencoba pada soal yang lebih sederhana Strategi ini berkaiatan dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang lebih mudah dan lebih sederhana, sehingga gambaran umum penyelesaian masalahnya akan lebih mudah dianalisis dan akan lebih mudah ditemukan. 4. Membuat tabel     Strategi ini digunakan untuk membantu menganlisis permasalahan atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak hanya dibayangkan oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas. 5. Menemukan pola     Strategi ini berkaiatan dengan pencairan keteraturan-keteraturan. Dengan keteraturan yang sudah didapatkan tersebut akan lebih memudahkan kita untuk menemukan penyelesaian masalahanya. 6. Memecah tujuan     Strategi ini berkait dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan sesungguhnya. 7. Memperhitungkan setiap kemungkinan     Strategi ini berkaitan dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh para pelaku selama proses pemecahan masalah berlangsung sehingga dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan. 8. Berpikir logis     Strategi ini berkaiatan dengan penggunaan penalaran ataupun penerikan kesimpulan yang sah atau falid dari berbagai informasi atau data yang ada. 9. Bergerak dari belakang     Dengan strategi ini, kita mulai dengan menganalisis bagaiaman cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita memulai proses pemecahan masalahnya dari yang diinginkan atau yang ditanyakan lalu menyesuaiakannya dengan yang diketahui. 10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin     Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang tidak jelas mungkin agar dicoret/diabaiakan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal yang tersisa dan masih mungkain saja.

E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mengajar Pemecahan Masalah 1. Kelebihan     Metode mengajar pemecahan masalah memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Dapat mengembangkan sikap dan keterampilan berpikir peserta didik untuk mampu menyelesakan/memecahkan permasalahan yang dihadapi secara tepat dan objektif.
  • Membina sikap penalaran (rasa ingin tahu lebih lanjut).
  • Menumbuhkan sikap bekerja sama dalam kelompok.
  • Menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.

2. Kekurangan     Sedangkan kekurangan metode mengajar pemecahan masalah, antara lain:

  • Jika masalah yang dikemukakan terlalu sulit, tidak dimengerti maksudnya, bukan masalah yagn aktual, bukan masalah yang dianggap bermanfaat untuk dipikirkan, beberapa peserta didik kurang menaruh perhatian atau motivasi untuk belajar.
  • Apabila muncul banyak perbedaan pendapat atau gagasan, kadang kala pembicaraan menjadi menyimpang.
  • Memerlukan lokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
  • Kemungkinan besar proses pemecahan masalah didominasi peserta didik yang pandai dan peserta didik yang berani bicara .

' src=

  • Uncategorized

Pengertian Instrumen Penelitian

' src=

Makalah Budidaya Ikan Kerapu

Makalah pertumbuhan dan perkembangan manusia, leave a reply cancel reply.

You must be logged in to post a comment.

contoh problem solving dalam pembelajaran

Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS: Membuat Belajar Menjadi Seru dan Berguna!

  • 1.1 Metode dalam Metode Problem Solving
  • 1.2 1. Identifikasi Masalah
  • 1.3 2. Pengumpulan Informasi
  • 1.4 3. Analisis Informasi
  • 1.5 4. Pemecahan Masalah
  • 1.6 5. Implementasi Solusi
  • 1.7 6. Evaluasi dan Refleksi
  • 2.1 1. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
  • 2.2 2. Memperkuat Pembelajaran Konseptual
  • 2.3 3. Mengembangkan Keterampilan Sosial
  • 2.4 4. Meningkatkan Kemandirian
  • 2.5 5. Menghadapi Tantangan Dunia Nyata
  • 3.1 1. Waktu yang Dibutuhkan
  • 3.2 2. Memerlukan Keterampilan Guru yang Kuat
  • 3.3 3. Membutuhkan Sumberdaya yang Memadai
  • 4.1 1. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
  • 4.2 2. Memperluas Pemahaman tentang IPS
  • 4.3 3. Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah
  • 4.4 4. Mendorong Kreativitas dan Inovasi
  • 4.5 5. Membangun Kepercayaan Diri
  • 5.1 1. Bagaimana guru dapat mengimplementasikan metode problem solving dalam pembelajaran IPS?
  • 5.2 2. Apa perbedaan antara metode problem solving dengan metode pembelajaran konvensional?
  • 6 Kesimpulan

Sudah bosan dengan pembelajaran IPS yang monoton dan membosankan di kelas? Jika iya, maka jangan khawatir! Kami punya solusi untuk membuat pembelajaran IPS jadi seru dan berguna. Yaitu dengan menerapkan metode problem solving dalam proses belajar-mengajar. Siapa bilang belajar IPS harus membosankan?

Metode problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata. Dalam konteks IPS, metode ini akan mengajarkan siswa bagaimana menghadapi berbagai permasalahan sosial, ekonomi, dan politik yang ada di masyarakat.

Mengapa metode problem solving menjadi pilihan yang tepat untuk pembelajaran IPS? Pertama-tama, metode ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Dengan menghadapi masalah-masalah yang nyata, siswa akan diajak untuk berpikir secara kritis, menganalisis informasi yang ada, dan mengambil keputusan yang tepat.

Selain itu, metode problem solving juga akan meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa. Dalam belajar IPS, siswa akan dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari beragam latar belakang dan pandangan. Mereka akan diajak untuk bekerja sama dalam mencari solusi terbaik untuk masalah yang dihadapi. Ini akan melatih kemampuan mereka dalam berkomunikasi, bernegosiasi, dan menghargai pendapat orang lain.

Tidak hanya itu, metode problem solving juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan menghadapi masalah-masalah yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Mereka akan merasa bahwa apa yang mereka pelajari di kelas benar-benar bermanfaat dalam kehidupan nyata. Asik, bukan?

Lalu, bagaimana menerapkan metode problem solving dalam pembelajaran IPS? Pertama, guru harus memilih masalah-masalah yang menarik dan relevan dengan materi IPS yang sedang dipelajari. Misalnya, guru bisa mengajak siswa untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan kemiskinan di kota mereka.

Kedua, guru harus membantu siswa dalam merumuskan masalah secara jelas dan terstruktur. Guru juga perlu memberikan panduan tentang langkah-langkah yang harus diambil dalam mencari solusi. Hal ini akan membantu siswa agar tidak terjebak dalam kebingungan dan bisa fokus dalam memecahkan masalah.

Terakhir, guru harus memberikan ruang kepada siswa untuk mencari solusi sendiri. Guru bisa mengadakan diskusi kelompok, melakukan penelitian di lapangan, atau mengajak siswa untuk membuat presentasi tentang solusi yang mereka temukan. Dengan cara ini, siswa akan merasa bahwa mereka benar-benar terlibat dalam proses belajar-mengajar dan menemukan solusi yang bermanfaat.

Jadi, bagi para guru IPS yang ingin membuat pembelajaran lebih menarik dan berguna, jangan ragu untuk mencoba metode problem solving. Dengan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah dunia nyata, pembelajaran IPS akan menjadi lebih seru, bermanfaat, dan tentunya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Selamat mencoba!

Apa itu Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS?

Metode problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengajarkan siswa cara berpikir kritis dan mandiri dalam memecahkan masalah yang relevan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam mencari solusi, menganalisis informasi, mengambil keputusan, dan mengkomunikasikan hasil pemahamannya. Dengan menggunakan metode problem solving, siswa tidak hanya belajar isi materi pelajaran, tetapi juga belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Metode dalam Metode Problem Solving

Dalam metode problem solving, ada beberapa tahapan yang harus dilalui siswa untuk mencapai pemecahan masalah yang efektif. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam metode problem solving:

1. Identifikasi Masalah

Pertama-tama, siswa perlu mengidentifikasi masalah yang akan mereka pecahkan. Masalah ini harus relevan dengan mata pelajaran IPS dan dapat memicu pemikiran kritis siswa. Identifikasi masalah dapat dilakukan melalui pengamatan, diskusi, atau penugasan tertentu.

2. Pengumpulan Informasi

Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang relevan dengan masalah tersebut. Siswa perlu mencari data, fakta, dan konsep yang berkaitan dengan masalah yang mereka hadapi. Informasi ini dapat diperoleh melalui literatur, wawancara, atau penelitian sendiri.

3. Analisis Informasi

Setelah mengumpulkan informasi, siswa perlu menganalisisnya secara kritis. Mereka perlu mengidentifikasi pola, hubungan, dan kesimpulan yang dapat mereka tarik dari informasi yang tersedia. Analisis informasi ini akan membantu siswa memahami masalah secara mendalam dan menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk memecahkan masalah.

4. Pemecahan Masalah

Langkah berikutnya dalam metode problem solving adalah merumuskan solusi yang efektif untuk masalah yang dihadapi. Siswa perlu menggunakan pengetahuan yang mereka miliki dan mengaplikasikannya dalam merencanakan solusi. Proses ini melibatkan pengambilan keputusan yang rasional, pertimbangan konsekuensi, dan penggunaan keterampilan berpikir kritis.

5. Implementasi Solusi

Setelah merumuskan solusi, siswa perlu mengimplementasikannya dalam bentuk tindakan nyata. Mereka perlu melakukan langkah-langkah yang telah direncanakan dengan cermat dan melibatkan pihak lain jika diperlukan. Proses implementasi ini mengajarkan siswa tentang tanggung jawab, kerjasama, dan kemandirian dalam menghadapi masalah.

6. Evaluasi dan Refleksi

Langkah terakhir dalam metode problem solving adalah evaluasi dan refleksi atas solusi yang telah dilaksanakan. Siswa perlu mengidentifikasi keberhasilan, kegagalan, dan pelajaran yang diperoleh dari proses pemecahan masalah ini. Evaluasi dan refleksi ini akan membantu siswa meningkatkan keterampilan problem solving mereka di masa depan.

Kelebihan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS

Metode problem solving memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya efektif dalam pembelajaran IPS. Berikut adalah beberapa kelebihan metode problem solving:

1. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis

Dengan menggunakan metode problem solving, siswa diajak untuk berpikir secara kritis dalam memecahkan masalah. Mereka perlu menganalisis informasi, mengambil keputusan, dan merumuskan solusi yang efektif. Proses ini akan melatih keterampilan berpikir kritis siswa dan membantu mereka mengembangkan pola pikir yang analitis.

2. Memperkuat Pembelajaran Konseptual

Metode problem solving mengintegrasikan pembelajaran konseptual dengan penerapan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memecahkan masalah yang relevan dengan materi IPS, siswa dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Mereka dapat melihat hubungan langsung antara teori dan praktik, sehingga meningkatkan daya serap dan penerapan pengetahuan mereka.

3. Mengembangkan Keterampilan Sosial

Dalam metode problem solving, siswa seringkali bekerja dalam kelompok untuk mencari solusi bersama. Hal ini mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, komunikasi, dan negosiasi. Siswa belajar untuk mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, serta belajar bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

4. Meningkatkan Kemandirian

Dalam metode problem solving, siswa diberi kebebasan dan tanggung jawab untuk mencari solusi sendiri. Mereka perlu mengambil inisiatif, mengorganisir diri, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Proses ini mengajarkan siswa untuk menjadi mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab terhadap tindakan mereka.

5. Menghadapi Tantangan Dunia Nyata

Masalah yang diberikan dalam metode problem solving seringkali mewakili tantangan dunia nyata. Siswa dapat melihat bagaimana materi IPS dapat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan menghadapi masalah-masalah yang relevan. Hal ini membuat pembelajaran lebih menarik, relevan, dan bermakna bagi siswa.

Kekurangan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS

Metode problem solving juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dalam implementasinya. Berikut adalah beberapa kekurangan metode problem solving:

1. Waktu yang Dibutuhkan

Metode problem solving membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Proses mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, dan merumuskan solusi memerlukan waktu yang cukup panjang. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi guru untuk menyelesaikan materi pelajaran dalam batas waktu yang telah ditentukan.

2. Memerlukan Keterampilan Guru yang Kuat

Metode problem solving memerlukan keterampilan guru yang kuat dalam memandu siswa dalam proses pemecahan masalah. Guru perlu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang materi IPS, memahami proses problem solving, dan dapat memberikan bimbingan yang efektif. Jika tidak, siswa dapat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Membutuhkan Sumberdaya yang Memadai

Implementasi metode problem solving memerlukan sumberdaya yang memadai, baik dalam bentuk buku, referensi, atau teknologi pendukung. Siswa perlu memiliki akses ke informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, serta alat, peralatan, atau sarana yang diperlukan untuk mengimplementasikan solusi. Jika sumberdaya tidak memadai, proses pembelajaran dapat terhambat.

Tujuan dan Manfaat Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS

Tujuan dari penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir kritis, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. Metode ini juga bertujuan untuk mengaitkan pembelajaran konseptual dengan konteks dunia nyata, sehingga siswa dapat melihat relevansi dan manfaat dari materi pelajaran dalam kehidupan mereka.

Manfaat dari penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS antara lain:

1. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

Metode problem solving membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, yaitu kemampuan untuk menganalisis informasi, membuat penilaian yang rasional, dan mengambil keputusan yang tepat. Kemampuan berpikir kritis ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, di dunia kerja, maupun dalam menghadapi permasalahan sosial yang kompleks.

2. Memperluas Pemahaman tentang IPS

Dengan menggunakan metode problem solving, siswa dapat memperluas pemahaman mereka tentang materi IPS. Mereka tidak hanya akan mempelajari konsep-konsep dalam buku teks, tetapi juga melihat bagaimana konsep-konsep tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu siswa mengaitkan pengetahuan mereka dengan konteks yang lebih luas dan memperluas wawasan mereka tentang IPS.

3. Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah

Dengan melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah yang nyata, metode problem solving membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang penting. Mereka belajar untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis informasi, merumuskan solusi, dan mengimplementasikannya. Keterampilan pemecahan masalah ini akan berguna tidak hanya dalam konteks akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mendorong Kreativitas dan Inovasi

Metode problem solving memberikan ruang bagi siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mencari solusi. Mereka diajak untuk berpikir di luar kotak, mengeksplorasi ide-ide baru, dan mencoba pendekatan yang berbeda dalam memecahkan masalah. Hal ini akan mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa, yang merupakan keterampilan yang sangat berharga dalam dunia yang terus berkembang.

5. Membangun Kepercayaan Diri

Dengan berhasil memecahkan masalah yang relevan, siswa akan membangun kepercayaan diri mereka. Mereka akan merasa lebih yakin dan percaya bahwa mereka mampu menghadapi tantangan dalam masa depan. Melalui metode problem solving, siswa belajar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran dan kesuksesan dapat dicapai melalui ketekunan dan kerja keras.

FAQ (Pertanyaan Yang Sering Diajukan)

1. bagaimana guru dapat mengimplementasikan metode problem solving dalam pembelajaran ips.

Guru dapat mengimplementasikan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dengan beberapa langkah berikut:

– Identifikasi masalah yang relevan dengan materi IPS.

– Berikan siswa kesempatan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

– Bimbing siswa dalam menganalisis informasi dan merumuskan solusi yang efektif.

– Libatkan siswa dalam implementasi solusi dan evaluasi hasilnya.

– Berikan umpan balik yang konstruktif untuk mengembangkan keterampilan problem solving siswa.

2. Apa perbedaan antara metode problem solving dengan metode pembelajaran konvensional?

Metode problem solving berbeda dengan metode pembelajaran konvensional dalam beberapa aspek:

– Fokus: Metode problem solving lebih fokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, sedangkan metode pembelajaran konvensional lebih fokus pada pemindahan informasi dari guru ke siswa.

– Peran siswa: Dalam metode problem solving, siswa berperan aktif dalam mencari solusi dan mengambil keputusan, sedangkan dalam metode pembelajaran konvensional, siswa lebih pasif dan menerima informasi dari guru.

– Hasil pembelajaran: Metode problem solving menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan nyata, sedangkan metode pembelajaran konvensional lebih berfokus pada pemahaman teoritis.

Metode problem solving merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas siswa. Dalam pembelajaran IPS, metode ini dapat membantu siswa mengaitkan konsep-konsep dengan dunia nyata, mengembangkan pemahaman mendalam, dan meningkatkan keterampilan sosial. Meskipun metode problem solving memerlukan waktu dan keterampilan yang kuat dari guru, manfaat yang diperoleh dalam pembelajaran IPS sangat berharga. Dengan menggunakan metode problem solving, siswa akan menjadi pembelajar yang mandiri, kritis, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Jadi, ayo kita terapkan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dan lihatlah perubahan positif yang akan terjadi pada siswa-siswa kita!

Share this:

Related posts:.

contoh problem solving dalam pembelajaran

Pandai Mengajar dengan Santai: Strategi Metode Pembelajaran yang Efektif

contoh problem solving dalam pembelajaran

Metode Pembelajaran di Pesantren Modern: Membawa Pesona Tradisi ke Era Digital

Unik dan Menarik, Bahan Ajar Metode Penelitian Prof Suryana Siap Mengguncang Dunia Pendidikan!

Rina Keshwari Cahaya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Kebijakan Privasi
  • Terms and Conditions

KajianPustaka

Widget html #1, model pembelajaran pengajuan masalah (problem posing).

  • Menurut Shoimin (2014:133), Problem Posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana. Selain peserta didik menyusun pertanyaan, peserta didik juga harus mampu menyelesaikan pertanyaan yang telah dibuat dengan jawaban yang divergen. 
  • Menurut Suryosubroto (2009:203), problem posing merupakan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan interaktif yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan, pertanyaan tersebut kemudian dicari jawabannya baik secara individu maupun kelompok. 
  • Menurut Suyatno (2009:61), problem posing merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang artinya merumuskan masalah atau membuat masalah, Problem posing adalah pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga mudah dipahami. 
  • Menurut Thobroni & Mustofa (2012:350), problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana sehingga mengacu pada penyelesaian soal. 
  • Menurut Huda (2012:276), pembelajaran problem posing adalah pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk membentuk/mengajukan soal berdasarkan informasi atau situasi yang diberikan. Informasi yang ada diolah dalam pikiran dan setelah dipahami maka peserta didik akan bisa mengajukan pertanyaan. Dengan adanya tugas pengajuan soal (problem posing) akan menyebabkan terbentuknya pemahaman konsep yang lebih mantap pada diri siswa terhadap materi yang telah diberikan.
  • Perumusan ulang masalah yang telah diberikan dengan beberapa cara dalam rangka menyelesaikan masalah yang rumit. 
  • Perumusan masalah yang berkaitan dengan syarat-syarat pada masalah yang dipecahkan dalam rangka mencari alternatif penyelesaian masalah yang relevan. 
  • Merumuskan atau mengajukan masalah dari situasi yang diberikan, baik sebelum, pada saat atau setelah penyelesaian.

Jenis-jenis Problem Posing 

  • Problem posing bebas . Pada situasi problem posing bebas, siswa tidak diberikan informasi yang harus dipatuhi, tetapi siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk membentuk masalah sesuai dengan apa yang dikehendaki. Siswa dapat menggunakan fenomena dalam kehidupan sehari-hari sebagai acuan dalam pembentukan masalah. 
  • Problem posing semiterstruktur . Pada situasi problem posing semiterstruktur, siswa diberi situasi atau informasi yang terbuka. Kemudian siswa diminta untuk mencari atau menyelidiki situasi atau informasi tersebut dengan cara menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu, siswa harus mengaitkan informasi itu dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika yang diketahuinya untuk membuat masalah. 
  • Problem posing terstruktur . Pada situasi problem posing terstruktur, informasi atau situasinya berupa masalah atau selesaian dari suatu masalah.
  • Pengajuan pre-solusi (pre sulution posing) , yaitu sebelum penyelesaian masalah, dimana beberapa masalah dihasilkan secara teliti dari stimulus yang disajikan seperti sebuah gambar, kisah, atau cerita, diagram, paparan dan lain-lain.
  • Pengajuan di dalam solusi (within solution posing) , yaitu selama penyelesaian masalah ketika siswa secara sengaja mengubah suatu hasil dan kondisi dari permasalahan.
  • Pengajuan setelah solusi (post solution posing) , yaitu setelah penyelesaian masalah, ketika pengalaman dari konteks penyelesaian masalah diterapkan pada situasi yang baru.

Langkah-langkah Pembelajaran Problem Posing 

A. tahap awal (perencanaan).

  • Penyusunan rancangan kegiatan dan bahan pembelajaran.
  • Guru mengorganisasi bahan pembelajaran dan mempersiapkannya.
  • Guru menyusun rencana pembelajaran.

b. Tahap Inti (tindakan) 

  • Guru menjelaskan tentang pembelajaran yang akan diharapkan kepada siswa dengan harapan mereka dapat memahami tujuan serta dapat mengikuti dengan baik proses pembelajaran baik dari segi frekuensi maupun intensitas. Penjelasan meliputi bahan yang akan diberikan kegiatan sampai dengan prosedur penilaian yang mengacu pada ketercapaian prestasi belajar baik dari ranah kognitif maupun afektif. 
  • Guru melakukan tes awal yang hasilnya akan menjadi dasar pengajar dalam membagi peserta didik ke dalam sejumlah kelompok. Apabila jumlah siswa dalam satu kelas adalah 30 orang. Agar kegiatan dalam kelompok berjalan dengan proporsional maka setiap kelompok terdiri atas 5 orang sehingga ada 6 kelompok. Fungsi pembagian kelompok supaya setiap kelompok terdiri atas siswa yang memiliki kecerdasan yang heterogen. 
  • Pengajar kemudian menugaskan setiap kelompok belajar untuk meresume beberapa buku yang berbeda dengan sengaja dibedakan antarkelompok. 
  • Masing-masing siswa dalam kelompok membentuk pertanyaan berdasarkan hasil resume yang telah dibuatnya dalam lembar problem posing I yang telah disiapkan. 
  • Kesemua tugas membentuk pertanyaan dikumpulkan kemudian dilimpahkan pada kelompok yang lainnya. Misalnya tugas membentuk pertanyaan kelompok 1 diserahkan kepada kelompok 2 untuk dijawab dan dikritisi, tugas kelompok 2 diserahkan kepada kelompok 3, dan seterusnya hingga kelompok 6 kepada kelompok 1. 
  • Setiap siswa dalam kelompoknya melakukan diskusi internal untuk menjawab pertanyaan yang mereka terima dari kelompok lain disertai dengan tugas resume yang telah dibuat kelompok lain tersebut. Setiap jawaban atas pertanyaan ditulis pada lembar problem posing II. 
  • Pertanyaan yang telah ditulis pada lembar problem posing I dikembalikan pada kelompok asal untuk kemudian diserahkan pada guru dan jawaban yang terdapat pada lembar problem posing II diserahkan kepada guru. 
  • Setiap kelompok mempresentasikan hasil rangkuman dan pertanyaan yang telah dibuatnya pada kelompok lain. Diharapkan adanya diskusi menarik di antara kelompok-kelompok baik secara eksternal maupun internal menyangkut pertanyaan yang telah dibuatnya dan jawaban yang paling tepat untuk mengatasi pertanyaan-pertanyaan bersangkutan.

c. Tahap Akhir/Penutup (observasi) 

Kelebihan dan kekurangan problem posing .

  • Siswa dapat berrpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
  • Mendidik siswa berpikir sistematis.
  • Mendidik siswa agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan. 
  • Siswa mampu mencari berbagai jalan dari kesulitan yang dihadapi. 
  • Mendatangkan kepuasan tersendiri bagi siswa jika soal yang dibuat tidak mampu diselesaikan oleh kelompok lain. 
  • Siswa akan terampil menyelesaikan soal tentang materi yang diajarkan.
  • Siswa berkesempatan menunjukkan kemampuannya pada kelompok lain. 
  • Siswa mencari dan menemukan sendiri informasi atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan.
  • Pembelajaran problem posing membutuhkan waktu yang lama.
  • Membutuhkan buku penunjang yang berkualitas untuk dijadikan referensi pembelajaran terutama dalam pembuatan soal.
  • Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan problem posing suasana kelas cenderung agak gaduh karena siswa diberi kebebasan oleh guru pengajar.

Daftar Pustaka

  • Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 . Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah . Jakarta: Rhineka Cipta.
  • Suyatno.2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif . Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka.
  • Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. 2012. Belajar dan Pembelajaran . Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Upu, Hamzah. 2003. Probem Posing Dan Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika . Bandung: Pustaka Ramadhan.
  • Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Zulkifli. 2003. Tesis: Penerapan Pendekatan Problem Posing dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teorema Phytagoras di Kelas II SLTP Negeri 22 Surabaya . Surabaya: Unesa.

Brilio

  • Brilio Channels

Creator

Hello There

Sign In to Brilio

Welcome to our Community Page, a place where you can create and share your content with rest of the world

  • BRILIOBEAUTY
  • JALAN-JALAN
  • PERSONAL FINANCE

Brilio

BRILIO » Ragam

Contoh kasus problem solving di sekolah, lengkap dengan penjelasannya, secara sederhana problem solving adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan baik..

Sri Jumiyarti Risno

15 Juni 2023 12:45

Secara sederhana problem solving adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Mencari solusi dibalik setiap tantangan yang kamu hadapi. Adapun problem solving di sekolah merujuk pada kemampuan siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara efektif dan kreatif. Hal ini melibatkan pemecahan masalah dalam berbagai konteks akademik dan non-akademik.  

Nah berikut contoh kasus problem solving di sekolah beserta proses dan manfaatnya, yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (15/6).

Recommended By Editor

  • Contoh pengamalan sila ke-3 Pancasila bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari, patut jadi teladan
  • 10 Contoh penerapan tata tertib di rumah, bisa bantu latih kedisiplinan anak
  • Contoh program KKG sekolah dasar, lengkap dengan penjelasannya
  • Contoh teks deskripsi tentang sekolah, lengkap dengan penjelasannya
  • Contoh tata tertib di sekolah Paud, bentuk karakter terpuji anak

Tak perlu menaruh kapur barus, ini trik agar lemari tak lembap dan bau andalkan 3 bahan dapur

Tak perlu menaruh kapur barus, ini trik agar lemari tak lembap dan bau andalkan 3 bahan dapur

Cukup pakai 1 bahan dapur, emak-emak ini punya cara basmi cacing di kamar mandi agar tak muncul lagi

Cukup pakai 1 bahan dapur, emak-emak ini punya cara basmi cacing di kamar mandi agar tak muncul lagi

Tak perlu oatmeal, trik bersihkan pori-pori wajah agar lebih mengecil ini cuma pakai 2 bahan dapur

Tak perlu oatmeal, trik bersihkan pori-pori wajah agar lebih mengecil ini cuma pakai 2 bahan dapur

Sekarang pengguna dapat mentransfer panggilan antarperangkat di Google Meet  

Sekarang pengguna dapat mentransfer panggilan antarperangkat di Google Meet  

Pilih reaksi kamu.

Brilio Creator CTA

Gak perlu khawatir, tulisan kamu bisa tetap TERBACA DAN TRENDING di Brilio.net

100 Wedding anniversary quotes manis dan romantis, cocok diucapkan saat ulang tahun pernikahan

100 Wedding anniversary quotes manis dan romantis, cocok diucapkan saat ulang tahun pernikahan

Tak bisa lepas dari ponsel? Ini 5 dampak serius dari radiasi HP bagi kesehatan

Tak bisa lepas dari ponsel? Ini 5 dampak serius dari radiasi HP bagi kesehatan

Sering disepelekan kaum milenial, 7 dampak negatif begadang bagi kesehatan tubuh

Sering disepelekan kaum milenial, 7 dampak negatif begadang bagi kesehatan tubuh

100 Kata-kata deskripsi grup WA alumni keren, bikin angkatan tambah kompak

100 Kata-kata deskripsi grup WA alumni keren, bikin angkatan tambah kompak

100 Respect quotes tentang pasangan, bikin hubungan semakin langgeng dan bahagia

100 Respect quotes tentang pasangan, bikin hubungan semakin langgeng dan bahagia

100 Quotes ulang tahun untuk orang tersayang, bermakna dan bikin jatuh cinta

100 Quotes ulang tahun untuk orang tersayang, bermakna dan bikin jatuh cinta

100 Unique Instagram captions untuk pasangan, romantis dan penuh kehangatan

100 Unique Instagram captions untuk pasangan, romantis dan penuh kehangatan

100 Rain quotes tentang rindu, auto bikin hubungan jadi lebih baik

100 Rain quotes tentang rindu, auto bikin hubungan jadi lebih baik

Wave white

Penampakan kocak undangan pernikahan low bujet ini bikin lihat dua kali, simpel murah dan berguna

11 Momen Ivan Gunawan berkunjung ke Uganda, resmikan masjid yang dibangun tanpa kubah

11 Momen Ivan Gunawan berkunjung ke Uganda, resmikan masjid yang dibangun tanpa kubah

11 Potret kocak kegiatan emak-emak ini skill multitaskingnya tak bisa diremehkan, bikin senyum tipis

11 Potret kocak kegiatan emak-emak ini skill multitaskingnya tak bisa diremehkan, bikin senyum tipis

100 Poster kata kata motivasi untuk beribadah, auto ingat kesalahan dan bertaubat

100 Poster kata kata motivasi untuk beribadah, auto ingat kesalahan dan bertaubat

9 Momen perayaan ngunduh mantu Putri Isnari, penampilannya bak ratu negeri dongeng

9 Momen perayaan ngunduh mantu Putri Isnari, penampilannya bak ratu negeri dongeng

Terasnya tanpa pagar, ini 11 potret rumah menteri dua tingkat di IKN mewah didominasi marmer

Terasnya tanpa pagar, ini 11 potret rumah menteri dua tingkat di IKN mewah didominasi marmer

Kompornya mewah serasa jadi chef restoran bintang 5, ini 9 potret dapur Nana Mirdad usai direnovasi

Kompornya mewah serasa jadi chef restoran bintang 5, ini 9 potret dapur Nana Mirdad usai direnovasi

Dari samping disebut mirip Angelina Jolie, begini potret terbaru Raisa Andriana yang bikin pangling

Dari samping disebut mirip Angelina Jolie, begini potret terbaru Raisa Andriana yang bikin pangling

Resmi lamar kekasih di Jepang, begini cara Brandon Salim meminta restu ke orang tua Dhika Himawan

Resmi lamar kekasih di Jepang, begini cara Brandon Salim meminta restu ke orang tua Dhika Himawan

11 Chat lucu serba salah sama pacar ini endingnya bikin bingung mau gimana

11 Chat lucu serba salah sama pacar ini endingnya bikin bingung mau gimana

100 Poster kata kata motivasi untuk beribadah, auto ingat kesalahan dan bertaubat

100 Inspirational quotes tentang semangat bersekolah, cocok untuk memotivasi dalam menuntut ilmu

120 Inspirational quotes tentang meraih cita-cita, bikin tak lupa tujuan akhir

120 Inspirational quotes tentang meraih cita-cita, bikin tak lupa tujuan akhir

100 Funny quotes tentang pertemanan, bikin persahabatan lebih awet

100 Funny quotes tentang pertemanan, bikin persahabatan lebih awet

100 Caption IG aesthetic bahasa Inggris singkat beserta artinya, jadi makin keren dan sarat makna

100 Caption IG aesthetic bahasa Inggris singkat beserta artinya, jadi makin keren dan sarat makna

100 Kata-kata pesan otomatis online shop, bikin bisnis semakin maju dan profesional

100 Kata-kata pesan otomatis online shop, bikin bisnis semakin maju dan profesional

10 Kata-kata pembukaan presentasi untuk pekerja, bikin kepercayaan diri meningkat

10 Kata-kata pembukaan presentasi untuk pekerja, bikin kepercayaan diri meningkat

100 Good morning quotes untuk pacar, bikin hubungan jadi langgeng dan makin romantis

100 Good morning quotes untuk pacar, bikin hubungan jadi langgeng dan makin romantis

Wave more

100 Birthday captions lucu untuk diri sendiri, bikin momen spesial tetap berkenang

140 Kata perpisahan untuk guru, beri kenangan manis di akhir pertemuan

140 Kata perpisahan untuk guru, beri kenangan manis di akhir pertemuan

100 Kata-kata untuk orang meninggal Islami, bentuk belasungkawa dan sedih yang mendalam

100 Kata-kata untuk orang meninggal Islami, bentuk belasungkawa dan sedih yang mendalam

70 Kata-kata Habib Umar, penuh motivasi kehidupan

70 Kata-kata Habib Umar, penuh motivasi kehidupan

65 Rest in peace quotes untuk keluarga, tetap kuat dan tabah saat ditinggalkan

65 Rest in peace quotes untuk keluarga, tetap kuat dan tabah saat ditinggalkan

Arti kata tantrum dalam bahasa gaul, pahami pengertian dan cara menanganinya

Arti kata tantrum dalam bahasa gaul, pahami pengertian dan cara menanganinya

100 Sad quotes penuh makna mendalam, bikin kesedihan menjadi motivasi

100 Sad quotes penuh makna mendalam, bikin kesedihan menjadi motivasi

100 Kata-kata Umar bin Khattab penuh pesan mendalam dan motivasi kehidupan

100 Kata-kata Umar bin Khattab penuh pesan mendalam dan motivasi kehidupan

Download gratis aplikasi mobile Brilio :

Appstore

Bagelen Channel

Bagelen Channel

Semua Tentang Purworejo | Khas & Inspiratif

contoh problem solving dalam pembelajaran

Penerapan Problem Solving Dalam Pembelajaran IPA SD

contoh problem solving dalam pembelajaran

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses dan produk. Hubungannya dari definisi IPA diatas diharapkan dalam kondisi kehidupan yang serba berubah dengan cepat seperti sekarang ini, kerap kali pengetahuan yang dimiliki tidak dapat diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul.Oleh karena itu, dalam Pendidikan IPA siswa diharapkan memiliki kemampuan yang diperlukan, salah satunya yaitu kemampuan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

Siswa sebagai makhluk individu, sosial, dan sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup ditengah-tengah masyarakat, apalagi diikuti reformasi yang menuntut perubahan di segala bidang kehidupan manusia, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan Hankam.  Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan kemampuan wawasan, keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill) dan pemahaman serta mampu menyikapi terhadap segala sesuatu yang dialami dan dihadapi dalam kehidupannya.

Pendekatan saintifik sebagai proses kegiatan pembelajaran dari penerapan Kurikulum 2013 belum berfungsi dengan maksimal sehingga menyebabkan rendahnya ketuntasan yang belum mencapai persentase minimal KKM yang ditentukan oleh sekolah. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengoptimalkan kemampuan HOTS adalah melalui penerapan metode problem solving. Apa itu metode? Metode merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang sudah disusun dapat tercapai secara optimal.

Metode problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan metode seperti problem solving itulah siswa mampu dihadapkan pada persoalan yang harus diselesaikan terhadap permasalahan terkait ilmu pengetahuan alam di lingkungan sekitar.

Langkah kegiatan yang dilakukan yaitu siswa diberikan tugas untuk melakukan observasi atau mengamati langsung peristiwa apa yang terjadi di lingkungan sekitar kemudian mencatat hal-hal apa saja yang sudah diamati. Setelah mencatat, lalu siswa diperintahkan untuk melakukan suatu tindakan langsung.Dengan adanya kegiatan pembelajaran seperti itu maka, siswa mampu menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi dengan baik dan benar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh terhadap penerapan metode pembelajaran problem solving pada kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS) siswa. Oleh karena itu, metode problem solving dapat dijadikan sebagai salah satu jalan alternatif atau solusi dalam mengoptimalkan kemampuan HOTS pada pembelajaran IPA SD. Sebab, metode problem solving itu dapat memberikan sikap kemandirian anak untuk dapat memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah dengan berpikir tingkat tinggi / kritis, kreatif serta berinovatif.

Nama : Shirley Zahra Zeta instansi : Universitas Muhammadiyah Purworejo Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Pos Terkait

contoh problem solving dalam pembelajaran

Pelatihan Pembuatan Jamu Jahe Instan Dan Kunyit Asem di Dusun Wonolalis Desa Kedungpoh

contoh problem solving dalam pembelajaran

Implementasi Kurikulum Merdeka, MA Riyadlul Muta’alimin Berkolaborasi Dengan KKN UM Purworejo Mengadakan Gelar Karya Seni Budaya dan Kewirausahaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

contoh problem solving dalam pembelajaran

Bersama Siswa SDN Bener, KKN UMPWR Melakukan Pelatihan Ecoprint sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan dan Kesadaran Lingkungan

IMAGES

  1. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    contoh problem solving dalam pembelajaran

  2. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    contoh problem solving dalam pembelajaran

  3. Contoh Problem Solving Di Sekolah

    contoh problem solving dalam pembelajaran

  4. perbedaan problem solving dan problem based learning

    contoh problem solving dalam pembelajaran

  5. 5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    contoh problem solving dalam pembelajaran

  6. Manfaat Model Pembelajaran Problem Solving

    contoh problem solving dalam pembelajaran

VIDEO

  1. Sisi Cermat Episode 17 : Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika

  2. PPL SIKLUS 1: Model Pembelajaran Problem Based Learning oleh Rosyaidah, S. Pd

  3. Percobaan dalam Model Pembelajaran Problem-Based Learning

  4. Problem Solving Skills Bhabinkatibmas Part 5

  5. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Kelompok 8

  6. Menguasai Konstanta di Pascal

COMMENTS

  1. Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)

    Contoh Pembelajaran Problem Solving. Dalam memecahkan masalah, siswa perlu menganalisis materi, memahaminya, dan menarik kesimpulan. Karena itu, pendekatan pemecahan masalah mengharuskan siswa berperan aktif dan bisa berpikir kritis. ... Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap) - Serupa (2022) Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi ...

  2. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017 ...

  3. Belajar Dengan Santai: Contoh Metode Pembelajaran Problem Solving

    Yuk, simak contoh metode pembelajaran problem solving di bawah ini yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari! 1. Brainstorming. Langkah pertama dalam metode pembelajaran problem solving adalah brainstorming. Dalam tahap ini, cobalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin ide atau solusi terkait dengan masalah yang sedang kamu hadapi.

  4. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Solving: Mengungkap

    Jelajahi model pembelajaran berdasarkan masalah problem solving - sebuah pendekatan inovatif yang mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah secara kreatif dan mandiri, dengan tujuan mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan solusi praktis. Temukan bagaimana penggunaan metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan membantu siswa dalam menghadapi tantangan di dunia nyata.

  5. Model Pembelajaran Problem Solving dan Sintaknya: Memecahkan Masalah

    Ketahui cara model pembelajaran problem solving mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatasi masalah secara efektif dan kreatif. Dapatkan pemahaman yang mendalam tentang sintaknya dan aplikasinya dalam pengajaran. ... 250+ Contoh Variabel Dalam Judul Skripsi April 21, 2024 300+ Judul Skripsi Kualitatif Pendidikan… April 21, 2024 ...

  6. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    Pengertian. Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas.. Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan masalah.

  7. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Problem Solving: Memecahkan Masalah

    Metode Pembelajaran Problem Solving: Cara yang Efektif untuk Mengajarkan Siswa. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam metode pembelajaran problem solving. Berikut ini adalah langkah-langkahnya: 1. Mengidentifikasi masalah. Langkah pertama dalam metode pembelajaran problem solving adalah mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi.

  8. Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika

    Problem solving is central in mathematics. This is because the troubleshooting is close to everyday life, as well as problem solving involves thinking optimally. How to solve a problem can use Polya steps, namely: (1) understand the problem, (2) make a plan troubleshooting, (3) make a plan, and (4) check the answers.

  9. Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

    Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah - Metode mengajar adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok, agar pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik (Ahmadi, 1997).. Menurut Hamalik (1999) metode pemecahan masalah adalah suatu metode mengajar dengan ...

  10. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

    Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut: Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan ...

  11. PDF PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Aries Yuwono Guru SMA Negeri 1 Kedungwaru-Tulungagung E-mail: [email protected]. Abstract: The problem has become inseparable in people's lives. Problems can not be viewed as the only burden the man alone, but instead should be viewed as a means to bring new discoveries. Problem solving is central in mathematics.

  12. Problem Solving Dalam Pembelajaran Matematika

    Model pembelajaran problem solving dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi. Dr. Chuck W. Wiederhold (2001), seorang ahli pendidikan di bidang matematika banyak meneliti tentang model pembelajaran ini. Suatu soal hanya dapat disebut sebagai problem bagi siswa jika dipenuhi syarat-syarat ...

  13. Metode Pembelajaran Problem Solving: Memecahkan Masalah dengan Gaya

    Temukan metode pembelajaran problem solving yang efektif dan menyenangkan untuk mengatasi tantangan sehari-hari, dari algoritma matematika hingga mengoptimalkan strategi bisnis. Dapatkan tips praktis, teknik kreatif, dan pendekatan interaktif yang akan mempertajam kemampuan berpikir analitis Anda. Tuntaskan masalah dengan percaya diri dan jadilah solvers terbaik dalam era digital ini.

  14. Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah

    Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Menurut N. Sudirman (1987) metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran ...

  15. Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips ...

    Metode ini pun memastikan bahwa proses penyelesaian masalah dilakukan secara terfokus dan teratur. 5. Failure mode and effect analysis. Metode problem solving lain yang bisa kamu gunakan adalah failure mode and effect analysis. Dalam metode ini, kamu dan tim mencoba menganalisis setiap elemen dari strategi bisnis dan memikirkan hal-hal terburuk ...

  16. Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS: Membuat Belajar Menjadi

    Ingin tahu metode problem solving dalam pembelajaran IPS yang asyik dan seru? Simak ulasan lengkapnya di sini! Dengan menggunakan pendekatan interaktif dan melibatkan siswa dalam proses belajar, metode problem solving dalam pembelajaran IPS menjadi cara terbaik untuk mengasah keterampilan analisis dan penyelesaian masalah. Temukan cara-cara menarik yang membuat pelajaran IPS tak pernah ...

  17. Model pembelajaran pengajuan masalah (problem posing)

    Model pembelajaran problem posing pertama kali dikembangkan oleh ahli pendidikan Brasil, yaitu Paulo Freire pada tahun 1970 yang dituangkan dalam buku Pedagogy of the Oppressed. Sebagai strategi pembelajaran, problem posing melibatkan tiga keterampilan dasar yaitu, menyimak (listening), berdialog (dialogue), dan tindakan (action). Problem Posing.

  18. (PDF) Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam Meningkatkan

    the Application of Problem Solving learning model and IPS Learning Outcomes. The. subjects of the study were the fourth grade students of SD Inpres 3/77 Manurunge, data. collection techniques in ...

  19. PDF BAB III METODE PENELITIAN problem solving yang

    BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap efektifitas model pembelajaran problem solving yang digunakan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD Kelas V. Dilihat dari tujuan penelitian tersebut di atas, maka dalam penelitian ...

  20. Contoh kasus problem solving di sekolah, lengkap dengan penjelasannya

    Adapun problem solving di sekolah merujuk pada kemampuan siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara efektif dan kreatif. Hal ini melibatkan pemecahan masalah dalam berbagai konteks akademik dan non-akademik. Nah berikut contoh kasus problem solving di sekolah beserta proses dan manfaatnya, yang dilansir brilio ...

  21. Penerapan Problem Solving Dalam Pembelajaran IPA SD

    Oleh karena itu, metode problem solving dapat dijadikan sebagai salah satu jalan alternatif atau solusi dalam mengoptimalkan kemampuan HOTS pada pembelajaran IPA SD. Sebab, metode problem solving itu dapat memberikan sikap kemandirian anak untuk dapat memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah dengan berpikir tingkat tinggi / kritis, kreatif ...